10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 14 - Keputusan Penting
Bukan hanya pergi ke rumah sakit, Anna juga sekalian pamit untuk pulang. Mulai nanti malam dia akan tinggal di rumah Alam.
Nanti dia tidak lagi pulang ke rumah utama ini.
"Sayang, ini ada bingkisan dari Luna. Katanya hadiah kamu dan Alam tinggal bersama," ucap Rachel. Hanya ada Rachel disini, sementara semua orang sudah pergi. Rachel mengulurkan sebuah kotak kado, dibungkus dengan warna merah menyala.
"Apa isinya Ma?"
"Tidak tahu, Luna tidak bilang."
Anna mengambil kotak itu dan langsung menaruhnya di kursi belakang.
"Jangan ketinggalan di mobil, bawa kemanapun kamu pergi biar tidak lupa. Kata Luna harus dibuka kalau kamu sudah sampai di rumah."
"Iya Ma, aku pergi dulu ya?"
"Hem, Kalau ada apa-apa kabari mama."
Anna mengangguk dan mereka pun berpisah.
Anna sampai di rumah sakit tepat waktu, tidak peduli meski kemarin Maura memintanya untuk datang lebih awal, tapi Anna tetap datang di waktu yang sama, yang penting dia tidak telat.
Di dampingi oleh dua perawat, Anna berkeliling untuk memeriksa kondisi pasien yang dia tangani. Masuk ke ruang pasien 1 dan ruang pasien lainnya.
Sampai akhirnya di salah satu ruangan ada seorang pasien yang mencuri perhatiannya. Pasien itu bukan pasien yang dia tangani, namun pasien itu terus merintih menahan sakit di perutnya. Sesekali gadis itu menatapnya seolah meminta pertolongan.
Anna tidak bisa acuh, lantas dia melangkahkan kaki mendekati sang pasien. Seorang gadis muda dengan wajah yang begitu pucat.
"Dok, tolong anak saya, tidak bisakah jadwal operasinya dipercepat?" tanya kerabat pasien itu, sepertinya adalah ibu pasien.
"Maaf Nyonya, kapan jadwal operasinya?"
"Nanti jam 8 malam, tapi anak saya sudah tidak sanggup menahan sakitnya Dok. Dan kami sudah menunggu dari tadi pagi." pintanya dengan raut wajah memelas.
Anna mengambil waktu, permisi sejenak untuk membaca rekam medis pasien.
Ibu itu mengangguk dan mengatakan akan menunggu Anna.
Selesai dengan tugasnya, Anna dan kedua perawat itu menghampiri meja informasi untuk pasien di lantai ini. Mencari pasien atas nama Pricilla.
Pricilla gadis berusia 16 tahun, mengidap penyakit usus buntu dan ditangani oleh Anton sebagai dokter spesialis bedah Digestif. Dokter spesialis bedah digestif menangani masalah pada saluran dan organ pencernaan.
"Dimana dokter Anton sekarang?" tanya Anna.
"Masih mengikuti seminar Dok."
"Seminar? disaat dia memiliki pasien genting seperti ini?!" tanya Anna dengan suaranya yang menekan.
Sementara perawat itu bingung harus menjawab apa.
"Coba hubungi dokter Anton, aku ingin bicara."
"Baik Dok."
Hingga panggilan ketiga telepon itu tidak juga mendapatkan jawaban. Anna sungguh geram. Bukankah pasien harus secepatnya ditangani? kenapa harus diulur-ulur.
"Periksa apakah ada ruang operasi yang kosong. Aku akan terus menghubungi dokter Anton." Titah Anna. Dan mereka semua mulai bergerak.
Anna coba menghubungi Anton setelah mencatat nomor dari sebuah buku di meja informasi. Tapi sayang, panggilannya pun tidak mendapatkan jawaban.
Jika disuatu kondisi tertentu dokter spesialis bedah memiliki halangan untuk menjalankan operasi, maka dokter bedah umum dapat menggantikan peran dokter spesialis tersebut sesuai dengan keilmuan dokternya.
Dan untuk masalah ini Anna sangat memahami. Anna bahkan sudah menguasai semua teknik bedah. Namun semua keahlian yang dia punya ditutup rapat-rapat, hanya Alam yang tahu semuanya dan membuat Anna hanya diterima sebagai dokter bedah umum.
Sebuah keputusan penting harus Anna ambil, meski harus melawan prosedur rumah sakit.
Tapi Anna sungguh tidak tega meninggalkan pasien berlama-lama dengan penyakit yang dia punya.
"Dokter Anna," panggil salah satu perawat, menghampiri Anna.
"Ruang operasi 5 dan 8 kosong. tidak dipakai hingga sore nanti."
"Baiklah, siapkan ruang operasi 5. Kita akan menjalankan operasi untuk Pricilla."
Perawat itu hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar, sungguh, dia sangat meragukan kemampuan Anna, karena Anna masih lah dokter baru di rumah sakit ini. Satu satunya dokter yang belum masuk ke ruang operasi.