Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Viral
Hari hari berlalu bulan berganti tahun. Saat ini si kembar sudah berusia 7 tahun. Sekarang menduduki sekolah dasar kelas 6.
Kenapa kelas 6? Karena si kembar loncat kelas. Di usia nya yang keempat tahun si kembar sudah kelas satu SD.
Jadi tidak heran kalau di usia nya yang ke 7 tahun sudah duduk di kelas 6 SD karena kejeniusan nya.
"Mommy, Mommy jemput kita?" tanya Ram si bungsu, nama sebenarnya Ramendra.
"Iya dong, Mommy mau ajak kalian jalan jalan."
"Benarkah mommy?" Diva mengangguk sambil tersenyum.
"Asyik." walaupun si kembar jenius tapi tetap saja anak anak.
"Mommy bagaimana dengan perusahaan?" Tanya Rayden.
Rayden yang biasa di panggil Ray adalah anak pertama. Sikap nya dingin pada orang lain dan hangat cuma pada mommy nya.
Terkadang saudara saudara nya memberi nya gelar manusia kutub. Perusahaan mereka di beri nama SEVEN R CORP. Dan bergerak di bidang mainan seperti mobil mainan, pesawat mainan, dan banyak lagi. Perusahaan SEVEN R CORP telah berdiri setahun yang lalu, dan di kelola oleh Diva yang tentunya di bantu si kembar dari balik layar.
Apalagi si kembar menguasai berbagai macam bahasa asing. Kalau ada pertemuan dengan klien dari negara asing, Diva pasti akan membawa salah satu dari si kembar.
( Nanti aja ya kita bahas tentang perusahaan. sekarang kita ikut si kembar jalan jalan)
"Perusahaan baik, aset kita makin meningkat," jawab Diva.
"Anak anak ayo silahkan masuk kita jalan jalan." ucap Diva lagi.
"Yuk," jawab si kembar serentak.
Mereka pun masuk ke dalam mobil. Diva melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
"Mom, seperti nya ada yang mengikuti kita," ucap Ram.
"Hmmm, mom juga merasa kan nya." balas Diva.
"Santai aja mom biar mereka tidak curiga." Roy.
Diva pun bersikap seperti biasa. mobil mereka masih berjalan seperti biasa, hingga sampai di tempat sepi mobil mereka di hadang.
Turun lah Lima orang berbadan besar. salah satunya mengetuk kaca mobil mereka.
"Turun." Perintah orang itu. Diva membuka kaca mobil nya sedikit.
"Ada apa ya, rasanya kita tidak ada urusan?"
"Cepat turun, atau saya pecah kan kaca mobil ini." Diva dan si kembar pun akhirnya turun.
"Kalian bawa senjata?" tanya Diva sambil berbisik.
"Bawa mom," jawab si kembar berbisik pula.
"Ayo jalan." perintah orang itu sambil mendorng tubuh Diva.
"Pak jangan dorong-dorong dong, kalau jatuh sakit tau." ucap Diva.
"Itu bukan urusan saya, saya hanya menjalankan perintah dari bos."
"Siapa bos kalian?"
"Nona tidak perlu tau." Saat mereka lengah si kembar menjalankan aksi.
Si kembar mengarah kan jam tangan nya kepada kelima pria yang yang berbadan besar itu. Keluar lah jarum dan tepat mengenai leher mereka masing masing. seketika itu juga mereka ambruk di tanah.
Ray menghubungi bawahan nya untuk datang ke lokasi kejadian. Tak lama para bawahan nya pun datang.
"Urus mereka semua, ingat jangan biarkan mereka terlepas." perintah Ray.
"Ayo Mom kita lanjut." ajak Ram.
"Mommy bangga dengan kalian," Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Sampai lah mereka di tempat yang di tuju, sebuah mall terbesar di Jakarta. Setelah mobil terparkir, mereka pun turun.
"Kita belanja sepuasnya," teriak Diva penuh semangat agar si kembar juga semangat.
Mereka berjalan beriringan dan Diva berada di tengah tengah si kembar.
"Mau belanja dulu atau main dulu?" tanya Diva.
"Kita main dulu ya mom, boleh?" tanya Rakha.
"Boleh dong, ayo!"
Mereka menuju lantai teratas tempat permainan berada. mereka membeli tiket masuk, dan masuk bersama sama.
"Mommy tidak ikut main?"
"Tidak, mommy di sini saja." jawab Diva.
Diva melambaikan tangannya pada si kembar. Gelak tawa si kembar memberi kebahagiaan tersendiri bagi Diva.
Anak yang di titipkan pada nya kini sudah menjadi anak yang jenius. Berbagai prestasi di raih oleh mereka.
"Ini kah rencana Mu Tuhan?" batin Diva.
Setelah puas bermain si kembar pun menghampiri mommy nya.
"Gimana main nya sudah puas, belum?"
"Kita mau main itu mom," Raffa menunjuk tempat capit boneka.
"Kalian kan anak laki laki, masa mau main boneka."
"Boleh ya Mom?" pinta Rasya dengan puppy eyes nya.
Kalau sudah begini mana tega Diva menolak nya? Si kembar bermain capit boneka, hingga boneka yang tersisa hanya beberapa buah saja.
"Tenang Pak, nanti kami ganti kok." kata Ram karena tau wajah Bapak itu muram.
Setelah selesai bermain, si kembar mengeluarkan uang masing-masing satu ikat. jadi semua tujuh ikat dan memberi kan nya pada Bapak itu. Satu ikat uang itu ada 5juta.
"Cukup Pak?" tanya si kembar.
"Cu-cukup nak, lebih malah."
"Gak apa-apa Pak anggap saja rezeki."
"Terima kasih nak, terimakasih."
"Sudah Pak jangan muram lagi."
" Eh..."Bapak itu melongo dan baru sadar si kembar sudah pergi dari tempat itu.
Si kembar membawa hadiah hadiah mereka. dan membagi kan nya pada setiap anak yang di temui di mall ini. Aksi mereka mendapat kekaguman dari para pengunjung, bahkan ada yang memvideokan mereka, ada juga yang melakukan siaran langsung.
Seketika itu juga si kembar menjadi viral. Video mereka membagi kan boneka menjadi trending topik dan sudah di tonton jutaan orang, dalam waktu satu jam.
Si kembar dan Diva sungguh tidak menyadari kalau mereka jadi perbincangan di dunia Maya, banyak komentar komentar positif yang memuji ketampanan anak kembar 7 dan kecantikan si ibu serta kebaikan hati mereka yang mau berbagi dengan orang lain.
"Mom lapar," rengek Rakha.
"Kalau begitu kita makan dulu, habis itu baru berbelanja."
Mereka akhirnya makan di restoran dalam mall tersebut. Saat mereka baru duduk, Diva di hampiri teman sekelas nya dulu yang terkenal sombong.
"Wah kebetulan bertemu si miskin di sini." kata Rebecca dan dua teman nya yaitu Laura dan Reina.
Diva dan si kembar hanya diam saja seolah tidak terusik sama sekali. Diva di sekolah dulu memang di kenal sebagai orang miskin karena apa yang di pakai serba sederhana. Diva tidak mau pamer kekayaan.
Penampilan nya yang sederhana disalah artikan oleh teman sekelas nya. Di tambah lagi Diva bersekolah dengan beasiswa full.
"Heh miskin Lo dengar gak?"
"Tante menor, kalau mau teriak-teriak jangan di sini. Pergi ketempat taman hiburan sana, muka udah kaya badut." kata Ren.
"Heh bocah, berani lo ya bilang gue badut."
" Kita bicara sesuai fakta kok, Tante." Roy.
"Tante tiada cermin ya di rumah, lain kali beli cermin yang besar agar dapat berkaca," Ram.
"Heh kalian awas ya," Rebecca hendak menampar si kembar, tapi tangan Rebecca lebih dulu di cekal.
"Jangan sentuh anak anak ku." Diva menatap tajam Rebecca.
" Jangan karena selama ini saya diam, bukan berarti saya kalah." kata Diva lagi.
"Miskin ya miskin aja jangan sok sokan melawan gue.... Aww." Ray menendang tulang kering Rebecca.
"Enak kan Tante badut, mau lagi?" tanya Ray.
"Aaww... sakit." Rebecca menjerit kesakitan akhirnya ia terjerembab di lantai.
"Tante berdua mau juga?" Laura dan Reina menggeleng dengan cepat.
" Ti-tidak, biar kami pergi saja." Laura.
"Woy.... tolongin gue, masa di tinggal sih!" Tapi Laura dan Reina tidak peduli terus saja pergi dari tempat itu.
"Anak anak, kita makan di tempat lain aja ya." ucap Diva.
"Baik mom." jawab si kembar serentak.
Rebecca masih di tempat itu tidak bisa bangkit karena kedua kakinya terasa patah oleh tendangan si kembar.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇