NovelToon NovelToon
KAISAR ARAS

KAISAR ARAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Perperangan / Harem / Fantasi Isekai
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ark Vest

Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.

Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.

Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 : KEKUATAN VS KECEPATAN

Myro diikuti oleh Tusen dan Lune berjalan di medan perang yang hampir berakhir, ada banyak sekali mayat para bandit di sepanjang jalan. 

"Untungnya rencananya berjalan lancar, Lune! Bukan, lebih tepatnya kau benar-benar hebat sebab semuanya berjalan sesuai apa yang kau rencanakan", kata Myro menatap medan perang yang berdarah dengan mata dingin, dia tak terlihat seperti pemula yang belum pernah menghadapi medan perang sama sekali. 

Bahkan, Myro membawa sebuah pedang di tangan kanannya dan perisai di tangan kiri, ada beberapa jejak darah pada pedang ataupun baju besi yang merupakan darah milik musuh yang ia bunuh selama serangan mendadak tadi. 

Lune yang dari tadi mengamati Myro menarik kembali tatapannya "Semua rencana bisa berhasil sesuai rencana karena kerja sama dari tuan yang mau mempercayaiku dan mengambil resiko. Bagaimanapun semua orang tahu bahwa bandit tak akan keluar dari markas mereka secara bersamaan kecuali ada target yang akan mereka rampas, karena alasan tersebut kita perlu menyamar menjadi pedagang yang selalu menjadi target mereka. Masalahnya jumlah bandit terlalu besar, karavan dagang kecil pasti tak akan membuat seluruh anggota mereka datang, hal itu yang membuat kita harus menyamar menjadi karavan pedagang besar, gunakan prajurit tentara bayaran sebagai umpan, sedangkan prajurit kita bersembunyi di gerobak yang seharusnya menjadi barang dagangan supaya dapat memberikan serangan kejutan".

"Kelemahan terbesar bandit adalah mereka tak mempunyai disiplin militer, selama mereka merasa diri mereka telah menang, para bandit yang serakah pasti dibutakan oleh kekayaan yang menyebabkan mereka lebih mudah dibunuh akibat rasa lengah mereka. Tetapi tak peduli seberapa akurat rencana yang aku buat, tanpa dukungan anda, semuanya percuma. Tuan, sebenarnya aku dari tadi penasaran, nampaknya anda cukup terbiasa terhadap medan perang?".

Mendengar pertanyaan Lune, Myro berkata ringan "Aku beberapa kali meminta bantuan Ares ataupun Tusen agar melatihku, terutama Tusen yang telah menjadi seperti guru pedangku sendiri, dia bahkan mengajakku beberapa kali ikut memburu penjahat maupun pemusnahan bandit yang dilakukan oleh tentara ibukota secara diam-diam".

"Apakah begitu? Tuanku, belajar bertarung bukan hal yang buruk, namun jangan lupa bahwa diri anda merupakan seorang penguasa di masa depan", kata Lune hati-hati "Tak peduli seberapa kuat anda, bertarung di barisan depan terlalu berisiko karena satu orang tetap bukan lawan dari ratusan orang. Jadi, aku harap anda selalu berhati-hati di masa depan dan berpikir berkali-kali sebelum memasuki medan perang, lebih baik anda cukup mengandalkan bawahan tuan untuk memenangkan perang".

Myro berkata "Aku tahu apa yang kau pikirkan, memang ada banyak pangeran ataupun raja yang berhasil duduk di atas tahta tanpa perlu hebat bertarung, tapi aku tidak mau menjadi sosok pemimpin yang cuma bisa mengandalkan bawahannya! Aku mau mengendalikan takdirku sendiri!".

"Anda memang belum pernah berubah sedikitpun, tuanku", gumam Lune pelan agar tidak terdengar oleh Myro, lalu ia lanjut berbicara memakai suara yang cukup keras "Aku mengerti aoa yang tuan inginkan. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan siapapun mencoba mengendalikan tuan! Selama ada yang berani mencobanya, aku akan membunuh mereka".

"Tang!".

Ketika Myro dan Lune sedang mengobrol karena berpikir perang telah selesai, suara pertarungan yang intens menarik perhatian mereka. 

Myro melihat ke arah asal suara untuk menemukan Ares yang sedang bertarung sengit melawan seseorang. 

Pria yang dilawan Ares nampak seperti beruang ganas dengan tombak menakutkan di tangannya, tapi tombak yang begitu berat terlihat sangat ringan serta fleksibel di tangannya. 

Torpan, pria yang dilawan Ares menebas tombaknya seperti monster. Selama pedang Ares bertabrakan melawan tombak tersebut, Ares akan dibuat mundur beberapa langkah ke belakang. 

Meskipun posisinya kurang menguntungkan, Ares memanfaatkan kecepatannya agar mencari celah milik Torpan. Setiap Torpan melakukan satu tebasan tombak, Ares bisa menebas pedangnya sebanyak tiga kali yang menunjukkan seberapa besar perbedaan kecepatan mereka. 

Lagipula saat menahan serangan tombak Torpan tadi, Ares sadar dirinya memang bukan lawan dari kekuatan Torpan jika mengenai kekuatan murni, oleh karena itu dia memanfaatkan bidang dimana dia lebih unggul daripada Torpan yaitu kecepatan. 

Myro melirik ke arah seribu pasukan yang berbaris di dekat pertarungan, mereka semua sepertinya bandit bawahan Torpan. Walaupun mereka terus diam menonton pertarungan pemimpin mereka karena perintah yang diberikan Torpan, mereka pasti ikut bergerak sewaktu Torpan kalah. 

Memikirkan masalah tersebut, Myro berkata "Tusen, kumpulkan prajurit kita yang telah selesai bertarung, jaga-jaga supaya kita dapat membantu Ares tepat waktu".

"Saya mengerti", kata Tusen bergegas pergi melaksanakan perintah Myro. 

Pertarungan dua orang tersebut terus berlanjut, tabrakan tombak dan pedang mereka terjadi secara terus menerus. 

Pedang Ares yang memanfaatkan keunggulan kecepatan beberapa kali berhasil mengenai Torpan, namun semuanya cuma luka ringan di kulit yang tak mempengaruhi kekuatan Torpan sedikitpun. 

Di sisi lain, Ares kehabisan tenaga lebih dulu sebab dirinya tadi perlu bertindak cepat dari tadi. Seluruh tubuh Ares telah berkeringat, nafasnya menjadi sangat berat dan tidak teratur. 

Torpan tentunya merasa sedikit lelah, walaupun begitu nafasnya masih stabil. Dia menatap Ares yang sudah mulai melambat "Ada apa, Ares? Apakah seorang jendral Loyalis yang hebat hanya mempunyai kekuatan segini?".

Menarik nafasnya, Torpan tiba-tiba meningkatkan kekuatan pukulannya kepada Ares yang mendekat. 

Ares terkejut terhadap serangan Torpan, awalnya dia berpikir kekuatan Torpan dari tadi sudah menjadu kekuatan maksimalnya, siapa yang berpikir dia masih mampu meningkatkan kekuatannya? Dalam keadaan belum siap, Ares menebas pedangnya menuju tombak Torpan menggunakan semua tenaga miliknya yang tersisa. 

"Brak!".

Tubuh Ares mundur sejauh lebih dari sepuluh langkah sebelum berhenti, Torpan ikut dipukul mundur sejauh dua langkah, tapi dia dari tadi terus berdiri tegak selama pertarungan yang menunjukkan posisinya memang lebih menguntungkan. 

Tanpa memberi kesempatan bagi Ares, Torpan berlari maju menuju Ares yang baru berhenti mundur sambil mengangka tombaknya menebas ke arah Ares "Pertarungan berakhir! Aku adalah pemenangnya!".

Ares tidak panik, ia mencoba mengangkat pedangnya untuk menghentikan serangan Torpan. 

"Krak!".

Sebelum kedua senjata mereka bertabrakan, Ares menyadari ternyata pedangnya telah pecah akibat tabrakan tadi, dia tidak bisa menghentikan tombak Torpan menggunakan pedang pecah ini atau dia pasti mati. 

Mengambil keputusan cepat, Ares mengubah pikirannya dan mencoba menghindari serangan tersebut. Tetapi dia terlambat selangkah akibat lama menyadari bahwa pedangnya telah hancur, tombak Torpan datang lebih dulu sebelum Ares berhasil menghindar. 

"Tang!".

Saat semua orang berpikir Ares akan mati di bawah tombak menakutkan Torpan, seseorang ikut campur di pertarungan kedua monster tersebut. 

Orang tersebut berdiri di depan Ares, lalu dia menabrakkan perisai di tangannya ke tombak Torpan.

Akibat serangan Torpan, orang yang membawa perisai dipukul mundur beberapa langkah, tapi setidaknya dia memang berhasil menghentikan tombak Torpan dari membunuh Ares. 

Ares melihat ke arah orang yang berdiri di depannya, melindungi dirinya penuh rasa terkejut "Tuan Myro!".

1
o
siapp
o
tampol aja tuh
Wahyu Okta Dani
berati ini kehidupan kedua myro ya
Ardianovich
Jangan khawatir, saya akan membaca setiap update datang.
REZI™~™
semangat torr
o
io
o
err
o
lanjut
o
y
Saiken
Rasanya seperti Ren. /Sweat/
o
siapa nih
o
ohhhhhhh
o
yohohohohohoho
o
whaatt???
o
lanjuuuuttt
o
hmm
o
hebatt
o
josss
o
siippp
o
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!