Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara gara cilok
"Ta tapi, kak," belum selesai Flow berbicara, Rere kembali berucap, "nggak ada tapi-tapian, lebih baik kamu pergi sekarang dari pada gajimu aku potong bulan ini," bentaknya.
Dengan berat hati akhirnya Flow pergi membelikan cilok untuk Rere, dari pada gajinya di potong lebih baik ia mengalah.
'Padahal aku hanya ingin minta uang buat beli ciloknya tapi dia selalu memotong pembicaraanku. Biarlah untuk sekarang aku yang belikan, anggap saja bersedekah sama atasan,' huuuhhh
Setelah sampai di dekat gang tersebut akhirnya Flow memesan cilok untuk Rere, "mang, 5 ribu aja, 2 bungkus ya, tapi yang pedas pake banget, oke mang!"
"baik neng," jawab kang cilok.
Tak lama kemudian cilok pesanan nya selesai dibungkus, tapi flow tidak langsung pergi meninggalkan tempat itu, ia malah duduk di sana sambil memakan cilok bagiannya.
Sedang enak-enak nya makan cilok tiba - tiba Flow dikagetkan dengan suara perempuan paruh baya dari samping nya.
"Neng, kasian ibu neng, ibu belum makan sedari kemarin!" ucap seorang ibu-ibu paruh baya sambil memelas melihat cilok yang di makan flow.
"Astaga, eh iya, maaf, Ibu duduk di sini dulu ya! aku pesankan cilok, ibu mau?" sambil mengambil kursi kosong si sebelahnya, dan di jawab anggukan sama ibu-ibu tersebut sambil tersenyum dan duduk di kursi yang di ambilkan Flow.
"mang, ciloknya 1 porsi lagi ya mang, tapi jangan pedas ya!" sengaja Flow memesan tidak pedas, karena ibu-ibu itu belum makan dari kemarin.
"siap neng."
Setelah selesai makan cilok, Flow pamit sama ibu tersebut, karena sebentar lagi jam kerjanya akan dimulai.
"Bu, aku pamit duluan ya, sebentar lagi jam kerja aku, bu. Oh iya, ini ada sedikit rezeki buat ibu," ucap flow dengan menyelipkan sedikit uang pada genggaman tangannya sambil bersalaman dengan ibu tersebut.
"Terimakasih neng, sudah mau membantu ibu! Ini, ibu hanya ada kaca antik ini, tolong neng terima ya!" jawab ibu tersebut sambil menyodorkan sebuah kaca antik pada Flow.
"Tapi bu," ucap Flow sambil menggeleng, namun ibu itu kekeh, agar flow tetap mengambil kaca tersebut.
Mau tidak mau flow pun akhirnya menerima kaca antik itu.
Singkat cerita.
Tak lama kemudian, flow sampai di cafe Asmara, ia mencari Rere untuk memberikan cilok yang dimintanya tadi, tapi tak kunjung ketemu, al hasil ia menitipkan pada kasir cafe, karena ia yang stay duduk di sana.
Pelanggan sudah mulai berdatangan, walau hari masih terbilang pagi, tapi sudah rame akan pengunjung.
Salah seorang temannya datang menghampiri Flow, "Flow, lu dicariin tuh sama Bos, katanya suruh ke ruangannya."
"Ada apa ya, Bos nyari aku?"
"Nggak tau juga, lebih baik kamu langsung ke sana takutnya nanti kena marah."
"Baiklah, makasih loh ya udah ngasih tahu."
Flow berlalu meninggalkan karyawan tersebut.
Setibanya di ruangan sang bos, flow langsung mengetuk pintu terlebih dahulu.
Tok tok tok
"Masuk," setelah terdengar suara dari dalam, flow pun masuk ke dalam.
"Permisi pak, bapak mencari saya?" tanya flow dengan gugup, karena raut wajah bos nya sepertinya tidak bersahabat.
"Kemana saja kamu? kenapa sedari tadi tidak datang ke ruangan saya? saya telah lama menunggu kamu mengantarkan sarapan seperti biasanya, tapi kamu kemana? sampai-sampai saya pusing karena belum makan, tapi kamu tidak kunjung mengantarkannya, padahal kata Rere, kamu sudah datang sedari tadi, kemana saja kamu? apa benar kamu sudah tidak kerasan lagi bekerja disini? saya juga dengar kalau kamu mengeluh akan gaji yang kamu terima, apakah tidak cukup gaji yang saya berikan selama ini? padahal disini gajinya sudah besar daripada di tempat lain," ucap Pak Ferdi panjang kali lebar yang mana ia terlihat sangat marah sekali, tanpa menjawab pertanyaan flow sebelumnya.
"Maaf pak, saya memang sudah datang sedari tadi pak, tapi saya dimintai untuk membeli cilok di gang depan komplek Melati sama Bu Rere tadi Pak! Malahan uang untuk membeli cilok pun, juga tidak di kasih pak."
"Walaupun demikian, kamu harus profesional dengan pekerjaanmu, saya tidak mau mendengar penjelasan apapun, mulai hari ini, kamu, saya PECAT, ini gaji kamu bulan ini, silahkan kamu pergi, jangan lupa tutup pintunya sekalian," ucapnya sambil menyerahkan amplop haji flow dengan menunjuk ke arah pintu, agar flow segera pergi.
Dengan langkah gontai Flow keluar dari ruangan bos nya, ia berjalan tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya dengan aneh.
Entah apalagi fitnah yang telah di sebarkan tentangnya, ia yakin pasti Rere lah yang telah memfitnahnya, karena selama ini hanya dia yang sangat tidak menyukai Flow.
Sementara itu, di ruangan Pak Ferdi.
"Sayang, terimakasih ya! kamu sudah memenuhi keinginan ku," ucapnya sambil bergelayut manja pada Ferdi.
"Tenang saja sayang, apapun itu, pasti akan aku lakukan untukmu, ah,, sayang, kau sungguh sangat menggoda, sini, puaskan aku dengan permainan mu," ucap Pak Ferdi dengan suara serak sambil meremas bokongnya Rere, yang mana saat ini Rere duduk di pangkuan Ferdi sambil,,, anu,,, eto,,, (tahu sendiri ajalah ya!)
Ya, Rere lah yang telah memfitnah Flow, ia rela memberikan tubuhnya pada sang Bos demi memenuhi keinginannya. Selanjutnya permainan panas mereka berlangsung dengan sangat-sangat panas sekali, mereka seakan tak pernah puas hingga melakukannya beberapa ronde.
(permainannya, kalian bayangkan saja sendiri, 😜 aku masih polos, belum tahu cara menulisnya,, wkwk)
Sementara itu, Flow dengan langkah tertatih, berjalan menuju kontrakannya. Sepanjang perjalanan ia tak henti hentinya menangis, ia begitu sedih karena di pecat tanpa tau apa kesalahannya, kesannya ia telah melakukan suatu kesalahan yang besar, namun ia tak tahu apa, padahal selama ini, ia lah yang selalu tertindas bekerja di sana. Namun karena gaji di sana yang terbilang besar Flow tetap bertahan, tapi sekarang ia telah di pecat begitu saja.
Sesampainya di kontrakan.
Flow langsung bergegas menuju kamarnya, ia sungguh lelah hari ini, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur kapuknya, tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu, tak lama kemudian, karena kelelahan ia pun tertidur lelap.
'Eeehhh, dimana ini? bukankah aku tadi sedang di kamar?' tanya flow entah pada siapa.
'Indah sekali tempat ini, suasananya masih sangat asri, tidak seperti di tempat tinggal ku, walaupun sudah jauh dari kota dan pabrik-pabrik, tapi tetap saja polusi udaranya sudah sangat banyak dan pemandangannya tak seindah disini.'
flow terus melangkahkan kakinya tanpa tahu arah, hingga akhirnya ia sampai di tepi sebuah danau yang sangat indah, di tepi danau itu terdapat kursi untuk istirahat sambil menikmati keindahan danau dan pemandangan sekitarnya.
Tak lama terdengar suara seorang perempuan, suara yang sepertinya ia kenal, ya benar, itu ibu paruh baya yang telah di tolong Flow saat makan cilok tadi.
"Nak, pergunakanlah kaca antik yang kau miliki itu dengan baik, aku tahu kau gadis yang baik dan berhati lembut serta tulus, maka dari itu, aku memberikannya untukmu," ucap perempuan itu.
Bersambung
Seperti biasa ya, jangan lupa follow 💗💗
Like dan komentar sebanyak-banyaknya, kalau berkenan gift sama vote nya juga ya!! 🤔🤗👉🏻👈🏻👉🏻👈🏻
Ingat disini boleh berkomentar sesuka kalian, tapi DILARANG MEMBERI RATING RENDAH.
Terimakasih guys, Salam Sayang dari author, 😘😘❤️❤️
lah musuh bebuyutan nya malah dibebaskan gitu aja🤔
malah bilang flow jalang cih
main gendong anak gadis orang aja
gak sopan pula walaupun dia bosnya dulu ...
kurang sreg ama si rangga
Lalu aku pengen tahu alasan kakek nya Flow tidak merestui hubungan antara ayah dan ibu nya