NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Apa yang ada di balik baju kamu?" tanya Novita penasaran.

"Kelihatan juga" kata Miki dengan tersenyum.

Novita melihat Miki dan tersenyum lucu lalu melihat paper bag kecil yang sudah ada di depan wajahnya dan Novita tersenyum senang.

"Buat aku?"

"Ya. Ambil"

Novita mengambil dengan merasa senang.

"Isinya apa?"

"Mau dibuka sekarang?"

"Aku penasaran" kata Novita dengan tersenyum.

"Buka saja" kata Miki dengan tersenyum.

Novita membuka paper bag itu lalu melihat gelang dari munte dan munte itu terbentuk sebuah nama dirinya. Novita tersenyum senang.

"Bagus sekali" kata Novita dengan merasa senang.

Miki tersenyum dan Novita memakai di pergelangan tangannya lalu melihat gelang itu dengan merasa senang dan beralih ke Miki.

"Sementara aku cuma bisa memberikan barang kecil itu"

Novita melihat terus Miki.

"Aku sudah sangat senang dengan pemberian kamu ini. Terima kasih ya?" kata Novita dengan memeluk Miki dan tersenyum.

Miki memeluk Novita dengan tersenyum.

"Baguslah kalau kamu senang"

"Tentu saja aku senang"

Novita melepaskan pelukan dan mencium pipi kanan Miki lalu Miki terkejut dan melihat terus Novita dengan merasa tidak percaya.

"Ayo masuk" kata Novita dengan tersenyum.

Novita memegang dan menggandeng tangan kanan Miki dan berjalan pergi lalu Miki berjalan mengikuti Novita dengan masih tidak percaya dan melihat Novita santai mencium pipinya. Semakin lama di dalam hatinya ada perasaan senang dan mengenang. Mereka sudah di ruang tamu.

"Duduk dulu. Aku mau membuatkan minum"

Miki tersenyum dan duduk lalu Novita berjalan pergi dan seketika Miki teringat Novita mencium pipinya. Miki memegang sekilas pipinya lalu akhirnya tersenyum bahagia dan mengenang sampai Novita datang dengan menyodorkan gelas.

"Ini" kata Novita dengan duduk di sebelah Miki.

Miki mengambil dan minum sebentar lalu meletakkan kembali dan memegang tangan Novita. Semakin lama menggenggam dan mereka saling melihat. Novita tampak merasa senang dan Miki tersenyum.

"Sayang"

"Hmm?"

"Sudah 2 bulan kita bersama"

Novita mengingat tanggal hari itu dan akhirnya tersenyum senang.

"Aku berharap kita terus bersama sampai kita lulus" kata Miki pelan.

"Aku memang bahagia tetap bisa bersama kamu sampai sekarang tapi gak seru. Ini masih 2 bulan" kata Novita dengan merasa lucu.

"Justru karena masih 2 bulan kita harus mengingat. Dengan begitu kita terus berusaha selamanya bersama"

Novita tersenyum heran.

"Kenapa sepertinya kamu heran? Memangnya aneh aku bicara begitu?"

"Aku merasa aneh karena kamu"

Novita tersenyum geli.

"Kamu seperti sudah dewasa bisa bicara begitu" lanjut Novita dengan tertawa pelan hanya sebentar.

"Kenapa kamu baru sadar kalau aku sudah dewasa meskipun masih SMA?" kata Miki dengan tersenyum.

"Astaga. Kamu ini...ckckck...padahal aku cuma mau menggoda kamu bukan menganggap sudah dewasa" kata Novita dengan tersenyum geli.

"Aku serius. Aku memang sudah dewasa"

Novita mencibir dan Miki tertawa pelan.

"Ya. Ya. Kalau sudah sama aku beberapa bulan ke depan pasti tahu aku memang dewasa"

"Terserah kamu" kata Novita dengan merasa geli.

Miki berhenti tertawa dan Novita membalas genggaman tangan Miki.

"Jadi hadiah tadi untuk merayakan hari jadi 2 bulan? Aku gak menyiapkan apapun untuk kamu"

Miki tersenyum.

"Aku paham kalau kamu gak terlalu menganggap dua bulan kita. Tidak masalah. Semua itu memang dari aku karena jangankan melewati bulan...melewati hari bersama kamu aku selalu mengingat makanya aku yakin kita juga akan melewati sampai setahun" kata Miki dengan tersenyum.

Novita merasa terharu sehingga tidak bisa berkata apapun dan mereka saling melihat dengan tersenyum bahagia. Mike bersama Winda tapi justru dirinya kesal dan semakin malas mendengarkan Winda. Di mana mereka berada Winda selalu membicarakan tentang Fandi.

"Apa gak bisa lo membicarakan hal lain? Setiap kita keluar lo selalu bicara tentang cowok itu bahkan ketika sekarang seharusnya kita menikmati makan" kata Mike dengan mengerutkan dahi.

"Kenapa lo jadi kesal?"

"Gue lelah. Gue bosan mendengarkan lo cerita cuma tentang itu bahkan ketika di chat lo tetap saja bicara dengan topik yang sama" kata Mike dengan merasa tidak senang.

"Biasanya lo gak masalah"

"Selama ini gue berusaha sabar tapi semakin lama...seolah gak memberikan ruang gerak untuk gue cerita juga. Gue gak cuma mau mendengarkan tapi didengarkan apalagi lo bicara tentang cowok itu. Bosan didengar telinga" kata Mike kesal.

"Bukankah terserah gue? Bibir gue sendiri. Apa lo sudah gak mau jadi teman curhat gue? OK. Sekarang lo gak perlu mendengarkan cerita gue" kata Winda dengan mengerutkan dahi.

"Kenapa lo jadi balik kesal? Lo itu sangat menyebalkan. Apa lo gak paham kadang teman yang lo ajak curhat semakin lama lelah setiap hari mendengarkan pembicaraan topik yang sama dan berulang? Bukan karena gak peduli tapi dia juga ingin punya waktu berdua dengan lo. Dia selalu meluangkan waktu untuk lo bahkan cuma sekedar basa basi. Satu sisi bisa jadi dia menganggap lo bodoh" kata Mike menekan suara.

"Maksud lo?" tanya Winda merasa tidak terima.

"Gimana bisa lo mau dibohongi mereka? Pikiran lo di mana? Lo memang tolol. Dibutakan oleh cinta lo sendiri yang gak terbalas"

"Jaga ucapan lo. Kenapa lo sangat kasar?" kata Winda dengan mengerutkan dahi dan berdiri.

Akhirnya Mike sudah tidak tahan lagi dengan Winda dan berdiri dengan sikap menantang.

"Sesekali lo memang harus disadarkan dengan perkataan kasar!" kata Mike mulai membentak.

Winda marah dan mengepalkan kedua tangannya.

"Mereka sering bersama! Cowok yang lo puja gak pernah merespon lo, ada saja alasannya untuk gak jalan berdua dengan lo, sudah jarang datang ke rumah tapi giliran kakak lo yang minta dia menurut! Apa gak mungkin mereka sudah pacaran?!" kata Mike menekan suara karena terlalu marah.

"Kak Fandi gak mungkin bisa pacaran dengan Kak Devie!" kata Winda marah.

"Gak salah gue menganggap lo tolol ya?! Katanya lo pintar tapi urusan cinta lo buta!" kata Mike marah.

Winda merasa tidak percaya.

"Apa maksud lo mengolok gue?! Kalau lo sudah gak mau mendengar cerita gue lagi gak apa apa tapi lo gak perlu sampai begitu ke gue! Lo sangat keterlaluan! Mulai sekarang gue gak mau lagi berteman dengan lo!" teriak Winda.

"OK! Gue juga sudah gak mau berteman dengan lo! Ternyata gak ada gunanya gue berteman dengan lo!" kata Mike marah.

Mike segera berjalan pergi lalu Winda merasa tidak percaya dan murka sehingga wajahnya memerah karena menahan emosi. Semakin lama air mata Winda keluar dan Winda duduk karena terlalu marah.

Akhirnya waktu berlalu. Perkataan Mike terbukti. Dia tidak pernah lagi chat, telepon bahkan mengajak Winda jalan justru Mike mencari perempuan lain yang bisa diajak pacaran. Winda juga tidak mencari keberadaan Mike karena sejak dulu fokusnya dengan Fandi. Fandi masih susah didekati Winda bahkan sekarang dirinya telepon jarang diterima.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!