Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Sore hari semua penghuni rumah tengah asik bercengkrama di ruang keluarga sambil menonton TV lebih tepatnya hanya Kiara yang menonton film kartun kesayangannya, karena nenek Astri sibuk memijat rambut Kiara memakaikan minyak yang merupakan rutinitas nenek ketika sedang bersantai.
Sedangkan kakek sibuk menyesap kopi dan membahas pelaksanaan proyek yang akan di kerjakan Elvano.
"Bagaimana? apa kau berhasil membujuknya" tanya kakek Bima. Elvano tersenyum melihat Kiara yang terbahak-bahak karena film kartu kucing dan tikus.
"Sudah kek, tapi dengan syarat" jawab Elvano
"Syarat?" Kakek mengernyitkan kening.
Elvano mengangguk sambil tersenyum
"Dia yang mendesain resort, tadi dia sudah memberikan desain kasarnya padaku dan aku setuju" ujar Elvano.
"memang dia bercita-cita menjadi Arsitek, dari kecil dia suka menggambar, entah siapa yang dia turun, setahuku ibunya tidak seperti itu" ucap kakek Bima sambil menyandarkan punggungnya menatap langit-langit rumah.
"M-maaf kek kalau boleh tau ayah dan ibunya Kiara dimana?" tanya Elvano penasaran.
kakek Bima melihat Kiara sudah tertidur di pangkuan neneknya lalu mendesah.
"ibunya meninggal saat dia baru di lahirkan, sedangkan ayahnya aku sendiri tidak tau" kata kakek Bima.
"Dia sepertimu, seorang asing yang jatuh cinta dengan putriku, bedanya mereka menikah karena saling jatuh cinta tidak seperti kalian yang menikah gara-gara di gerebek warga" kakek tersenyum mengingat-ingat kejadian beberapa hari yang lalu dimana cucunya di arak ke balai bersama pria asing.
"Saat usia kandungannya 7 bulan ayah Kiara meminta ijin pulang, dia ingin memberitahu keluarganya" kakek menjeda ceritanya dan menarik nafas, karena itu adalah awal kehancuran anak semata wayangnya. anak yang selalu tersenyum ceria di depannya tapi dalam kesendirian dia menangis merindukan suaminya.
"awalnya dia ingin mengajak Salma ibu Kiara tapi aku tidak mengijinkan karena waktu itu salma sering pendarahan" air mata nenek Astri meleleh saat mendengar cerita sang suami mengingat begitu menderita putrinya waktu itu.
"Dia berjanji akan datang sebelum salma melahirkan, sampai sekarang tidak ada kabar berita" kakek menghela nafasnya berat dan menghapus air mata yang tak jadi meleleh.
Elvano hanya diam, memandang Kiara hatinya merasa iba.
"Apa kakek tidak pernah mencarinya" tanya Elvano.
"Pernah! tapi tidak membuahkan hasil, dia seperti hilang di telan bumi" ujar kakek Bima.
Elvano mendesah dan memegang tangan kakek Bima
"Aku berjanji kek, aku akan menjaga dan membahagiakannya" ucap Elvano serius.
"Jangan mudah mengatakan janji anak muda, bahkan minggu depan kau akan meninggalkannya" ujar kakek Bima tersenyum smirk.
"Aku hanya berharap apa yang terjadi pada ibu Kiara tidak terjadi pada Kiara, walau aku tau Kiara anak yang kuat, tapi dia hanya seorang wanita yang bisa rapuh" ujar kakek Bima lagi.
"Baiklah kek aku tidak akan berjanji aku akan memberi bukti" timpal Elvano
"ucapanmu sudah seperti slogan pilkada anak muda" kakek Bima tertawa mendengar ucapan cucu mantunya itu dan Elvano hanya tersenyum kikuk menggaruk-garuk kepalanya.
sungguh dia bisa mencairkan suasana sedih sedan yang tadi mencekam menjadi canda tawa, sedangkan nenek Astri hanya tersenyum geleng-geleng.
"Sudahlah kek aku mau bawa istriku kekamar" ucap Elvano beranjak dari duduknya menghampiri Kiara sedang masih tertidur.
"Aku akan menggendongnya nek" Elvano meminta ijin membawa Kiara dan diangguki oleh nenek Astri.
"Hei kau mau kemana anak muda, jangan kau apa-apakan cucuku" ucap kakek Bima yang melihat Elvano menggendong Kiara ala bridal style membawanya masuk kamar. Elvano agak kesulitan meraih gagang pintu, dengan susah payah akhirnya terbuka juga.
Elvano membaringkan Kiara diatas ranjang empuknya dan menyelimuti sebatas dada.
Elvano menghidupkan laptopnya memeriksa email yang masuk kemudian dia mulai membuat desain baru menyempurnakan desain milik Kiara dan mengirimkannya melalui email pada Johan.
Elvano mengambil ponselnya dan menghubungi Johan. tidak lama sambungannya pun di angkat.
"Hallo tuan" jawab Johan
"Apa kau sudah cek email yang aku kirim" tanya Elvano.
"Belum tuan, maaf saya baru selesai mandi, aku akan memeriksanya" ucap Johan segera menghidupkan laptopnya.
Tut..tut..tut
Elvano mematikan teleponnya dan beberapa menit Johan menghubungi kembali
"Wow tuan ide anda sungguh brilyan, anda sungguh memanfaatkan waktu dengan baik" ucap Johan takjub dengan desain atasannya.
"Bukan ideku tapi istriku" ucap Elvano santai.
"Apa!! istri tuan? maksudnya nona Kiara?" tanya Johan bingung, karena istri bosnya baru lulus SMA, sedangkan calon istrinya bisa di katakan calon mantan bisa jadi karena mereka menggeluti bisnis yang sama.
"ck, tentu saja istriku cuma satu" Elvano geram oleh pertanyaan Johan.
"Aku pikir nona Belva karena kalian menggeluti bidang yang sama" ucap Johan berhati-hati.
Elvano terdiam dan menghembuskan nafasnya pelan. entah kenapa sedikit demi sedikit nama Belva sudah mulai menghilang dari hatinya menyisakan rasa bersalah. walaupun tidak di sengaja tapi dia sudah mengkhianati kekasihnya itu.
"Maaf tuan" Johan merasa tak enak hati.
"Tidak apa Jo, yang perlu kau ingat istriku hanya satu yaitu Kiara" ucap Elvano
"Dan satu lagi Jo buatkan surat kontrak kerjasama antara aku dan istriku mengenai resort segera kau kirim" ucap Elvano lagi.
"Apa tuan? kenapa istri anda?" tanya Johan tidak percaya.
"Sudahlah Jo jangan banyak tanya, istriku pemilik lahan yang sedang kita incar paham" bentak Elvano dan mematikan teleponnya.
"ada apa dengan tuan vano dari tadi istriku istriku terus apa dia sudah menerima pernikahannya" ucap Johan bermonolog.
"Tapi tunggu! nona Kiara pemilik lahan dan juga mendesainnya juga! wah wah sungguh sesuatu istri tuan vano" ujarnya lagi.
"Kiara yang sudah bangun menyunggingkan senyum dengan mata masih terpejam saat mendengar Elvano menyebut dia dengan kata "istriku".
Setelah mematikan teleponnya Elvano meletakkan ponsel diatas nakas dan membaringkan tubuhnya di samping Kiara yang mebelakanginya.
Elvano memeluk Kiara dari belakang, mencium bahu menghirup aroma wangi tubuh istrinya.
"Hanya kaulah istriku, tidak akan ada yang lain, aku akan menyelesaikan yang disana dan kembali padamu, kau tau Kiara entah sejak kapan tapi dadaku berdebar saat bersamamu" ucap Elvano yang tak sadar kalau Kiara mendengar ucapannya.
Detak jantung Kiara tidak beraturan saat Elvano memeluk dan mengatakan kata-kata manis, jantungnya serasa ingin meledak keluar dan memeluk bule ganteng di sampingnya.
Elvano tersenyum saat dia merasakan detak jantung Kiara yang berdebar hebat.
"Dan kau tau sayang, aku tau kalau kau.." kalimat Elvano terjeda dan membuat Kiara penasaran. Elvano membalik tubuh Kiara dan menindihnya, kini dia berada diatas Kiara dan membelai pipinya.
"Dan aku tau kalau kau pura-pura tidur" Seketika mata indah Kiara terbuka lebar menatap Elvano yang ada diatasnya. wajahnya bersemu merah. Elvano mengecup bibir ranum Kiara dan tersenyum "aku mencintaimu" mulut Kiara menganga dan melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
~bersambung dulu ya reader semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalkan jejak,, I love you all🥰😍