Naya seorang wanita yang ceria seketika berubah hidupnya setelah mengalami kecelakaan kerja. Tak hanya mengalami kelumpuhan, satu persatu nasib malang mulai hadir di hidup Naya. Meskipun atasan tempat Naya bekerja bertangung jawab atas Nanya namun itu tidak mampu membuat hidup Naya lebih baik.
Lalu bagai manakah Naya menjalani hidup dengan nasibnya yang malang itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biasakan Dirimu
"Maaf, Tuan. Nona Naya sudah pindah ke kamar lain." jawab perawat itu.
"Mengapa pindah ? Pindah ke kamar nomor berapa ?" tanya Candra ingin tahu.
Mengapa Naya sampai pindah kamar ? apa mungkin karena tidak punya biaya atau sengaja menghindarinya. Tanya Candra dalam hatinya.
Rasanya tidak mungkin karena biaya karena Candra dengar sendiri pemimpin perusahaan tempat Naya bekerja mengatakan jika seluruh biaya pengobatan di tanggung oleh perusahaan.
"Maaf, kami tidak bisa memberi tahukan pada siapa pun atas permintaan pasien."
"Tapi, saya calon suaminya, suster." kata Candra masih berusaha.
"Maaf, ini sudah permintaan pasien." kata perawat menjalankan sesuai perintah Damar.
Damar sengaja melakukan itu karena tahu jika Candra pasti akan datang lagi untuk menemui Naya. Bukan karena Cemburu tapi hanya untuk menjaga emosi Naya.
Candra merasa kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh perawat. Sampai segitunya Naya tidak ingin bertemu dengannya. Lagi-lagi Candra pulang tanpa bisa bertemu dengan Naya.
*
Menjadi pasien kamar VVIP begitu di perlakukan istimewa oleh rumah sakit Medika Sejahtera yang memang mengutamakan memberikan pelayanan dan perawatan terbaik. Contohnya saja seperti makanannya yang sudah seperti makanan hotel bintang lima. Begitu juga dengan kamar dan tempat tidurnya.
"Makanlah." kata Damar setelah perawat yang mengantarkan makanan itu keluar.
Kata kata Damar seperti perintah untuk Naya dan dengan patuh Naya membuka penutup makanan di depannya. Naya bingung melihat makanan yang begitu banyak dan enak untuk ukuran seorang pasien.
"Mau aku suapi ?" tanya Damar ketika melihat Naya masih belum menyentuh makanannya.
Damar yang tadi duduk di sofa kini berjalan mendekat lalu duduk di tepi tempat tidur.
"Tidak pak." jawab Naya cepat sebelum pria itu benar-benar menyuapinya.
"Makanan ini terlalu banyak." lanjut Naya lagi.
"Aku akan membantu mu menghabiskannya jika kau tidak sanggup." kata Damar yang selalu punya solusi pada setiap masalah.
"Silahkan, pak." Naya meletakkan piring makan di depan Damar.
Ternyata memang piringnya ada dua. Pantas saja porsi makanannya juga banyak. Rupanya memang untuk dua orang. Dan mereka pun makan malam bersama dalam diam karena Damar memang tidak akan bicara jika tidak ada yang penting.
Ini bukan kali pertama mereka makan berdua. Ketika Damar mengajak Naya bertemu klien di luar juga mereka sering makan bersama. Jadi, Naya tidak begitu canggung.
Tapi, ketika selesai makan suasana mulai terasa canggung ketika Naya akan tidur dan Damar masih ada di sana. Naya mencoba memejamkan mata tapi tetap saja tidak dia tidak bisa tidur.
"Apa ada yang sakit ? aku akan panggilkan dokter." tanya Damar ketika menyadari kegelisahan Naya.
Naya yang sejak tadi memejamkan mata kembali membuka matanya mendengar suara Damar yang begitu dekat dengannya.
Bukankah tadi pria itu duduk di sofa sambil mengerjakan sesuatu dengan laptopnya dan tiba-tiba sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur. Selalu saja begitu berjalan tanpa suara dan membuat orang terkejut.
"Tidak pak." jawab Naya sambil menggeleng.
Naya yang terbiasa bicara formal kepada Damar selalu menjawab dengan kata-kata singkat seperti Tidak pak, Baik pak, silahkan pak kecuali saat memberikan laporan.
"Tidurlah. Biasakan diri mu melihat ku karena mulai malam ini kita akan tidur satu kamar." kata Damar yang lagi-lagi terdengar seperti perintah untuk Naya.
Perintah Damar merupakan sesuatu yang harus dia kerjakan. Jika tidak bisa harus belajar. Jika tidak mampu harus berusaha. Begitu yang Naya tanamkan dalam jiwanya sebagai seorang bawahan.
Naya kembali memejamkan mata dan berusaha untuk tidur karena dia juga sudah mengantuk. Entah sudah berapa lama Naya terpejam akhirnya dia tertidur juga.
Damar lalu menutup laptopnya ketika menyadari Naya terlihat tenang dengan napas yang teratur.
kadang aku jg merasa aneh aja klo baca nkvel yg katanya gak cinta tp bisa mengauli dan lbh parahnya lagi yg katanya hanya pernikahan kontrak kenapa kq nympk bisa hamil jg, kadang aku heranya jg, apa mugkin yg bikin cerita emang bermasalah, banyak tu novel" yg begitu. aneh kan 🤭😅