NovelToon NovelToon
Penjara Hati Ceo

Penjara Hati Ceo

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Psikopat itu cintaku
Popularitas:88.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anggap Tidak Pernah Terjadi

Virgo marah, begitu bangun tidur di sebelahnya ada Lusi. Hanya karena wajah Lusi mirip dengan wajah Reva, bukan berarti Lusi bisa seenaknya tidur di ranjang yang sama.

Kepala Virgo benar-benar sudah oleng. Siapa yang mengajak tidur? Bukankah dia sendiri? Tapi dia malah playing victim, seolah-olah menjadi korban. Padahal korban sesungguhnya adalah Lusi.

Gadis itu bukan siapa-siapa, tidak dinikahi juga, tapi malah sudah dikawini. Ya, Setengah sadar, dengan gejolak yang menggebu-gebu, Virgo telah merasakan darah perahwan. Lalu kini dia marah-marah, seolah dia lah pihak yang sangat dirugikan.

"Siapa yang mengijinkan ku tidur di kamar ini?" Virgo menatap marah.

Lusi yang badannya sakit semua, dia merasa heran. Tadi Virgo membuainya sampai ke awan, sekarang langsung dihempas ke dasar jurang. Tatapan penuh rasa ingin memiliki, seketika berubah jadi tatapan penuh benci dan maki. Seolah dia sangat jijik pada Lusi.

"Keluar sekarang dari kamar ini!" usir Virgo. Dengan lantang, lelaki itu mengusir Lusi.

Jelas Lusi merasa sangat terhina, dia sampai tak bisa berkata-kata. Kejadiannya begitu cepat, sampai dia tidak bisa mencerna apa yang terjadi dan harus mengatakan pembelaan yang bagaimana. Virgo sama sekali tak memberikan kesempatan Lusi untuk berbicara dan membela diri.

Sampai akhirnya, karena sudah merasa terhina. Seolah dia yang menggoda Virgo sebelumnya, Lusi pun langsung meraih pakaiannya. Memainkan dengan perasaan berkecamuk, kemudian meninggalkan Virgo sendiri di dalam kamar tersebut. Seperti sampah kotor, Lusi keluar dari sana.

Virgo kembali marah-marah, dia semakin murka apalagi melihat seprai kamarnya penuh bercak darah. Virgo orang yang sangat perfeksionis. Tidak suka sesuatu yang kotor, seprainya kini kelihatan kusut dan penuh noda.

"Apa ini ... Siallll!" umpatnya kasar. Dia tahu darah apa itu. Ingin marah dan memaki-maki, ia mengusap wajahnya dengan kasar dan kembali mengumpat.

"Apa yang terjadi? Bisa-bisanya aku tidur dengan pembantu itu?" ia mendesis lagi.

Virgo lantas melempar bantal dan guling di dekatnya untuk melampiaskan emosinya itu, kemudian turun dari ranjang, dengan tanpa apapun di tubuhnya. Kesal, ia raih bad cover kemudian menutup bagian tubuhnya lalu langsung ke kamar mandi.

"Ceroboh! Kenapa sampai melakukan hal ini!" ia bercermin, memarahi pantulan dirinya sendiri.

Masih marah-marah, Virgo membasahi tubuhnya di bawah shower yang mengalir deras. Menghilangkan sisa-sisa jejak pertempuran dengan Lusi sesaat lalu.

***

Di kamar lain, Lusi juga melakukan hal yang sama. Dia mengosok badannya sampai terasa perih. Merasa kotor karena sudah melakukan hal yang seharusnya dia tak lakukan. Gadis itu menangis bersama derasnya air yang mengalir.

Harusnya tadi dia menghindar, bukan malah menerima begitu saja. Lihat sekarang? Dialah yang paling rugi dan merasa terhina sekali. Sambil membasahi wajahnya pakai air, Lusi pun menangis. Membiarkan air matanya mengalir bercampur air.

Beberapa saat kemudian.

Lusi baru keluar, tapi langsung dihadang oleh seniornya yang kemarin. Wanita itu langsung memberikan Lusi banyak pekerjaan.

"Setrika ini! Setelah itu masukkan ke dalam lemari, sesuai warna!" perintah wanita itu.

Lusi tak mengiyakan, juga tak menolak. Wanita itu malah diam saja. Sehingga pelayan senior itu kesal dan langsung meletakkan keranjang cucian di dekat kaki Lusi.

"Kerjakan! Hei! Jangan diam saja!"

Lusi malas berdebat, akhirnya dia ambil keranjang itu kemudian jalan ke tempat khusus untuk cucian bersih dan tempat setrikaan. Saat Lusi berjalan, pelayan tadi memperhatikan.

"Hei! Kakimu kenapa? Kenapa kau jalan nga-ngakang begitu?" ledeknya. Ia mencebik cara jalan Lusi.

Lusi tak menggubris, dia tetap jalan. Hatinya sedang sakit, dia tak punya kekuatan untuk bertengkar lagi. Tenaganya rasanya sudah melemah.

"Sombong sekali anak baru ini! Dari yayasan mana sebenarnya? Songong banget jadi orang!" omel pelayan senior tersebut.

Lusi tetap tak peduli, dia sedang malas berdebat. Hatinya masih sakit.

"Dasar tulli, diajak ngomong pura-pura tak dengar. Punya mulut pun tak bisa berbicara, bisu!" Pelayan itu terus saja mengoceh.

Lusi yang suasana hatinya sedang tak baik-baik saja, ia langsung berbalik dan menjatuhkan keranjang di tangannya.

BRUK!

"Kalau mau cari ribut denganku, jangan sekarang!" Lusi masih ngomong baik-baik. Tapi tatapannya kelihatan mulai tak ramah.

"Sombong sekali!" celetuk pelayan itu.

"Jangan ganggu aku. Tolong!" Lusi sudah memperingatkan baik-baik. Karena saat ini dia memang malas ribut.

"Ishhh ... pegawai baru, sudah ... Jangan banyak drama. Sama, kerjakan pekerjaan mu! Anak baru songgong."

"Sudah??? Pergilah ... kerjakan tugasmu sendiri. Tolong jangan ganggu aku." Lusi mendongak berani.

Pelayan itu tiba-tiba kok kesal, Lusi terlalu berani saat berbicara dengannya. Padahal masih anak baru. Entah mungkin terlalu jengkel, ia langsung menarik kincir Lusi, hingga tali rambutnya lepas dan rambutnya yang basah tergerai sempurna.

"Kau memang cari perkara," gumam Lusi kemudian mendorong tubuh pelayan. Mirip anak TK kalau bertengkar, dua orang ini bagai tom and Jerry, tak bisa akur kalau ketemu.

"ROSA!!! LUSI! CUKUP!" teriak kepala pelayan.

Lusi dan Rosa langsung diam. Keduanya sama-sama gusar. Ingin saling Jambak.

"Dia yang mulai duluan," ucap Lusi.

"Diam kamu!" sentak kepala pelayan.

Lusi langsung diam, hari ini benar-benar hari paling buruk sepanjang usianya yang baru 19 tahun ini.

....

Sementara di tempat lain.

Seorang perempuan cantik berpakaian serba putih dengan topi dan selimut di pangkuannya sedang menikmati pemandangan laut di atas kapal.

"Kamu suka lautnya?" tanya seorang pria di sebelahnya.

"Suka, aku memang suka laut." Ia tersenyum cantik, kemudian melihat kuku-kukunya yang lentik, dengan hiasan Swarovski.

"Tidak lama lagi, kamu tidak akan sering menatap laut seperti ini. Kamu akan kembali ke duniamu yang lama."

"Aku tahu ... " ucapnya lalu menghela napas panjang penuh arti.

"Kau senang?" tanya laki-laki itu. Kelihatan perhatian.

"Hem."

"Dia pasti terkejut ... karena kau masih hidup."

Perempuan itu menatap jauh ke depan, melihat pulau yang ada di seberang.

"Ya, dia pasti merindukan aku."

Pria di sebelahnya hanya tersenyum, kemudian minum anggur di tangannya. Keduanya sedang menikmati pemandangan di atas kapal.

***

Kediaman Virgo

Sudah 3 hari, setelah kejadian itu, Virgo tak pulang ke rumah. Sepertinya sengaja menghindar dari Lusi. Sementara Lusi, dia sudah beberapa kali mencari kesempatan untuk kabur. Rasanya sama saja, di jual Edo atau direndahkan Virgo. Sama-sama rendahan. Alhasil, Lusi berniat pergi diam-diam.

...

Jam 8 malam

Lusi menggantikan temannya untuk membuang sampah, padahal biasanya itu bukan pekerjaan Lusi. Malam itu, Lusi benar-benar berniat untuk kabur. Toh Virgo juga tak ada di rumah beberapa hari terakhir.

'Aman ... Semuanya aman.'

Lusi membawa kantong sampah kanan dan kiri. Pagar pun dibuka sedikit, dia pun keluar. Security memerhatikan dari belakang. Begitu sudah dapat angan-angan, Lusi pura-pura melemaskan otot-otot lehernya, kemudian langsung kabur dan lari sangat cepat.

"HEI!" teriak security.

Semua langsung ikut mengejar Lusi yang berani kabur dan bersambung.

1
Wasista Mustika S.
ceritanya gak bertele² dan gak gak berbelit²..
Umi Hanik
Ya Allah.....wes blendeng maneh 🤭 Jian mandi tenan mic mu mas virgo 🤣🤣🤣
Umi Hanik
kayak e Thor sep lagi Ter Damar-Damar 😁
Umi Hanik
koyo lagu honey bunny sweety 🤭
Umi Hanik
bojone Nadine ngaleh Rene 😂
Aditya HP/bunda lia
makasih tamat juga gak bertele2 dan gak banyak konflik 👍🙏
Ila Lee
Mas atau abang masa dipanggil bapak lusi2
Ila Lee
reva kamu Makin buat virgu marah sama kamu kerana sudah megangu lusi
*Septi*
aku syuka aku syuka..
terimakasih juga kak sept 😇
*Septi*
wah hamil anak ke 3
𝐙⃝🦜🍅🌹
lah tamat🥺
Bu Yudi Wahono
mbak sept kok cepat amat the end
hania putri
damar itu bojone nadine, kenapa malah nyasar dimari? 😄
Sept September: adoh salah kamar hehhehe
total 1 replies
Umine LulubagirAwi
lahh end ja. kirain bkln bnyk babnya
Diedie
nunggu up novel selnjutny kak sept 🤗
aurel chantika
GK ada kabar tau-taunya tamat aja mak
aurel chantika
lah damar lagi
aurel chantika
damar sopo mak
Sept September: maaf kak. novel sebelah hehehhe
total 1 replies
Imas Kartini
aduh ka udah tamat lagi rasanya masih kangen cerita nya pak virgo dan Lusi makasih ka sept atas semua karya nya love love sekebon🥰
Imas Atiah
yah tamat aja ,GPP tapi seneng happy ending ,turut berduka cita juga KK sept untuk bibinya semoga Husnul khotimah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!