entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. berdebat dengan mama
Nyonya Tamara dan Laura pun memilih barang-barang yang mereka inginkan, mulai dari baju, sepatu, perhiasan dan lain-lain.
Sementara Alexander hanya bermain dengan handphonenya. Sekali-sekali, ia akan menatap kedua perempuan itu.
Tiba-tiba matanya mengarah kepada busana anak-anak, seketika ia langsung memikirkan kedua anaknya itu. alexander pun berniat untuk membelikan baju untuk anak-anaknya.
“mah… alex kesana sebentar ya..” ucap alexander. nyonya Tamara pun mengangguk bingung 😕
Ia pun berjalan dan menjauh dari kedua wanita itu dan memasuki ruangan dimana terdapat banyak busana unutk anak-anak.
Alexsander pun mulai memilih beberapa pakaian untuk anak-anaknya dan juga beberapa mainan untuk mereka.
Saat ia sedang memilih, ia berpikir, apakah anak-anaknya akan menerima pemberiannya ?. Mengingat ia tidak pernah memberikan mereka apapun.
Ia kembali berafas gusar, namun tetap ia pilihkan untuk kedua anaknya.
Setelah membayar, alexander pun kembali bergabung dengan ibu dan laura dengan beberapa tentengan di tangannya.
Melihat kedatangan alexander dengan beberapa tentengan di tangannya, nyonya tamara mendekat dan bertanya.
“kamu dari mana ? apa yang kamu beli..?” Tanya nyonya tamara.
Mendengar pertanyaan itu, alexander hanya diam dan tak menjawab pertanyaan ibunya. Tiba-tiba, matanya tertuju pada salah satu gaun yang menurutnya sangat bagus.
Tanpa berkata apapun, alexander langsung mengatakan kepada salah seorang pegawai itu untuk membungkus baju itu. nyonya tamara kembali heran dan kembali bertanya.
“kamu beli untuk siapa..?” Tanya nyonya tamara sedikit menyelidik. Lagi-lagi alexander tidak menjawab. Membuat sang mama kesal.
“jawab dong lex..!! jangan bilang baju itu untuk perempuan murahan dan kedua anak sialan itu !!” teriaknya. Alex pun mematung, entah kenapa, alexander tidak menyukai ucapan mamanya.
“ma.!! Cukup.. orang yang mama katai murahan dan sialan adalah istri dan anakku, menantu dan cucu mama sendiri.!!” Teriak alexander tak kalah hebat dengan nyonya tamara. Laura dan nyonya tamara pun terkejut mendengar pembelaan dari alex unutk mereka.
“oh.. jadi sekarang, kamu mulai bersimpati kepada mereka dan melawan mama kamu sendiri.!!” Ucapnya nyonya tamara lagi, sementara mereka tidak sadar bahwa mereka masih berada di luar keramaian, beberapa orang yang lewat melihat mereka dengan tatapan penasaran.
“sudah ma. Alex malas berdebat sama mama, apalagi kita sedang ada di keramaian..” ucap alexander kembali memelankan suaranya.
“dengar ya lex, sampai kapanpun, perempuan itu tidak akan menjadi menantuku. Aku tidak sudi memiliki menantu yang licik seperti itu, dan menantuku hanya laura..” ucap nyonya tamara menekankan pada putranya itu.
seketika senyum smirik terbit di bibir laura. Namun dengan cepat, ia kembali memasang wajah polosnya.
“sudah tante, jangan marah terus, disni banyak orang..” ucap laura menenangkan nyonya tamara.
Namun ternyata alex hanya menulikan telinganya. Entah kenapa ia melakukan hal itu, dulu ia tidak pernah melakukannya.
Dari pada masalahnya tambah menjadi, alexanderpun segera meninggalkan tempat tersebut dan kembali kekantornya sambil menenteng beberapa belanjaannya, meliihat alex pergi tanpa mengatakan apapun, nyonya tamara makin tersulut emosi.
“alex mau kemana kamu..!! mama belum selsai bicara..!!” terianya. Namun orang yang di teriyaki itu tidak peduli dan terus melangkahkan kakinya keluar dari tempat tersebut.
***
di tempat lain. Anastasia di sambut hangat oleh kedua putranya dan mbok Ning. melihat Anastasia datang aryano dan alzio tersenyum senang sementara ariano yang sudah berlari bebas memeluk sang bunda.
"bunda sudah pulang, Kenapa lama sekali bunda berada di luar. Iyan sangat mengkhawatirkan bunda.."ucap aryano sambil memeluk kaki sang bunda.
Anastasia pun tersenyum melihat Putra sulungnya sangat mengkhawatirkannya, Anastasia mengusap lembut kepala putranya itu.
"tidak apa sayang, tadi urusan bunda sedikit mendesak jadi agak lama. ariano tidak perlu khawatir bunda tidak apa-apa." ucap Anastasia lagi. setelah itu aryano melepaskan pelukannya di kaki bundanya.
"kalau begitu bunda mandi dan bersih-bersih dulu ya.." ucap Anastasia mengecup dua buah hatinya itu dengan alzio yang masih berada di gendongan mbok Ning.
"mbok titip sebentar ya, Saya ingin mandi dulu."ucap Anastasia dan dibalas anggukan oleh mbok Ning.
"Iya neng tidak apa-apa." ucap mbok ning, setelah itu Anastasia pun memasuki kamar kedua putranya dan membersihkan dirinya di sana.
semenjak Ia terbangun dari komanya, tak pernah sekalipun Ia tidur di kamar nya sendiri, Anastasia malah nyaman tidur bersama kedua anaknya dan melupakan Alexander sebagai suaminya.
***
sore hari pun menjelang, Alexander langsung menyelesaikan semua pekerjaannya dan pulang ke rumah di mana Ada Anastasia istrinya dan kedua darah dagingnya.
tak tak tak. suara langkah kaki Alexander yang beradu dengan lantai keramik itu.
Alexander langsung berjalan ke arah kamar kedua anaknya. sesampainya Ia di sana, Iya langsung memutar knop pintu kamar anaknya itu.
ceklek.. suara pintu kamar dibuka.
mendengar ada yang membuka pintu kamar mereka, aryano langsung mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Iya sedang menemani adiknya bermain sementara Anastasia berada di dapur membantu mbok Ning memasak.
melihat orang yang masuk ke kamar mereka, sontak membuat ariano terkejut, seketika ketakutan itu langsung memenuhi hatinya.
melihat ketakutan di mata ariano, Alexander sedikit memberikan senyum kecut, setelah itu, Alexander pun langsung melangkahkan kakinya menemui kedua darah dagingnya dengan beberapa tentengan yang ia bawa.
"hai.." sapa Alexander dengan kaku. sementara ariano menjadi tegang dan takut.
(aduh ini gimana sih, Kenapa berhadapan dengan anak sendiri sekaku ini. apa aku benar-benar tidak bisa membuat kedua anakku nyaman kepadaku.) batin Alexander.
Iya mencoba mengangkat tangannya untuk mengelus sedikit kepala sang anak, namun melihat aryano memberikan respon yang tidak biasa, Alexander kembali mengurungkan niatnya tersebut.
"Di mana ibumu? Kenapa kalian hanya berdua di sini?" tanya Alexander kepada ariano berusaha membelankan dan melembutkan suaranya selembut mungkin agar tidak membuat ariano makin tertekan.
aryano seketika memandang wajah laki-laki yang menjadi ayahnya ini. Iya ngerasa heran melihat dan mendengar suara lembut ayahnya
"bunda_" ucapan ariano terpotong, karena tiba-tiba ada suara yang mengagetkan mereka.
"sedang apa kamu di sini? jangan bilang kamu di sini untuk menyakiti kedua anakku..!!" tanya Anastasia dengan lantang dan tanpa basa-basi. mendengar tuduhan itu Alexander menjadi kesal.
"enak saja kamu menuduhku seperti itu, aku ke sini karena ingin melihat mereka sekaligus memberikan baju pilihan Laura ini untuk mereka."ucap Alexander berbohong.
Iya sedikit gengsi mengatakan kalau baju itu ia pilihkan sebagai permintaan maaf untuk kedua anaknya itu, karena tidak memperhatikan mereka selama ini, Namun nyatanya ego Alexander terlalu tinggi.
"kamu tidak usah mempedulikan kedua anakku, karena sampai kapanpun di dalam hati kamu tidak akan pernah ada kasih sayang dan perhatian untuk mereka..!!" ucap Anastasia lagi.
Alexander menjadi tidak terima dituduh seperti itu. sejenak ia mulai berpikir bagaimana ia menuduh Anastasia dahulu, dan beginilah rasanya tidak dipercaya sama sekali.
(ternyata ini rasanya tidak dipercaya dan dituduh tanpa sebab. rasanya sangat menyesakkan) batin Alexander.
Iya terdiam dan mengamati wajah Anastasia yang sudah mendekat ke arah kedua putranya itu dan memberikan mereka ketenangan, karena sepertinya aryano sangat takut bertemu dengannya.
"sayang tenang saja di sini ada bunda.." ucap Anastasia menenangkan ariano yang masih tegang dan memasang wajah takut kepada Alexander.
ariano pun langsung memeluk sang bunda dan menenggelamkan wajahnya ke leher sang bunda. sementara alzio yang belum mengetahui apa-apa, Iya tengah asyik bermain dengan mainannya.
" sudah sayang tidak apa-apa. sebaiknya ariano dan adik mandi dan bersih-bersih setelah itu kita makan malam. ayo bunda bantu" ucap Anastasia.
sementara keberadaan Alexander di sana tidak dipedulikan, Alexander pun hanya berdiri dan diam melihat interaksi ibu dan anak itu.
seketika aryano pun turun dari gendongan sang bunda, dan Anastasia langsung mengangkat alzio dan membawa kedua anaknya itu ke dalam kamar mandi untuk dibersihkan.
"sebaiknya kamu jangan di sini,!!"seru Anastasia kepada Alexander sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi untuk memandikan kedua buah hatinya.
melihat Anastasia menutup pintu kamar mandi, Alexander kembali bernafas kasar, ia menyugar rambut nya dan meletakkan paper bag yang ia bawa di atas meja. setelah itu ia keluar dari kamar itu.
Alexander berjalan ke arah kamarnya dan Anastasia. sesampainya di kamarnya Alexander langsung mengunci pintu kamar tersebut dan meninju tembok.
"bodoh bodoh bodoh... bisa-bisanya Aku melakukan hal itu. apa aku mulai tertarik dengan Anastasia itu, tidak aku tidak boleh lemah. aku akan buktikan padanya kalau ia tidak bisa hidup tanpa aku. setelah itu, ia pasti akan kembali memohon-mohon kepadaku." ucap Alexander dengan percaya diri dan disertai dengan senyum sinis.
setelah itu, Alexander pun langsung memutuskan tidak akan memberikan nafkah kepada Anastasia. dulu walaupun ia benci kepada Anastasia, ia masih memberikan nafkah walaupun jumlahnya tidak banyak, ditambah lagi ia memberikan uang kepada Anastasia setelah menggaulinya.
"kita lihat saja, sampai kapan kamu akan bersikap sombong seperti itu kepadaku. aku yakin tidak akan lama kamu pasti akan menyerah dengan taktik mu ini, dasar gadis bodoh." umpat Alexander.
sebenarnya dalam hati Alexander agak ragu melakukan hal itu, namun lagi-lagi egonya mengatakan bahwa ia harus bersikap seperti itu, jika ingin mendapatkan Anastasia kembali.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚