Chan Khotthot naa ... dilarang boom like.
Kenzie, seorang wanita berusia 27 tahun, sering mendapat olokan perawan tua. 'Jika aku tidak dapat menemukan lelaki kaya, maka aku akan menjadi jomblo hingga mendapatkan kriteriaku' Itulah yang dikatakannya. Namun, ibunya tidak tahan ketika para tetangga menghina anaknya yang tidak laku. Akhirnya memutuskan untuk membuat perjodohan dengan sahabat lamanya! Akankah Kenzie bersedia ataukah menolak perjodohan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiZi_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf aku yang tak jujur (26)
Deva yang mendengar Ardi menceritakan tentang seseorang yang ingin mencelakainya. Ia yakin jika sesuatu sedang terjadi. Itu mengapa kematian Ardi juga yang bisa menyelamatkan orang tersebut.
"Ar, tenanglah. Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi dengan mudah," ujar Deva bersumpah untuk melindungi Ardi.
"Sepenting itukah sebuah kertas bagi mereka?" balas Ardi dengan memainkan sebuah bolpoin karena merasa jika orang-orang tersebut selalu saja mengusik hidupnya.
"Jika aku jadi kamu. Mungkin inilah saatnya untuk menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya," ucap Deva yang semakin tak sabar untuk memperlihat sosok yang selalu ditindas, diintimidasi dengan tidak adil.
Tring.
Bunyi notifikasi dari ponsel milik Ardi.
"Ada apa?" tanya Deva ketika melihat raut wajah Ardi berubah.
"Nenek memintaku untuk datang," ujar Ardi.
"Untuk dipermalukan lagi? Atau ingin jarimu untuk melengkapi berkas itu," balas Deva dengan suara dongkolnya.
"Aku akan datang untuk melihat topeng mereka." Jawab Ardi.
"Sebaiknya memang begitu, kamu perlu untuk menunjukkan siapa orang yang selalu dihina. Saatnya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi hak kamu juga," ucap Deva.
"Aku pergi menjemput Kenzie." Kalimat sebagai penutup percakapan, membuat Deva hanya bisa melongo menatap kepergian Ardi.
"Apa aku tidak salah dengar." Itulah yang diucapkan oleh Deva dengan mata terus tertuju pada langkah Ardi.
"Aneh, apa yang terjadi kepada mereka? Bukankah Ardi memutuskan bercerai dari wanita itu juga?"
Sekarang, pikiran Deva sedang bingung. Memikirkan sikap Ardi yang mana tiba-tiba menjemput Kenzie, nyata-nyata baru kemarin lelaki itu memilih berpisah.
"Sudahlah, mereka yang menikah, tetapi aku harus ikut memikirkannya." Memilih tak peduli karena banyak hal yang harus dikerjakan juga.
Saat ini di kafe.
Ardi yang kebetulan ingin minum sesuatu, tanpa sengaja melihat dua orang tengah mengobrol. Wajahnya berubah sendu, seakan semua yang dikatakan oleh Kenzie hanya omong kosong.
"Bahkan kamu sudah lebih dulu sampai di sini dengan Leo," batin Ardi dalam hati.
Namun, seolah tidak terjadi apa pun, Ardi tetap mencari tempat untuk duduk. Tak ada keinginan menegur bahkan menatapnya saja pun tidak.
"Ar!" Ketika Ardi melewati meja Kenzie, wanita itu pun menghentikan langkahnya.
"Maaf, apa kita saling kenal?" tanya Ardi dengan suara rendah.
"Ar, jangan pura-pura tidak mengenalku? Duduklah karena ada sesuatu yang harus aku perjelas di sini." Kata Kenzie.
Ardi pun menurut. Lalu duduk di samping Kenzie dan sepasang mata kini sedang menatap tidak suka ke arahnya.
"Zie, apa yang ingin kamu sampaikan padaku? Mungkinkah kamu menerima lamaranku tempo hari." Raut wajah penuh harap, seolah kesempatan untuk berada di sisi Kenzie begitu besar.
"Benar, di sini aku akan memberi sebuah jawaban. Namun, setelah ini jika kamu membenciku itu pun sangat impas!" ucap Kenzie dengan tegas.
"Zie, bukankah kamu juga mencintaiku? Lantas apa maksud dari ucapanmu," ujar Leo.
"Awalnya aku memang mencintaimu, tapi aku juga menemukan rasa nyaman dan aman ketika bersama dengan seseorang yang aku benci." Ucapan Kenzie pun menarik perhatian Ardi.
"Zie—,"
"Aku belum selesai bicara, jangan menyela!" potong Kenzie.
"Sebelumnya aku minta maaf karena dari awal tidak jujur, lelaki yang di sebelahku adalah suamiku."
Mata Leo tak berkedip, merasa detak jantungnya berhenti seketika. Hantaman batu besar tepat di dadanya, itulah yang kini dirasakan lelaki berusia 30 tahun itu.
"Maaf." Lagi ... Leo mendengar kata maaf dari Kenzie.
"Zie, bukankah ini terlalu tidak adil bagiku. Bahkan kita sudah melalui banyak hal dan sekarang tiba-tiba saja mengatakan jika pria di sampingmu adalah suami kamu," ucap Leo dengan wajah menahan sesuatu yang sulit dijelaskan.
"Maaf, maaf karena sudah berbohong." Kenzie pun mengucapkan kata maaf pada Leo, meski lelaki tersebut tidak mau memaafkan, bukankah itu hal yang wajar.
"Bahkan aku tidak mengerti dengan ini semua. Setelah apa yang kuperjuangkan dan berharap kita memiliki keluarga bahagia, nyatanya kamu begitu kejam padaku!"
Kenzie pun menerima rasa benci itu karena memang pantas. Wajahnya tertunduk seakan tidak sanggup menatap wajah Leo. Ardi pun berusaha menguatkan, memegang tangannya dengan erat. Berharap kalau istrinya baik-baik saja.
"Dia hanya seorang mekanik. Ada aku yang kaya sekaligus mapan, kamu bisa meninggalkannya dan menikah denganku." Menyakinkan Kenzie, lantas Leo pun memprovokasi wanita tersebut dan meninggalkan lelaki miskin di sampingnya itu.
"Maaf, tapi aku tidak bisa meninggalkan dia. Aku berdoa setelah ini kamu bisa menemukan wanita yang lebih baik dariku," ujar Kenzie.
"Zie, kamu tidak bisa begini denganku? Zie ... Kenzie!" gertak Leo.
"Jangan ikut campur, ini urusanku dengannya." Kata Leo karena pada saat dirinya membentak Kenzie, tanpa mengatakan satu kata kalimat Ardi langsung meraih kerah miliknya.
"Aku berhak ikut campur, karena dia adalah istriku."
Leo, bukannya takut justru malah tertawa terbahak-bahak bahkan tidak bisa berhenti. "Apa yang kamu tertawakan?" tanya Ardi.
Leo pun masih dengan tawanya, ia begitu tergelitik ketika Ardi berusaha mengatakan akan status dirinya dan Kenzie.
“Apa yang kamu tertawakan?” tanya Ardi.
“Bahkan kamu tidak tahu letak masalahmu di mana sehingga aku menertawakanmu,” ucap Leo.
semangatt..
jgn lamalama Up nyaa...