ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 18
" Kamu ketahuan? Dasar nggak profesional. Berikan hape nya sama anak disamping mu."
" Ma-maaf Tuan, baik."
Diseberang sana Ryder tampak kesal. Bagaimana bisa orangnya ketahuan secepat ini. Padahal bisa dikatakan bahwa orang yang Sam kirim adalah orang yang profesional dalam bidangnya.
Dan yang membuat Ryder sedikit heran adalah yang menangkap anak buahnya bukalah Ayesha melainkan Gael. Meskipun anak buahnya tidak mengatakan nama Gael, tapi dengan sebutan anak kecil saja Ryder sudah tahu.
" Ha~"
" Jadi, apa yang Anda inginkan Tuan Ryder sampai mengawasi ibu saya dan saya?"
Belum juga Ryder menyapa, dirinya sudah langung di todong pertanyaan oleh bocah kecil itu. Sungguh rasanya sangat tidak jauh berbeda ketika dia sedang ketahuan melakukan sesuatu yang dilarang oleh ayahnya.
Tapi di sisi lain Ryder senang, Gael sungguh tumbuh menjadi anak yang cerdas. Bayangkan saja, malam-malam begini dia keluar dari hotel untuk menemui orang yang tidak dikenal, itu adalah perbuatan yang tidak akan pernah dilakukan oleh anak seusia Gael. Hanya saha Ryder menjadi bingung juga, apakah dia harus bangga atau khawatir.
" Kalau Tuan tidak mau menjawab pertanyaan saya, maka saya~"
" Tunggu, ya nama kamu Gael kan. Benar, aku yang minta tuh orang buat ngawasin kamu dan Ayesha. Jujur aku penasaran, dan banyak pertanyaan yang ingin aku tanyain ke Mommy kamu. Gimana kalau kita ketemu, ehmm besok siang?"
" Oke, saya juga ada yang ingin saya tanyakan. Baik sampai jumpa besok, selamat malam."
Tuuuuut
Ryder membulatkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar saat sambungan telponnya ditutup secara sepihak oleh Gael. Dia merasa sangat syok untuk saat ini. Namun setelah Ryder pikirkan, gaya Gael yang baru saja mirip dengan dirinya.
Ya Ryder juga sering melakukan hal yang sama terhadap beberapa orang yang ketika menelpon. Dia sering menutup sambungan telepon lebih dulu jika dirasa urusannya sudah selesai, padahal lawan bicara belum lah selesai bicara.
" Buseeet deh ini anak. Apa ini yang namanya karma di bayar tunai, nggak pake acara nyicil-nyicil segala. Kayaknya ngadepin bocil ini bakalan lebih sulit dari pada ngadepin emaknya. Tapi, kita lihat aja nanti."
Ryder tersenyum smirk, senyumannya memiliki banyak arti. Dan tentu saja dia sudah mulai menyusun rencana.
Namun malam agaknya semakin larut, Ryder merasa matanya semakin berat sekarang. Itu berarti dirinya harus mulai menjatuhkan tubuhnya di ranjang untuk segera tidur.
Ya, besok banyak hal yang harus ia kerjakan. Jadi, setidaknya malam ini dirinya harus mengistirahatkan tubuhnya dengan cukup.
Malam terus bergulir, tapi siapa sangka Ryder belum juga bisa memejamkan matanya. Ia terpikirkan tentang semua hal yang terjadi belakangan ini.
Sesaat dirinya masih sedikit merasa gambling. Memiliki anak secara tiba-tiba dan itu sudah besar. Siapapun yang mengenal Ryder pasti akan mengatakan bahwa Gael memanglah putranya.
Sebuah tekad Ryder kukuhkan dalam hati, jika memang 100% Gael putranya maka ia tidak akan melepaskannya. Pun dengan Ayesha, dia tidak akan melepaskan wanita itu. Ryder akan mengikat Ayesha dan Gael di sisinya, memberi sebuah rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga yang lebih baik.
Hanya dengan melihat sepintas saja Ryder sudah tahu bahwa lingkungan keluarga milik Ayesha sama sekali tidak baik dan tidak bisa dibilang sebagai keluarga. Obsesi nyonya rumah terlihat begitu besar. Kebencian ibu dan saudara tiri itu terasa oleh Ryder, jika begitu maka selama ini Ayesha cukup merasa tersisih di keluarganya sendiri dan peran betrand sungguh nol besar.
" Haaah, kenapa jadi rumit? Tapi nggak sih, kalau Ayesha bisa aku rengkuh ya tinggal bawa aja ke rumah. Meskipun rasa cinta itu belum ada."
Seperti itulah kesimpulan Ryder. Membicarakan cinta diantara mereka tentu masih sangat dini. Dan sekarang fokus Ryder adalah Gael. Dia ingin anak itu mendapatkan kehidupan di keluarga yang lengkap.
Selama ini mereka hanya hidup berdua pastilah sulit. Maka dari itu Ryder harus bergerak dengan cepat.
Tanpa terasa Ryder pun mulai terlelap, malam semakin merangkak dan berganti dengan pagi. Di tempat tinggalnya masih terdengar seruan ayam jantan berkokok yang menandakan hari mulai berganti.
Ryder seketika itu langsung bangun, awalnya ia ingin membuat sarapan tapi ternyata sang ibu sudah berada di sana.
" Woaah enak kalau ada ibu, jadi sarapan aman?"
" Kamu kok udah bangun, mau pergi awal kah?"
Ryder mengangguk cepat, ya dia harus segera pergi ke tempat itu. Ke tempat dimana mungkin saja dirinya akan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Meskipun Yasmin tidak tahu, dia juga tidak bertanya lebih lanjut. Dirinya yakin bahwa putranya pasti akan segera menyelesaikan teka-teki yang ada.
Sarapan singkat Ryder hanya menenggak air putih dan roti. Dia tidak jadi menunggu ibunya selesai memasak.
" Bu, aku pergi dulu ya."
" Siip."
Ryder tidak berencana untuk mampir ke kantor, sehingga kali ini dirinya hanya mengenakan celana jeans dipadukan dengan kaos dan jaket jeans juga. Tidak lupa sneakers yang ia rasa lebih nyaman.
Tujuan utama adalah kampus tempatnya dulu berkuliah. Ia akan memeriksa kamera pengawas di ruang auditorium yang digunakan sebagai acara talk show. Karena ingatan Ryder yang terakhir berada di sana.
" Bentar, pas aku ke sana aku sama Sam nggak ya?"
Sam adalah orang yang cukup lama bekerja dengan Ryder. Sebenarnya Sam awalanya adalah orang kepercayaan Erlan, tapi Erlan memberikan Sam ketika Ryder mulai menjadi pimpinan BHP.
" Sam, datang ke lokasi yang aku kirimkan."
Tanpa mendengan jawaban Sam, Ryder langung mematikan ponselnya karena dia sudah berada di depan gedung kampus dimana dia berkuliah dulu.
Tanpa ragu, Ryder langung masuk. Tidak banyak yang berubah pada kampusnya itu. Sebelumnya Ryder juga sudah meminta izin untuk memeriksa kamera pengawas sehingga dia segera mendatangi bagian pusat keamanan.
" Selamat Pagi Tuan Ryder, kami sudah menyiapkan apa yang Anda inginkan."
Sebuah tempat duduk dan laptop disiapkan oleh salah satu petugas. Dan rekaman yang Ryder inginkan pun juga sudah diberikan.
Ryder mulai mencari dimana keberadaan dirinya dan Ayesha pada jam, hari, tanggal dan tahun festival itu dilangsungkan.
" Nggak ada yang dia lakuin, dia cuman duduk anteng di tempat paling depan. Aneh sih, dia kan nggak suka sama aku. Tapi ngapain juga dia bela-belain duduk disana sampai acara selesai. Wait, bukan sampai acara selesai, tapi sampai aku selesai."
Ryder memicingkan matanya, bisa ia lihat Ayesha hanya mendengarkan saat sesi dirinya bicara. Dan wanita itu ikut pergi saat dirinya pergi.
" Haah, tiba-tiba ngasih minum?" Ryder jelas terkejut, Ayesha tidak sebaik itu kepada dirinya sampai-sampai memberinya sesuatu. Dan setelah itu Ryder tahu mengapa Ayesha memberinya minum.
" Shit, dia emang sengaja ternyata."
TBC
saya mohon maaf untuk bagian yang ternyata absurd ini.
agaknya saya kurang reseach di bagian ini karena terburu" guna pengembangan alur.
terimakasih untuk kritik dari teman", semoga kedepannya saya bisa lebih hati" dalam membuat adegan demi adegannya.
tapi sungguh saya senang karena teman" mengoreksi. itu akan saya jadikan sebuah pembelajaran agar lebih hati" ke depannya.
sekali terimakasih ya.
🤗🤗☺🙏🙏
terimakasih kk author 🙏