NovelToon NovelToon
Awan Hitam Di Hidupku

Awan Hitam Di Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Rickaarsakha

Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Tahun Berlalu

Keadaan Birawa Baskoro kian memburuk, bantuan dari keluarga Suseno membuat dia semakin sulit untuk kembali bergerak mencari Ratia. Di tambah saat ini, Prusahaan-prusahaan milik keluarga Atmojo semakin membesar. Tidak ada celah untuk mereka memfokuskan diri pada hal lain selain prusahaan yang kian di bayang-bayangi keluarga Suseno.

Dugaan Birawa Baskoro benar, Suseno yang jauh lebih berdaya atas apapun mampu membungkam mereka dengan keadaan yang kian rumit. Raksa Baskoro terpaksa harus bekerja lebih keras di prusahaan, keadan Birawa yang belum memungkinkan untuk membantu anaknya membuat mereka sejenak menghentikan pencarian putri dari keluarga Atmojo itu.

Keluarga Atmojo bisa bernafas sedikit lega, tidak ada lagi tindakan yang membahayakan keluarga. Mata-mata dari keluarga musuh pun rasanya sudah di tarik penuh. 

Empat tahun berlalu Erina dan Pak Muh belum kunjung menghubungi, ataupun memberi kabar tentang Ratia. Selama Empat tahun itu juga Kusuma di penuhi rasa ketakutan yang begitu besar, rasa bersalah yang trus menghantui. Bagaimana jika ada sesuatu terjadi dengan cucunya itu, bagaimana jika memang Ratia tidak mampu bertahan. Namun di balik kemelut yang dia rasakan, Kusuma selalu bersikap tenang, seolah semua sudah aman dan terkendali olehnya.

"Yah, ada Riko di depan" Kusuma yang sedari duduk di balkon terkejut, untuk apa Riko datang sore-sore begini.

"Suruh masuk keruang kerja saja, ayah akan turun!" Ucapnya pada Wira. Dengan cepat Kusuma menuruni beberapa tangga.

"Ada apa Riko?" Dia langsung bertanya ketika mereka berdua sudah berada di ruangan yang sama.

"Tuan bagaimana apa saya berangkat menyusul Erina?" Untuk beberapa saat Kusuma diam, menimbang berbagai hal. Hanya terdengan helaan nafas yang begitu berat.

"Bagaimanapun, saya khawatir tuan. Ini sudah sangat lama, Erina rasanya juga tau bahwa keadaan sudah aman!" Wajah tegang Riko begitu terlihat jelas.

"Bagaimana menurutmu?, apa mungkin saya yang berangkat sendiri kesana?" 

"Tidak tuan, kita tidak ada anak prusahaan di sana. Akan membuat mereka curiga jika mereka mengetahui keberangkatan anda, tapi jika saya mereka tidak akan menaruh kecurigaan" ya Riko yang sehari-hari hanya menggunakan pakaian santai layaknya tukang kebun biasa, pasti tidak akan di curigai sebagai tangan kanan Kusuma.

"Tapi Riko, saya memerlukan mu di sini. Hanya kita berdua yang tau di mana Ratia saya sembunyikan. Jika kamu pergi Hanggoro akan heran, dia akan tau jika kita tidak mengetahui keadaan putrinya!"

"Lalu bagaimana tuan?" Riko sudah tak mampu untuk berpikir di saat-saat seperti ini.

"Kita tunggu Hanggoro keluar negri, pada bulan April dia harus menyelesaikan beberapa urusan!"

''Tapi bulan April masih cukup lama tuan, masih dua bulan lagi!"

"Tidak apa, kita jangan gegabah. Saya takut jika Hanggoro tau, dia bisa tidak Fokus pada pekerjaan" Riko hanya menggangguk patuh.

Sejak kepulangan Riko, Kusuma hanya duduk di ruang kerja. Beberapa kali sang istri memanggilnya untuk keluar makan malam, namun dia hanya diam. Tidak ada tanda-tanda Kusuma akan menemui keluarganya di meja makan yang mana merema sudah menungu sejak tadi. Badannya yang masih tegap di umur yang sudah cukup tua itu, ia rebahkan di sebuah kursi, wajahnya memandang ke atas langit-langit rumah. Helaan nafasnya masih memburu, jari tangannya trus mengetuk-ngetuk sisi kanan kursi yang ia duduki. Entah rencana apa yang sedang laki-laki itu pikirkan, atau hanya penyesalan yang kian mengeruk hatinya. 

"Mana ayah bu, kok lama sekali?" Ucap Dewi pada mertuanya itu, selain sudah menahan lapar ia juga heran tidak biasanya sang ayah mertua terlambat untuk makan malam. Kusuma memang beberapa kali menekankan bahwa jam makan malam harus sudah berkumpul di rumah. Namun kali ini, entah hal apa yang sedang terjadi.

"Apa kita semua da melakukan kesalahan?" Ucap ibu Kartika yang tidak ikut menimpali pertanyan menantu dengan bertanya lagi.

"Apa yang ayah lakukan sebelum ini?" Kali ini Hanggoro yang bertanya

"Tadi ayah bertemu Riko mas!" Wira menjawab, Wira yang sedari tadi memasang wajah tegang seolah tau jika sang ayah tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Apa Riko, mau apa dia datang?"

"Gak tau mas, mereka langsung masuk ke ruang kerja. Setelah Riko pulang ayah belum keluar sama sekali"

"Kenapa kamu gak ikut masuk?" 

"Mana mungkin mas, ayah tidak memanggil ku. Itu artinya aku tidak boleh masuk!!" Wira yang menjawab pertanyaan Hanggoro sedikit emosi.

"Sudah, sudah. Hanggoro cepat temui ayahmu" Karna memang sudah lelah dan ingin segera makan malam Hanghoro dengan cepat melangkah.

"Ayah, boleh aku masuk?" Ucap Hanggoro di depan pintu. Beberapa saat tidak ada jawaban, Hanggoro mencoba memanggil lagi.

Klek, pintu di buka dari dalam.

"Ada apa?" Kusuma bertanya dengan Wajah yang begitu datar, seolah tidak ada beban apapun di pikirannya.

"Sudah waktunya makan malam yah, kami sudah lama menunggu. Apa ayah ada masalah?"

"Tidak ada" Kusuma langsung berlalu menuju meja makan, tanpa peduli pada Hanggoro.

Semua anggota keluarga makan malam dengan tenang tidak ada yang berani bersuara atas keterlambatan Kusuma. Hanya dentingan sendok dan piring memecah keheningan makan malam keluarga Atmojo. Setelah makan malam pun Kusuma langsung pergi begitu saja, tanpa ada pertanyaan mengenai prusahaan atau hal lain yang biasa dia tanyakan pada anggota keluarga.

"Ada apa dengan ayah mas?" Dewi yang sangat segan pada sang mertua, cukup takut atas sikap diam yang Kusuma tunjukkan tadi.

"Entalah, yang penting kita tidak ada yang melakukan kesalahan!" Tandas Hanggoro, iapun cukup di buat binggung. Pasalnya prusahaan sangat terkendali olehnya.

"Sudah sebaiknya kita semua masuk kamar dan beristirahat, besok pagi usahakan sarapan bersama"

"Tapi mas, aku sudah punya janji besok pagi" Wira yang keberatan atas apa yang Kakaknya ucapkan tadi mencoba meminta pengertian. Namun Hanggoro tak menjawab, ia hanya menunjukkan sorot mata tajam dan tidak suka. Melihat hal itu Wira hanya menunduk, tidak ada lagi protes yang mampu dia sampaikan.

"Mas ayo naik" Dewi yang dengan cepat menarik tangan sang suami, karna Hanggoro masih trus menatap Wira sejak tadi.

"Rama, langsung tidur ya sayang" Rama hanya mengangguk dan mengerti keadaan sedang tidak baik.

Keesokan paginya semua duduk dan diam di meja makan. Namun namun wajah Kusuma tidak menunjukkan ketegangan, wajahnya nampak bersahabat pagi ini.

"Wira bagaimana prusahaan yang kamu urus kemarin?" Kusuma memecah kebisuan lagi ini.

"Sudah hampir selesai yah, rencananya pagi ini kami akan mengurus semuanya lagi"

"Baguslah, kalo bisa Hanggoro jangan memeberikan bantuan apapun dulu untuk mu. Ayah ingin melihat sejauh mana kemampuanmu" 

"Baik yah, kali ini aku akan berusaha lebih keras lagi"

Namun tiba-tiba hp Kusuma berdering, 

"Halo Riko, ada apa?" Mendengar jawaban Riko, Kusuma langsung berlari menjauhi meja makan.

"Berikan nomornya!"

Hanggoro dan yang lainnya hanya mengernyitkan kening, menatap penuh heran dan penuh dengan pertanyaan.

1
Neneng Dwi Nurhayati
buat latia pergi kak
Ricka Arsakha: uda pergi dia kak, uda ketabrak kereta malah. sekali lg trimksih sudah membaca karya pertama ku, semoga kk sehat sllu ya
total 1 replies
Neneng Dwi Nurhayati
lanjut Kak
double up
Neneng Dwi Nurhayati: /Smile/
Ricka Arsakha: oke kk
trimaksih bnyak sdh membaca tulisan ku
total 2 replies
Yami CB
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
Ricka Arsakha: baik kk, trimaksih banyak sudah membaca
total 1 replies
Legato Bluesummers
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Ricka Arsakha: alhmdllh terimksih bnyak kk sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!