WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 15 - MISTERI
"Tasya...ah..." desah Sean yang mencapai puncaknya.
Lagi dan lagi, Sean seakan terbius dengan tubuh Tasya. Bibir yang selalu menjadi candunya, mata yang selalu memenangkan pikiran, hidung mancung yang selalu ingin Sean pegang. Kulit wajah mulus yang selalu Sean belai.
Dan jangan lupakan tubuh Tasya yang termasuk dalam kategori "sempurna" yang menghipnotis mata Sean.
"Hiks...hiks... sebenarnya saya salah apa tuan? Kenapa harus saya?" tanya Tasya
"Berhenti menangis Tasya!" seru Sean. Entah mengapa saat melihat Tasya menangis hati Sean merasa sangat sakit, seperti teriris-iris.
"Pakai pakaianmu dan keluar, kalian tidak jadi saya pecat." ucap Sean sembari memakai kembali pakaiannya dan keluar dari ruangan itu.
---------------------------------------------
Tasya berjalan lesu sambil menyeret kakinya, bagian intimnya terasa sangat perih. Dan saat membuka pintu ruangan devisinya, semua orang yang berada disana menatap horor kearah Tasya.
"Ta-tasya gimana berhasil gak?"
"Ehm, sukses gak?"
"Gimana Sya tadi sama pak Sean ?"
"Apapun hasilnya kita ikhlas kok Sya!"
Tasya menghiraukan ucapan teman-temannya itu, ia melangkah perlahan mendekati ruang kerjanya.
Tasya menarik kursi dan mendudukkan bokongnya dikursi itu. Lalu Tasya menatap satu persatu temannya.
"Gue berhasil. Kalian puaskan ?" tanya Tasya dengan senyum yang sangat dipaksakan.
Mela berjalan mendekati Dinda, "Serius Sya lu berhasil ?" Dinda hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Alhamdulillah." jawab mereka serempak dengan senyum merekah terpampang jelas di wajah mereka.
Tasya yang melihat mereka senang pun ikut senang, meskipun ia harus mengorbankan dirinya.
"Gimana kalo kita makan di xxx ?"
"Jangan dong, sekali-kali kita harus makan di resto mahal."
"Hmm.... gimana kalo di club bla bla bla......."
Tasya sama sekali tak menghiraukan mereka ia termenung. Ia memikirkan caranya agar si bos-nya itu tak menggangunya lagi.
---------------------------------------------
Tet....Tet...
Bel pulang sekolah berbunyi, Lula dan teman-temannya segera keluar dari kelas mereka.
"Gimana jadi gak jengukin kakaknya Salma ?" tanya Dita
"Kalo aku sih iya-iya aja." jawab Rina yang juga teman Lula.
"Kalo kamu gimana La? ikut gak ?" tanya Dita.
Salma berpikir sejenak, ia ingin sekali menjenguk abangnya Salma, tapi ia sedikit takut pergi keluar tanpa kakaknya. Apalagi tadi pagi di telfon kakaknya memintanya untuk langsung pulang setelah sekolah berakhir. "Ehmm maaf ya, kayaknya aku gak bisa ikut kalian deh, aku harus segera pulang. Kakakku lagi nungguin dirumah."
Dita dan Rina mengangguk mengerti "Kalo gitu kita aja ya yang jengukkin abangnya Salma."
"Iya aku titip salam aja." sahut Lula.
Mereka pun akhirnya berpisah, Dita dan Rina naik sepeda motor matic mereka dan Lula yang sudah dijemput oleh ojeg online orderannya.
---------------------------------------------
"Semuanya disiapkan ya, jangan sampai ada yang kurang." semua pelayan dirumah itu mengangguk mengerti.
"Jangan sampai ada debu tertinggal, terus makannya juga harus lengkap. Mulai dari makanan pembuka, makanan besar, sama makanan penutupnya." jelas wanita paruh baya itu.
"Baik nyonya, kami mengerti." sahut kepala maid.
Wanita paruh baya itu tersenyum sumringah melihat dekorasi diruang makan keluarga mereka yang hampir sempurna. "Sean pasti akan sangat suka dengan pilihan mom." ujarnya.
---------------------------------------------
"Baiklah meeting kali ini kita akhiri sampai disini." ujarnya sambil berdiri dan keluar dari ruang meeting itu diikuti oleh sekretaris seksinya.
"Suruh Alden sampaikan pada supirku aku akan pulang sekarang menuju rumah ibuku." sambungnya.
"Baik tuan, segera saya laksanakan." jawab Sasa cepat.
Sean memasuki ruang kerjanya lalu masuk kedalam room private pribadinya. Ia segera melepaskan semua pakaiannya dan mandi untuk menyegarkan diri sebelum kerumah ibu angkatnya itu.
Setelah 25 menit Sean telah siap dengan kemeja putih dan celana kain gelapnya. Ia menyisir rambut dengan tangannya.
SEMPURNA.
Itulah yang menggambarkan Sean sekarang, tampan, dan berkharisma. Segera Sen keluar dari ruang kerjanya yang disambut tatapan penuh minat oleh sekretarisnya.
"Jika kau terus menatapku begitu, kupastikan kau ku pecat sekarang juga." ucap Sean yang berjalan menuju lift.
Mendengar suara dingin Sean langsung menyadarkan Sasa pada lamunan liarnya. Dan segera Sasa masuk dalam lift sebelum pintu lift tertutup.
"Maafkan saya tuan, supir anda sedang menunggu di luar." jawab Sasa.
Ting....
Pintu lift terbuka Sean segera keluar dari lift dan diikuti oleh Sasa dibelakangnya. Banyak sekali karyawan yang menatap Sean penuh kekaguman.
Setelah sampai didepan mobilnya, supir Sean segera membukakan pintu mobil untuk Sean. "Kau pulanglah!" ujar Sean pada sekretarisnya.
Sean memasuki mobilnya. Didalam perjalanan menuju mansion ibunya pikiran Sean kembali melayang pada Tasya. Mulai pada nada bicaranya, tatapan matanya, badannya, dan jangan lupakan bibirnya itu.
"Ahh...kurasa gara-gara dia, aku menjadi gila!!!" gumam Sean.
Tak terasa sudah 45 menit mobil itu melaju dan kini mobil itu berhenti di sebuah mansion yang besar tapi tak lebih besar dari mansion Sean.
"Tuan, kita sudah sampai." kata supir Sean, yang membuyarkan lamunan Sean pada gadisnya.
Tunggu tadi Sean bilang apa? gadisnya? sejak kapan gadis kampung itu berubah derajat menjadi gadisnya. Pasti Sean sudah gila sekarang.
"Baik, kau pulanglah. Aku akan menginap disini malam ini." ujar Sean saat membuka pintu.
"Baik pak terima kasih."
---------------------------------------------
"Lula, kau dimana? kakak sudah pulang." teriaknya nyaring.
"Kakak??? apa itu kau?? hiks..hiks.." ucap Lula yang berlari menuju kakaknya lalu memeluk Tasya erat.
"Kakak hiksss... juga merindukanmu!" jawab Tasya yang juga menangis.
"Kakak sebenarnya apa yang terjadi? kenapa jadi seperti ini?" tanya Lula.
"Lula dengarkan kakak baik-baik...."
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
.
.
Kira-kira ini semua kenapa? kenapa Sean mengganggu Tasya ? memang sebenarnya ada apa??
.
.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA