3M's True Love
SMA Berkilau...
Beliau jalan keluar dari ruang kelas lalu berdiri di hadapan kedua anaknya dan melihat dengan tersenyum senang
"Kalian memang pintar" kata beliau puas.
Beliau adalah Sofia, mama dari Miko, Mike dan Miki. Mike dan Miki saling melihat dengan merasa senang. Akhirnya Mike melihat mamanya.
"Pasti, donk. Mike gitu" kata Mike dengan percaya diri dan terkekeh.
"Gimana dengan Kak Miko?" tanya Miki.
Mike berhenti terkekeh dan menjentikkan jarinya.
"Benar juga. Gue telepon saja"
"Gak perlu karena papa sudah chat mama. Miko juga naik kelas"
Beliau tersenyum bangga.
"Tentu saja Miko juga gak terlewatkan karena kalian adalah anak pintar. Semua keturunan papa dan mama memang selalu bisa diandalkan" lanjut beliau dengan tersenyum senang.
"Memang. Miko pasti akan naik kelas dan punya nilai terbaiknya tapi aku yakin, Ma...sekarang nilai aku yang tertinggi" lanjut Mike dengan percaya diri.
Beliau tersenyum dan Miki melihat Mike.
"Jangan percaya diri dulu. Kak Miko selalu yang pertama"
"Gue taruhan dengan Miko dan pemenangnya adalah...gue" lanjut Mike dengan merasa bangga dan menunjuk dirinya sendiri.
Mike menurunkan telunjuk dari tubuhnya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Miki.
"Lo lupa Miko baru putus dari Rani. Dia gak mungkin bisa fokus sekolah" bisik Mike.
Miki berpikir.
"Benar juga" pikir Miki.
Mike menjauh dari Miki.
"...tapi mungkinkah? Kak Miko itu cerdas bukan cuma pintar" pikir Miki.
"Lo bisa mengerjakan ulangan karena minta contoh dari Sasha, Kak" bisik Miki di dekat Mike.
Mike terkejut.
"Jangan sampai mama tahu" bisik Mike mengancam.
Miki nyengir dan Mike memikirkan Sasha dengan tersenyum penuh arti. Dia akan memikirkan rencana selanjutnya untuk Sasha.
"Jangan mulai, Kak Mike" bisik Miki.
"Lo sok tahu" bisik Mike.
"Kalau lo sudah tersenyum dengan mimik wajah begitu pasti akan ada musibah dalam hidup Sasha. Kak Mike, jangan membuat perempuan sedih. Kapan lo berubah?" bisik Miki.
Mike mau bicara tapi tidak jadi karena Sofia segera mengajak pulang. Pukul 16.00. Tiga saudara kembar itu ada di dalam mall.
"Ya, Mike. Gue mengaku kalah dengan lo. Sekarang terserah lo mau makan apa? Gue akan membayar. Semua" kata Miko pelan.
Mike terkekeh.
"Ini adalah pertama kalinya...dalam sejarah hidup gue akhirnya bisa mengalahkan lo jadi gue minta makanan yang spesial yang ada di sini" kata Mike dengan sikap tidak tahu malunya.
"Ya. Terserah lo. Gue menerima dan..."
Miko melihat Miki.
"...gue juga akan membayar makanan lo. Gue gak mungkin cuma membayar punya Mike" lanjut Miko pelan.
Miki melihat terus Miko.
"Miko, Miko, saran gue lo harus segera melupakan Rani. Perempuan gak cuma dia. Banyak sekali bahkan yang lebih cantik dari Rani...yang lebih seksi...yang lebih..."
"Gue bukan lo. Gue menjalani hubungan dengan seorang perempuan atas dasar cinta" potong Miko dengan melihat Mike dan sikap acuh.
"Cinta?"
Mike terkekeh.
"Apa itu cinta? Miko, ayolah. Kita masih muda...bukan cuma muda tapi masih anak sekolah yang seharusnya menikmati hidup" kata Mike santai.
"Menikmati hidup dengan memacari banyak perempuan?" tanya Miko dingin.
Mike mau bicara untuk protes.
"Sudahlah. Cukup pembicaraan tentang ini" kata Miko dengan mengangkat sebentar tangan kanannya.
Miko sangat paham kalau Mike itu tidak paham cinta yang sesungguhnya. Hidupnya memang cuma untuk bersenang-senang dengan banyak perempuan.
"Lebih baik sekarang lo pilih makanan yang akan dimakan"
"Ya. Lebih baik begitu" kata Miki dengan menganggukkan kepala.
Mike menghela napas dengan sikap santai dan mengangkat bahu lalu berjalan dengan langkah gontai dan kedua saudaranya itu mengikuti Mike. Setelah beberapa kali melewati stand akhirnya Mike memilih salah satu tempat untuk makan. Miko berpikir Mike memang tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengejek dirinya. Mike memilih tempat yang harganya sangat mahal. Memang Miko masih mampu membayar tapi dirinya jarang menghamburkan uang.
"Sesekali lo perlu enjoy untuk hidup. Mengeluarkan uang untuk saudara tersayang lo" kata Mike dengan tertawa.
"Kak Mike keterlaluan" kata Miki pelan.
"Lo juga senang ditraktir Miko, bukan?"
"Sudah. Sudah. Gue masih mampu membayar jadi tidak masalah" kata Miko dengan duduk.
"Gue gak mau duduk di sini. Gue mau duduk di sana" kata Mike dengan menunjuk kursi yang ada di tengah.
"Terserah lo lah" kata Miko malas dan berdiri.
Mike berjalan dengan lincah dan wajah sumringah. Semakin lama Miko dan Miki berhenti berjalan karena sudah tahu maksud Mike mengajak duduk di sana. Di meja sebelahnya beberapa anak perempuan berkumpul.
"Astaga, Kak Mike" kata Miki bergumam.
Miko memasang wajah datar dan memilih untuk berjalan kembali tidak menghiraukan sikap Mike. Ketika sudah duduk Mike tidak berhenti melihat terus ke meja yang ditempati banyak anak perempuan. Sesekali mata Mike menangkap salah satu anak perempuan dan tersenyum ramah.
"Kak Mike, sudah berhenti. Ayo pesan makanan" bisik Miki.
"Terserah lo saja. Gue ikut" kata Mike tidak berhenti melihat anak perempuan itu.
"Kak Miko" panggil Miki dengan menghela napas.
Miko melihat Mike.
"Mike, kalau di sini lo untuk berkenalan dengan mereka silahkan. Gue dan Miki akan pulang. Gak perlu traktir lo" kata Miko dingin.
Mike menghela napas dan melihat Miko.
"Lo memang kaku ya? Gak bisa sedikit menikmati hidup. Pantas saja Rani tidak betah dengan lo" kata Mike kesal dan mengambil buku menu.
Miko terdiam karena kembali memikirkan Rani sedangkan Miki merasa heran dengan Mike.
"Sudah. Sekarang kita makan saja" kata Miki menengahi.
Akhirnya Miko kembali tidak semangat tapi berusaha disembunyikan.
"Jadi kita mau berlibur ke mana?" tanya Miko dengan berusaha melupakan Rani.
"Kita?" tanya Mike dengan melihat sebentar Miko.
Miko melihat Mike dan Mike berhenti melihat buku menu.
"Lo yakin kita? Yang benar kita berdua. Miki gak mungkin mau ikut berlibur. Dia lebih senang di rumah atau membantu papa dan mama"
"Kak Mike mau pesan apa? Cepat pesan agar segera makan dan akhirnya pulang" kata Miki.
"Nah...lo dengar. Dia gak akan betah lama di luar rumah. Gak seperti kita" kata Mike kepada Miko.
"Miki, sesekali lo keluar rumah" kata Miko.
"Sekarang kita sedang keluar, bukan?"
"Maksud gue gak perlu terburu-buru pulang apalagi hari ini papa dan mama mengizinkan kita sampai malam sebagai perayaan kenaikan kelas kita" kata Miko pelan.
"Jadi gak ada yang mau pesan? Gue pulang saja" kata Miki dengan berdiri.
"Hei. Hei, Miki. Jangan pergi dulu. Miki" kata Mike dengan berdiri.
Miki bukan berhenti berjalan sehingga membuat Mike harus menggerutu di hadapan Miko. Miko mengangkat bahu pasrah.
***
Hai, readers...
Ini adalah karya baruku. Mohon dukungan untuk membacanya, berikan like serta follow aku, komentar dipersilahkan dan semoga senang dengan kisahnya sehingga dapat menghibur kalian 😉😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Delita bae
saya mampir 😊dukung juga karya saya🙏
semangat💪
2024-10-26
1