🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Ternyata kamu itu orangnya asik juga ya, selama ini kamu terus menutup diri," ucap Amara.
"Iya, aku juga baru tahu kalau Chasyn orangnya juga dermawan dan baik," sambung Iyan.
"Kalian memujiku ada apa-apanya nggak nih?" tebak Chasyn.
"Wajar saja jika kamu curiga, selama ini kita nggak dekat, aneh jika saat kamu sekarang kaya baru kami dekat, tapi sebenarnya tidak seperti yang kamu pikirkan kok," ucap Iyan.
"Baiklah aku percaya dengan kalian," ucap Chasyn.
"Ini makanannya, wah senang jika sekarang Chasyn ada di sini," ucap ibu kantin tersenyum.
"Terima kasih buk," ucap Chasyn.
"Iya sama-sama," jawab ibu kantin meletakkan makan di atas meja.
"Selamat makan."
Mereka menyantap makanannya dengan lahap.
"Di beri tahu kepada seluruh siswa yang belum bayar uang SPP, harap ke kantor sekarang." terdengar suara dari pengeras suara kantor.
"Aku ke kantor sekarang ya," ucap Chasyn.
"Baiklah kami tunggu di sini ya," ucap Iyan.
"Iya, tapi kalo udah masuk, kalian duluan juga nggak apa-apa," ucap Chasyn.
"Iya," angguk Iyan.
Chasyn berdiri dan berjalan menuju kantor. Di sana sudah ada beberapa orang yang datang.
"Baiklah ibu sebut ya bagi yang belum bayar," ucap Ibu guru itu melihat nama yang sudah tercatat di selembar kertas.
"Ardan," panggil ibu guru itu.
"Saya bu," jawab Ardan ketika namanya di panggil.
"Kamu sudah nunggak 3 bulan, jadi ini kapan bayarnya?" tanya Bu guru.
"Hm... orang tua saya belum punya uang Bu," jawab Ardan menundukkan kepalanya.
"Pulang sekolah kamu kasih tau sama orang tua kamu ya, jika memang tak ada uang, orang tua kamu bisa datang ke sekolah dan memberi tahu pihak sekolah tentang bagaimana solusinya," ucap Bu guru itu.
"Baik Bu," angguk Ardan.
"Kamu boleh pergi," ucap Bu guru itu.
"Iya Bu," angguk Ardan dan ia pun pergi. Karena merasa kasihan Chasyn mengejarnya lalu memanggilnya.
"Ini ada sedikit yang, semoga bisa membantumu untuk meringankan beban orang tuamu," ucap Chasyn mengeluarkan uang dari dalam dompetnya lalu memegang tangan Ardan dan meletakkan uang tersebut dalam genggamannya.
"Kamu siapa? Kenapa baik sekali denganku?" tanya Ardan.
"Kamu jangan pikir kan siapa aku, ambil saja dan bayarkan kepada guru itu," ucap Chasyn.
"Terima kasih banyak atas kebaikanmu, aku pasti akan mengingatnya terus," ucap Ardan dengan mata yang berkaca-kaca.
"Chasyn!" panggil ibu guru itu.
"Ya udah aku masuk dulu," ucap Chasyn meninggalkan Ardan dan masuk ke dalam.
"Saya Bu," jawab Chasyn.
Seseorang keluar dari ruangan tersebut dengan wajah biasa saja. Mungkin dia cuma nunggak 1 bulan atau mungkin langsung di bayar.
"Kamu sudah nggak bayar selama 5 bulan, waktu itu ngerti ayahmu meninggal dan sengaja tidak memintanya dulu, tapi jika kamu punya uang kamu bayar ya, lagi kabarnya kamu punya mobil sport dan bajumu baru, apa kamu uang sekarang?" tanya Bu guru.
"Lima bulan berapa Bu?" tanya Chasyn.
"1 juta 5 ratus," jawab ibu itu.
Chasyn membuka dompetnya lalu mengeluarkan uangnya.
"Ini bu, aku langsung bayar 1 tahun ya," ucap Chasyn menyerahkan uang 3 juta 6 ratus.
"Udah kaya kamu sekarang?" tanya ibu itu mengambil uang yang ada di meja dan menghitungnya.
"Hm... bukan kaya, tapi hanya punya uang sedikit lebih saja buk," jawab Chasyn menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal itu.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih