Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Malam Pengintaian
Malam itu, markas dipenuhi dengan suasana tegang. Akira dan Asahi mempersiapkan drone dan alat-alat pengintaian lainnya di ruang strategi, sementara Alya dan Alyss memeriksa peralatan mereka. Semua orang tahu bahwa misi ini krusial untuk keamanan organisasi mereka.
“Ini dia, drone yang aku modifikasi dengan teknologi terbaru. Ini bisa menjangkau jarak jauh dan dilengkapi dengan kamera yang dapat menangkap gambar jelas dalam kegelapan,” kata Akira, menunjukkan perangkat itu dengan bangga.
Asahi tertawa. “Kau dan teknologi memang tak terpisahkan. Aku lebih suka cara langsung, tapi ini jelas membantu.”
Alya dan Alyss mengangguk, menyadari betapa pentingnya pengintaian malam ini. “Kita akan memantau semua pergerakan di area sekitar,” ujar Alya. “Kita tidak bisa membiarkan mereka mengincar markas kita lagi.”
Ketika semua persiapan selesai, mereka membagi diri menjadi dua tim. Akira dan Alyss akan melakukan pengintaian dari tanah, sedangkan Alya dan Asahi akan memantau dari udara menggunakan drone.
Setelah memastikan semua alat berfungsi, mereka bergerak ke luar markas. Udara malam terasa dingin, dan bintang-bintang bersinar samar di langit gelap. Alya bisa merasakan adrenalin memuncak dalam dirinya, menandakan bahwa mereka akan segera menghadapi risiko.
“Mari kita mulai,” kata Akira, memimpin langkah.
Tim di tanah bergerak dengan hati-hati, menyusuri jalanan sepi yang dilapisi bayangan. Mereka berusaha menghindari area yang dianggap berbahaya, tetap waspada terhadap kemungkinan kehadiran musuh. Sementara itu, Alya dan Asahi yang mencari gedung lebih tinggi, mengoperasikan drone dengan lancar.
“Drone sudah terbang. Mulai memindai area,” kata Alya, fokus pada layar kontrol. Gambar-gambar dari drone menampilkan pemandangan malam yang menakjubkan dan menakutkan.
“Mari kita cari tahu apa yang mereka rencanakan,” Asahi menambahkan, berusaha berkomunikasi dengan baik meski berada di ketinggian.
Dengan hati-hati, mereka mulai menjelajahi area sekitar markas, mengamati setiap gerakan yang mencurigakan. Beberapa menit berlalu, hingga akhirnya mereka menemukan kelompok yang tampaknya sedang berkumpul di sudut gelap kota.
“Aku melihat sekelompok orang di pinggir jalan. Mereka terlihat mencurigakan,” ujar Alya, memperhatikan layar dengan seksama. “Sepertinya mereka sedang berbicara tentang serangan.”
Asahi segera mengalihkan fokus drone, mengarahkan kamera untuk merekam apa yang sedang terjadi. “Ayo, kita harus mendapatkan lebih banyak informasi tentang siapa mereka dan apa yang mereka rencanakan.”
Di sisi lain, Akira dan Alyss dengan hati-hati mendekati kelompok itu dari tanah, menggunakan bayangan bangunan untuk bersembunyi. Mereka berdua bisa mendengar percakapan yang semakin jelas.
“Jika kita tidak segera menyerang markas mereka, kita akan kehilangan kesempatan ini,” suara yang dalam dan serius terdengar dari dalam kelompok itu.
“Bagaimana jika mereka sudah mengantisipasi serangan kita? Kita harus lebih berhati-hati,” jawab salah satu anggota kelompok lain.
Senyum menyebar di wajah Akira dan Alyss saat mereka mendengar informasi tersebut. “Mereka khawatir. Ini adalah kesempatan kita untuk menanggapi dengan bijak,” kata Akira dengan percaya diri.
Mereka melanjutkan mengumpulkan informasi, sambil tetap bersembunyi. Sementara itu, Alya dan Asahi yang masih di udara terus mengamati dengan seksama.
“Jika kita bisa merekam percakapan ini, kita bisa memanfaatkan informasi ini untuk membuat rencana,” kata Alya, berusaha mempertahankan fokus meskipun pikirannya melayang ke perasaan campur aduk antara dirinya dan Asahi.
“Baiklah, mari kita buat mereka tidak curiga,” Asahi menyetujui. “Aku akan mengatur kamera untuk merekam tanpa membuat suara.”
Setelah berhasil mendapatkan rekaman, mereka akhirnya memutuskan untuk mundur. Namun, saat mereka berbalik untuk pergi, Asahi kehilangan keseimbangan dari lantai 3 dan terjatuh, menghantam tumpukan gundukan pasir dan mendorongnya ke depan, ke arah kelompok musuh.
“Aku terjatuh!” teriaknya, sebelum berhasil berdiri kembali dengan rasa percaya diri. Meskipun berada dalam posisi berbahaya, Asahi tersenyum bangga, menghadap kelompok tersebut. "Jangan kira kalian bisa mengintimidasi kami!"
Melihat keberanian Asahi, Akira dan Alyss terkejut, tetapi terpaksa mengikutinya dari belakang. Mereka tahu ini adalah saat yang berbahaya, tetapi tidak bisa membiarkan Asahi menghadapi semua orang sendirian.
“Lihat! Mereka datang!” salah satu anggota kelompok musuh berteriak, mengarahkan perhatian pada Asahi yang menantang.
“Jangan mundur, kita harus menghadapi mereka!” Asahi bersikeras, semangat bertarungnya menyala. Dia melangkah maju, bertekad untuk menunjukkan kekuatannya.
“Aku tidak akan mundur! Kita harus menghancurkan mereka sebelum mereka menghancurkan kita!” teriaknya, menantang musuh dengan semangat membara.
Akira, merasa khawatir, berusaha menarik perhatian Asahi. “Asahi, ini bukan saatnya untuk bertindak gegabah! Kita harus mundur dan merencanakan serangan!”
“Tidak! Aku bisa menghadapinya! Aku akan membantai mereka semua!” Asahi menjawab dengan tegas, keberaniannya membuatnya semakin bersikeras untuk bertarung.
Alyss, yang juga khawatir, berusaha menenangkan. “Asahi, kita tidak bisa bertindak sembrono! Kita harus menjaga diri dan tim!”
Tetapi, Asahi tetap tidak mendengarkan. Dia menantang musuh, menyiapkan posisinya untuk bertarung. Suasana semakin memanas, dan ketegangan memuncak.
Akhirnya, dengan keberanian dan rasa percaya diri yang menggelora, Asahi memutuskan untuk bertarung, sementara Akira dan Alyss terpaksa mundur untuk menyusun rencana baru. Dalam kerumunan musuh, Asahi bersiap untuk melawan, bertekad untuk membuktikan keberaniannya.
Terua semangat Author
Jangan lupa mampir 💜