NovelToon NovelToon
Menjaga Amanah Terakhir

Menjaga Amanah Terakhir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami
Popularitas:625.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sasa Al Khansa

Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.

Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.

" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi

" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.

Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.

Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)

Menjaga Amanah Terakhir (14)

Saat Anin berusaha membangunkan Kenan, dalam mimpi Kenan justru kini sedang bersimpuh di hadapan ibunya.

Menangis dan terus meminta maaf karena sang ibu juga hanya menangis tanpa mengatakan apapun.

Kenan yang paham langsung menyadari kesalahannya. Hanya satu yang tidak Kenan sadari. Bahwa perempuan paruh baya yang kini duduk di kursi itu sebenarnya telah tiada.

" Maaf kalau Kenan tidak meminta restu ibu saat menikahi Laras." lirih Kenan dengan air mata berlinang.

Satu hal yang selalu mudah bagi Kenan untuk membuat air matanya mengalir adalah melihat ibunya menangis. Apalagi kini ibunya menangis karena dirinya.

Ya, pada kenyataannya pun, Kenan tak pernah berdziarah ke makam sang ibu. Untuk sekedar meminta restu. Jangankan meminta restu , sekedar berdziarah pun jarang Kenan lakukan.

" Duduklah di sini," satu kata dari mulut Bu Yuni akhirnya keluar.

Kenan mengangkat wajahnya dan melihat wajah sang ibu yang sembab sekalipun kini ia tersenyum.

" Ayo duduk di kursi. Ibu ingin mengatakan sesuatu," pinta Bu Yuni lagi.

Sejenak keduanya terdiam. Menatap danau di depan mereka. Tenang dengan semilir angin yang menyejukkan.

" Ken, ibu menitipkan Anin padamu agar kamu membahagiakannya." ucapnya.

Kenan diam. Sadar selama ini belum bisa membahagiakan Anin.

" Sejak kecil, di tinggal ibunya yang meninggal. Ayahnya pun entah dimana apakah dia tahu ada Anin ataukah tidak," jelas Bu Yuni.

Kenan mengerutkan keningnya. Asal usul Anin memang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

" Ibu sudah berjanji pada Manda untuk menjaga putrinya. Hingga akhirnya ibu memintamu menjaganya. Karena ibu tidak bisa selamanya menjaga Anin,"

Kenan masih diam. Ia masih mencerna cerita dari ibunya.

" Manda siapa?,"

" Sahabat ibu." jawab Bu Yuni singkat.

" Jadi, Anin tidak seperti anak panti yang lain? ," tanya Kenan bingung.

selama ini Kenan pikir Anin adalah anak yang di buang ibunya atau dititipkan oleh orang yang tidak di kenal oleh ibunya.

" Bukan. Anin anak sahabat ibu. ibu sangat menyayanginya. Hidupnya sudah sangat menyedihkan sejak ia di lahirkan. Karena itu bahagiakan dia, jaga dia. Hanya itu yang ibu minta padamu."

" Maaf, sudah mengecewakan ibu,"

" Sudah terlanjur."

Kenan membeku saat mendengar nada bicara ibunya.

" kamu ingat brangkas milik ibu?,"

Kenan mengangguk. Sang ibu pernah memberikan kode brangkas miliknya yang tersimpan di kamar pribadinya.

" Ibu belum sempat memberi tahu Anin tentang keluarga kandungnya. Sekarang tugasmu memberitahunya,"

" Kenapa tidak ibu saja?," tanya Kenan heran.

Bu Yuni hanya tersenyum. Kenan masih belum sadar bahwa ibunya telah tiada.

" Ibu minta tolong ya." ucapnya lagi tanpa mengatakan apapun dan pergi meninggalkan Kenan yang tiba-tiba tak bisa bergerak. Bahkan tak bisa menyusul sang ibu yang melangkah pergi meninggalkannya.

" Bu!! Ibu!!," teriak Kenan

Teriak Kenan namun, Bu Yuni langsung menghilang begitu saja menjadi serpihan cahaya.

Teriakan Kenan dalam mimpi terbawa sampai ke dunia nyata.

Anin yang sudah mengompres Kenan kembali terkejut mendengar teriakan suaminya.

Tadi, sekalipun ia tak berhasil membangunkan Kenan dari tidurnya,namun, kenan sudah tidak lagi berteriak.

Sehingga Anin langsung mengambil air hangat untuk mengompres Kenan.

" Mas, bangun!! ," berkali-kali Anin memanggil Kenan dan menepuk-nepuk pipi suaminya pelan.

" Ibu!!," Kenan terbangun setelah ia berteriak memanggil ibunya.

" Itu hanya mimpi,mas," ucap Anin yang masih memegang lengan Kenan karena dari tadi ia mengguncang tubuh suaminya agar bangun dari tidurnya.

Nafas Kenan masih tak beraturan. Ia memandang Anin yang melihatnya dengan cemas.

" Aku hanya mimpi?," tanya Kenan dan Anin hanya mengangguk

" Ayo minum dulu, mas," Anin membantu Kenan agar duduk bersandar pada head board.

Perlahan membantu Kenan Minun air yang sudah ia ambil tadi.

" Sudah lebih baik?," tanya Anin.

" Hmm. Terimakasih,"

Anin hanya mengangguk dan tersenyum. Ia beranjak untuk menganti air hangat yang digunakan untuk mengompres suaminya. Airnya sudah dingin.

" Mau kemana?,"

" Mengganti air ini. Mas masih panas, masih harus di kompres," ucapnya berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan Kenan.

Kenan meraba keningnya dan memang panas. Namun, ia seolah tak ingin Anin meninggalkannya seorang diri di sana.

"Kemarilah," pinta Kenan dengan suara pelan menepuk kasur di sebelahnya.

Anin diam. Tidak mengerti.

" Kemari lah,temani aku tidur lagi,"

" Tapi, mas harus minum obat. Anin sekalian akan membuat bubur,"

Anin memang tidak berbohong. Selain mengganti air kompresan, Anin juga sekalian ingin membuatkan Kenan bubur, supaya suaminya itu bisa minum obat.

Kenan melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua malam.

" Masih malam. Aku hanya ingin tidur. Tolong temani aku," pintanya lagi.

Melihat Anin yang masih tak bergerak. Kenan langsung menarik tangan Anin yang belum sempat mengambil baskom di atas nakas hingga Anin jatuh ke atas tubuhnya.

" Mas!!," Anin terkejut dengan tindakan Kanan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Berada dengan posisi ini membuat jantung Anin. Berdegup kencang.

" Temani aku tidur. Besok pagi saja buatkan buburnya," Pinta Kenan sambil menutup matanya. Merasa nyaman saat bisa memeluk istrinya.

Anin akhirnya hanya pasrah." Ya, sudah. Aku temani. Tapi, lepaskan dulu. Tidak nyaman tidur dalam posisi ini," pinta Anin.

Benar. Posisinya tidak nyaman jika untuk tidur. Sekalipun Kenan merasa nyaman bisa mendekap sang istri,namun jujur saja posisinya cukup ambigu jika orang melihatnya. Walaupun tidak mungkin ada yang melihat.

" Hmm," gumam Kenan sambil memutar tubuhnya. Membuat Anin tertidur di atas kasur dengan posisi keduanya saling berhadapan.

" Tidurlah," ucap kenan yang masih memejamkan matanya.

Anin hanya diam. Ia pun memejamkan matanya. Walaupun debaran jantungnya semakin tak bisa ia kendalikan.

Jika Kenan sudah kembali tertidur, berbeda dengan Anin. Bukan tak nyaman dalam dekapan suaminya. Terlalu nyaman sebenarnya. Hanya saja, ia seolah tak ingin kehilangan momen ini.

Terlepas apapun alasan suaminya bersikap seperti ini, nyatanya hatinya bahagia.

Dulu, jangankan di peluk seperti ini, mereka saja tidur saling membelakangi.

Perlahan,Anin mengangkat tangannya yang bisa terlepas dengan mudah dari dekapan Kenan karena pelukannya mengendur setelah terlelap.

Mengusap kening suaminya yang di banjiri keringat. "Kenapa sikap mas berubah justru setelah aku mengizinkan mas menikahinya?," lirihnya bertanya entah pada siapa.

suaminya telah kembali tidur dengan nyenyak.

...*******...

Anin sedang memasak bubur di dapur. Setelah memastikan suaminya tidur nyenyak dan kondisinya baik-baik saja, Anin langsung beranjak ke dapur.

Hampir selesai, tinggal menggoreng bawang merah sebagai taburan.

Saat memotong bawang merah, Anin terkejut hingga tak sengaja melukai jarinya.

" Astaghfirullah," Anin langsung menghisap jarinya

Kenan yang sadar apa yang terjadi langsung menarik tangan Anin dan kini ia yang menghiap jari itu.

Deg

Tindakan refleks Kenan membuat Anin tertegun.

Ia bahkan tak sadar jika kini jarinya sudah si balut plester oleh Kenan.

" Maaf membuatmu kaget," ucap Kenan yang merasa bersalah karena tindakannya yang memeluk Anin dari belakang malah berakhir dengan jari Anin yang terluka.

TBC

1
aca
ngapain cemburu lo aja nikah ma jalang bulan madu gk mikir tuh perasaan anin kok anin mau balik laki bekas kek lu
Ayu Wulan Dari Aseng
Luar biasa
Vitriani
Lumayan
yellya
amazing kamu anin👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Mer
kenapa Anin gampang bgt ya memaafkan semua orang yg menyakitinya, ayahnya ,Clarissa ehh...ini kan dunia halu😁
Elly Atmawati
Luar biasa
Tining Revi
sesak thor dadaku. anin yg sabar ya...
yellya
Luar biasa
yellya
betul bngt rein, udh 2 minusnya 😬😬
Sophia Aya
mampir Thor
Wy Ky
keren
Srudatin
Luar biasa
Athallah Linggar
Hwran mo ada acara ko mesra2n smpe ga inget pny baby. Mbok ya o mkirr,masih ada wkt ni wktnya bwt baby. Gwmesssihhh
Athallah Linggar
ini si anak tiri dasar
Mesra Turnip
miris yah, rata-rata korban uler betina adalah orang cerdas dan mapan, haisshhh jadi bingung. sehat dan happy terus ya Thor !
Nini Tuti
Luar biasa
Zahara Arifin
Kecewa
Zahara Arifin
Buruk
Jetty Eva
typo lagiii typo lagi..🙃🙃🙃
Jetty Eva
Ayahx Anin yg beli..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!