Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Sedikit kisah tentang Dila–
"Hore !!! Kak Nadila cepetan bola nya di lempar kemari "teriak bocah kecil berusia 4 tahunan .
Dila mengangguk kan kepala nya , lalu melempar bola ke arah anak kecil tersebut .
"Yah, kak Nadila jauh banget sih lempar bola nya . Bola nya kan jadi ke jalan " ucap bocah tersebut sambil mengerucutkan ujung bibir nya .
Dila terkekeh , mengacak rambut bocah itu dengan gemas . "Kakak ambil dulu oke . Bobi di sini aja " ucap nya , yang langsung membuat bocah bernama Bobi tersebut mengembangkan senyuman manis nya .
Dila lalu melangkah kan kaki nya menuju ke jalan yang ada di depan panti asuhan Kasih Bunda , mengambil bola milik Bobi , adik panti nya .
Bruk
"Awwwsss" Dila terperanjat , terjatuh sampai bokong nya membentur aspal .
"Maaf, maaf , gue enggak sengaja , " ucap seorang pria . Lalu pria itu melirik ke arah pria yang baru datang dengan nafas tersengal-sengal .
"Aiiits , kabur kan tuh orang Rel . Gue capek deh ngejer nya" ucap pria yang baru datang.
"Eh. Lo mau mana ?" Pekik pria yang baru datang ketika melihat teman nya -- Farel berjalan ke depan . "Udah kabur ya Elah, udah enggak usah di kejer---"
"Brisik!" Farel menyela perkataan teman nya itu .
Farel kini berjalan mendekat ke arah seorang gadis yang masih terduduk di aspal .
Tangan Farel terulur , ingin membantu nya berdiri .
Nadila mendongak kan kepala nya , ketika melihat sebuah tangan terulur .
Lalu pandangan kedua nya bertemu , dan untuk beberapa saat mereka dalam keheningan ....
"Ya elah , malah pandang-pandangan lagi ." Gerutu si teman yang langsung membuat Farel dan Nadila membuang wajah kedua nya ke samping ...
"Emmm gue minta maaf , sini gue bantu " ucap Farel .
Nadila mengangguk kan kepala nya . Karena memang sakit yang di bokong nya beneran sakit , jadi Nadila mau bangun di bantu oleh pria yang ada di hadapannya ini ...
"Masih sakit ?" Tanya Farel .
Dan lagi-lagi Dila mengangguk kan kepala nya .
"Gue bawa ke rumah sakit ya ?" Ajak Farel .
Dila menggeleng kan kepala nya ... "Em-- enggak usah , nanti juga hilang sendiri" ucap Dila menolak ajakan Farel .
"Tapi --"
"Kak Nadila ! Kenapa lama banget , Bobi capek nungguin" teriakan Bobi membuat Farel dan Nadila menoleh ke arah sumber suara .
Dila tersenyum manis menyambut kedatangan Bobi . "Maaf ya Bob , tadi kakak--"
"Kak cepetan , tadi kata ibu , suruh cepet balik , karena ada sesuatu" ucap Bobi menyela perkataan Dila .
Dila mengangguk kan kepala nya , dengan tangan nya yang memegang pinggang , dan berjalan sambil meringis , Dila mengambil bola yang tidak jauh dari nya .
Lalu Dila mengajak Bobi berlalu dari sana , mengabaikan keberadaan Farel yang masih terdiam dan tidak bergeming .
Kenapa ? Karena Farel melihat senyuman yang tersungging dari kedua sudut bibir Dila .
Farel memegangi dada nya , yang rasa nya berdetak kencang ... Entah lah rasa nya ada perasaan yang aneh tiba-tiba menyeruak di dalam diri nya ...
____oOo___
"Ke supermarket di depan sana aja Bu , lebih dekat dan enggak makan waktu banyak ." Ucap Dila sambil menunjuk ke arah supermarket yang ada di seberang jalan sana kepada Bu Imah-- ibu panti ..
Bu Imah mengangguk kan kepalannya , lalu berjalan beriringan dengan Dila menuju ke sebuah supermarket yang memang letak nya tidak jauh dari panti asuhan Kasih Bunda ..
"Bu , kayak nya ini udah cukup deh" ucap Dila sembari mengakat beberapa makanan ringan untuk anak panti .
Bu Imah mengangguk , "ya sudah ayo , nanti ke buru hujan , " ucap Bu Imah , lalu kedua nya menuju ke kasir untuk membayar .
"Semua nya 200 ribu ya buk " ucap sang kasir .
Bu Imah merogoh saku nya mencari uang yang tadi di letakkan oleh nya di saku baju nya .
Namun nihil .. tidak ada ...
Bu Imah sudah keringat dingin , tangan nya berpindah mencari ke saku sebelah nya .
Dan nihil ... Tidak ada ..
"Bu ada apa ? " Tanya Dila yang melihat gelagat gelisah dari Bu Imah yang berdiri tepat di samping nya .
"Nad , uang ibu enggak ada . Bagaimana ini ? Ibu kayak nya kelupaan" ucap Bu Imah .
Nadila membulat kan kedua bola mata nya ."Dila juga enggak bawa dompet Bu . Gimana dong ini"
"Kita batalin aja ya , besok aja deh , ini udah malam , mau hujan lagi" ucap Bu Imah .
Dila mengangguk kan kepala nya , lalu menoleh ke arah sang kasir . "Mbak maaf ya , saya lupa bawa uang , jadi barang nya enggak jadi saya beli , maaf --"
"Biar saya yang bayarin "
Dila dan ibu Imah langsung mendongak menatap seseorang yang baru saja berbicara .
Dan
Deg
"Berapa mbak ?"
"200 ribu mas "
Pria itu mengangguk lalu meraih uang yang ada di dompet milik nya , menyerahkan nya ke mbak kasir .
"Sekalian sama punya saya " ucap nya yang menunjuk beberapa kaleng minuman .
"Mas enggak usah, udah kami enggak jadi " ucap Bu Imah yang tak enak hati .
Si pria menoleh dan tersenyum , menatap ke arah Bu Imah dan gadis yang di samping nya . Gadis yang tadi pagi di temui oleh nya .
"Enggak apa-apa Bu , ini .." pria itu menyodorkan kresek ke Bu Imah ,
"Anggap saja ini permintaan maaf saya karena saya tadi menabrak putri ibu" ucap pria itu sambil melirik ke arah Dila , membuat ibu Imah mengerutkan kening nya bingung .
Sedangkan Dila tertegun mendengar nya ...
____oOo___
Dila mengusap air mata nya yang mengenang di pipi nya . Sungguh ini kenyataan yang paling membuat diri nya rapuh ...
Rayyan nya , putra nya marah besar dengan diri nya ...
Tok tok tok
"Rayyan , sayang , ayo nak buka pintu nya , umi bisa jelasin nak .." ucap Dila berdiri di ambang pintu kamar putra nya .
"Pergi ! Rayyan benci sama umi . Rayyan juga benci sama Abi . Abi jahat ! Hiks hiks Abi punya anak lagi , selain Rayyan . Rayyan itu mau nya cuman jadi satu-satunya ... Rayyan enggak mau punya kakak ataupun adik " teriak Rayyan di dalam kamar nya .
"Rayyan , kita bisa bicara dulu nak ."
"Enggak .. Rayyan enggak mau "
Dila menghembuskan nafas nya kasar , lalu memejamkan kedua mata nya sesaat ... Sungguh sangat pusing diri nya saat ini . Bagaimana diri nya harus menghadapi putra nya yang sedang marah ...
_____
Brak
"Rayyan !!" Pekik Arsyad yang melihat Rayyan menggebrak meja makan ...
Rayyan tidak perduli , walaupun masih kecil , tapi emosi Rayyan itu bisa berapi-api ... "Aku yang anak nya Abi Arsyad bukan kamu " ucap Rayyan menatap tajam ke arah Zahra .
Zahra tersenyum miring , "oiya ? Tapi kenyataannya ayah Arsyad itu sekarang jadi ayah aku " ucap Zahra .
"Zahra , sudah nak , ayo nak ,kita kembali " Lydia mencoba menengahi , dengan memegang lengan Zahra dan mencoba untuk membawa anak nya pergi dari sana . Namun Zahra menolak nya .
"Bunda , apaan sih , aku mau di sini . Aku kan juga mau kenal sama kakek dan nenek , kayak yang di bilang sama ayah tadi " seru Zahra .
"Zahra bisa besok--"
"Enggak Zahra enggak mau , Zahra mau nya sekarang !" Tolak Zahra
"Dasar enggak tau malu ya , udah sana pergi , jangan muncul lagi di sini , ini rumah nenek sama kakek ku , bukan kakek sama nenek mau " ucap Rayyan ..
"Hei , ini juga rumah kakek nenek ku ya , " Zahra tidak mau kalah ,
"Zahra !!" Peringat Lydia .
Zahra tidak perduli .
"Pergi sana kamu , bawa tu bunda mu , dan jangan harap Abi Arsyad jadi Abi kamu , " ucap Rayyan .
"Rayyan !!" Kali ini Arsyad sudah sangat muak , suara pekikan Arsyad membuat semua nya berdiri ..
"Arsyad " tegur Abi Husein .
"Mas--"
Arsyad mengangkat sebelah tangan nya menyuruh semua nya diam .
"Abi enggak suka kamu seperti itu Rayyan " ucap Arsyad tegas .
Rayyan menatap tajam Arsyad . "Rayyan kan sudah bilang ! Jika Rayyan tidak mau memiliki adik ataupun kakak , ataupun apalah , Rayyan tidak mau, " lalu Rayyan menatap ke arah Zahra . "Apa lagi dia ! Rayyan benci " sambung Rayyan tanpa merasa takut sedikitpun ...
"Rayyan !!!"
"Mas sudah --"
"Kamu mau membela anak kamu yang salah hm ? Begini cara kamu mendidik anak kamu ?" Desis Arsyad menatap Dila ..
"Mas --"
"Ini bukan salah umi " sela Rayyan .
Arsyad tersenyum miring , " rupa nya keras kepala nya sama dan bahkan sangat mirip " gumam nya yang masih bisa di dengar oleh orang-orang yang ada di sana , dan apa yang keluar dari mulut Arsyad membuat Dila diam membeku ...
"Umi , Abi , saya pamit , " ucap Lydia yang sudah tidak enak berada di sana . Lydia lalu menarik tangan Zahra , walaupun Zahra tetap kekeuh , tapi Lydia tetap menarik tangan putri nya itu .
Umi dan Abi mengangguk , lalu mengantar Lydia dan Zahra ...
Arsyad lalu ingin melangkah kan kaki nya , namun suara Rayyan membuat nya berhenti .
"Aku enggak akan biarin Abi pergi , aku mau Abi tetap di sini sama aku sama umi " ucap Rayyan .
Arsyad membalikkan tubuh nya ... "Saya ada pekerjaan " ucap Arsyad datar lalu berlalu dari sana , tanpa menghiraukan Rayyan yang memanggil nama nya .
bonchap donk