Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 : Cemburu
Pesantren Al Hidayah.
Azalea kaget bukan main.
"Me..menginap?"
"Iya,kenapa?Kamu tidak suka?"
"Bu..bukan begitu mas,hanya saja.."
Azalea menatap tempat tidurnya,dan Adam melihat ke mana arah tatapan Azalea.Seketika senyum Adam mengembang sempurna.
"Aku dengar,di sini jika malam hari sangatlah dingin."Adam kembali menggoda Azalea.
Azalea tidak merespon.
"Kamar mu tidak punya sofa ya?Jadi mau tidak mau,aku harus tidur di ranjang sempit itu bersamamu."Tunjuk Adam menggunakan matanya.
Azalea menelan ludahnya kasar.
"Mas boleh tidur di sini,biar Azalea tidur di kamar sebelah saja."
"Mana bisa begitu?kamu mau aku di ceramahi Abi sampai besok pagi?"Ancam Adam.
"Baiklah mas."
Azalea pasrah,dia tidak ada pilihan lain.Tapi untuk sementara ia bisa bernafas lega,malam masih lama.Jadi masih banyak kesempatan untuk menghindari Adam.
Azalea memakai hijab dan cadarnya.
"Kamu mau kemana?"
"Pasar mas."
"Aku ikut."Timpal Adam.
"Tapi pasarnya jauh mas."
"Aku bisa antar,ayo."Ajak Adam,ia jadi lebih antusias di banding Azalea.
Azalea menghela nafas.
"Baiklah."
***
Pasar di desa.
Mereka sudah tiba di depan pasar,ini adalah pasar satu satunya di desa yang berjarak paling dekat dengan pesantren.Sebelum Azalea berangkat ke Mesir,dialah yang akan ke sini tiap minggunya,membeli kebutuhan dapur untuk para santriwati.
Puluhan pasang mata memperhatikan Adam yang berjalan di sisi Azalea.Banyak dari mereka yang berbisik,pasalnya,pernikahan Azalea dengan Adam beberapa bulan lalu masih menjadi rahasia di desa tersebut.
Tapi,tidak ada dari mereka yang beranggapan atau bercerita yang tidak tidak tentang Azalea,mereka semua tau,bagaimana perilaku anak dari pemilik ponpes Al Hidayah itu.
"Neng Lea baru keliatan.Gimana kuliahnya?"Tanya seorang wanita tua yang menjajakan berbagai macam jenis sayuran.
"Alhamdulillah lancar bu."Ujar Azalea sopan.
"Ini yang di sebelah siapa neng?Ganteng amat.."Masih penjual sayur yang tadi.
"Saya suaminya Bu."
Bukan Azalea,melainkan Adam yang secara terang terangan menyatakan jika ia adalah suami Azalea.
Azalea sampai melotot menatap Adam yang terlihat sangat santai setelah memberikan pernyataannya.
"MasyaAllah,neng Lea beruntung sekali ya."Lanjut masih dengan orang yang sama.
"Saya yang beruntung bu,bisa menikahi Azalea."Kembali Adam berucap dan beralih menatap Azalea,tatapan yang sulit di artikan.
Wajah Azalea mulai memerah,dia harus secepatnya meninggalkan tempat itu.
"Bungkus kentang dan wortelnya ya bu,masing masing tiga kilo."
Tidak berhenti di situ,sepanjang Azalea berbelanja,bisik bisik terus terdengar oleh mereka berdua,hingga sebuah nama tertangkap di telinga Adam dan nama itu mulai di sangkut pautkan dengannya,membuat pria tinggi itu tampak tidak nyaman dan di selimuti rasa penasaran.
Di dalam mobil.
"Sebelum bertemu denganku,apa kamu punya tunangan?"Tutur Adam dengan raut tak tertebak.
"Tidak ada."Singkat Azalea.
"Lalu,siapa itu Gus Damar?"Adam melihat ke arah Azalea.
"Aku tidak tau."Ucap Azalea kembali.
"Dari mana mas mendengar nama itu?"Selidik Azalea.
"Tadi di pasar,kamu tidak dengar ya,,telingaku jadi gerah...sehebat apa sih Gus Damar itu?"Adam mulai menampakkan ketidak sukaannya dengan seseorang yang bernama Gus Damar.
"Itulah tadi aku bilang,mas di rumah saja."
"Oo,,,jadi maksudmu,kamu menyuruhku tinggal di rumah agar mereka bisa leluasa menyebut nama pria itu dan menjodohkannya dengan mu?"
"Mas ini apa apaan sih."
"Jadi katakan,siapa itu Gus Damar?!"Suara Adam mulai meninggi.
"Ya Allah mas,aku juga tidak tau."Azalea jadi pusing sendiri menghadapi pertanyaan Adam yang tidak tidak.Azalea tidak tau,kenapa Adam bisa semarah itu hanya karena satu nama,dia belum paham jika sebenarnya Adam sedang di landa rasa cemburu yang berlebihan.
***
Pesantren Al Hidayah.
Adam mendiamkan Azalea hingga mereka tiba di pesantren.Azalea pun di buat bingung oleh sikap Adam yang tidak biasa itu.
"Assalamualaikum Lea."Suara seorang pria menyapa Azalea yang baru memasuki pekarangan rumah.
"Waalaikumsalam."Jawab Azalea melihat sekilas lalu menunduk kembali.
Adam curiga,pria itu tersenyum penuh arti saat melihat Azalea.
"Sini nak."Panggil Abi Ahmad.
Abi Ahmad sedang menjamu tamu saat Adam dan Azalea tiba.Dan tamu itulah yang menyapa Azalea barusan.
Adam mendekat dan duduk di depan Abi,lebih tepatnya di samping pria itu.
"Kenalkan Gus,ini Adam Arkananta."Abi Ahmad memperkenalkan Adam.
"Damar Umais."Ujarnya sambil menjabat tangan Adam,terus terang,Damar tidak suka saat melihat Azalea berjalan beriringan dengan pria bernama Adam yang baru ia kenal.
"Senang bertemu dengan anda."Adam menggenggam kuat tangan Gus Damar,jangan lupakan senyum sinis nya.
Gus Damar terpaksa menarik tangannya karena genggaman Adam yang begitu kuat hingga membuatnya kesakitan.
"Nak Adam kapan datang?"
"Tadi pagi Abi."
Melihat keakraban Adam dan pemilik ponpes tersebut,tentu saja membuat Gus Damar bertanya tanya.
"Saya baru melihat anda di sini.Mungkinkah anda akan melamar menjadi pengajar di pesantren ini?"Tanya Gus Damar.
"Tidak."
"Gus Damar adalah salah satu guru kami di sini nak Adam,beliau adalah salah satu lulusan terbaik Al Azhar."Ujar Abi Ahmad.
Mendapat pujian dari Abi,tentu membuat Gus Damar jadi besar kepala,dan itu terlihat dari tarikan bibirnya yang menyombongkan diri.
Adam hanya mengangguk pelan,ia tidak tertarik sama sekali dengan latar pendidikan pria itu.
"Jika tidak ingin mengajar,apa yang membuat anda jauh jauh ke sini?"Tanpa bertanya dari mana Adam berasal,Gus Damar sudah bisa menebak hanya melihat kendaraan Adam yang terlihat kotor akibat debu dan lumpur jalanan.
"Saya datang mengunjungi istri saya."
"Istri?"
"Iya Gus,nak Adam ini suaminya Azalea."Abi Ahmad menambahkan.
Kaget,sudah pasti...wajah angkuhnya berubah pias kala mendengar pengakuan Adam.
"Ka,,kapan mereka menikah ustadz?"Tanya Gus Damar terbata,ia harus memastikan jangan sampai ia salah dengar.
"Sekitar dua bulan lalu."Lanjut Abi Ahmad.
Gus Damar tersenyum kecut, tubuhnya seketika lemas.Buru buru ia kembali dari Mesir hanya untuk datang mengkhitbah Azalea agar bisa menjadi pendamping hidupnya,tapi apa daya,bidadari itu sudah ada yang punya.
Orang tua Gus Damar adalah salah satu pemuka agama di desa tempat pesantren Al Hidayah didirikan.Dan keluarga Gus Damar juga adalah keluarga yang paling kaya di desa tersebut.Sudah lama ia menaruh hati pada Azalea,meski belum pernah melihat langsung wajahnya,namun Gus Damar yakin jika sebuah maha karya tersembunyi di balik penutup wajahnya.
Adam sangat tidak menyukai pria yang duduk di sebelahnya itu,salah satu yang membuat ia benci adalah,wajah Gus Damar,Gus Damar masuk dalam kategori pria pria tampan yang banyak di gilai wanita.Apalagi di jaman sekarang,kebanyakan wanita menyukai laki laki yang punya pondasi agama yang bagus.
Jika di bandingkan dengan Gus Damar dalam perihal pengetahuan agama,jelas Adam akan kalah,meski ia tidak pernah melewatkan lima waktu,tapi masih banyak yang harus ia pelajari agar bisa di sejajarkan atau setidaknya bisa mendampingi Azalea.Adam mulai takut,takut jika suatu saat nanti ia tidak bisa mempertahankan Azalea agar tetap berada di sisinya.
"Anda bekerja?"Tanya Gus Damar mulai mencari tau tentang Adam.
Gus Damar lebih leluasa bertanya karena abi Ahmad sedang menerima tamu yang lain.
"Aku hanya menjalankan usaha kecil kecilan."Ujar Adam merendah.
Gus Damar mengalihkan pandangannya pada kendaraan yang di bawa Adam.
Kening Gus Damar mengernyit.Tatapannya kembali ke Adam,ia seperti tidak percaya jika Adam hanya menjalankan usaha kecil,karena mobil yang terparkir di luar itu,bukanlah mobil yang bisa dibeli sembarangan orang.
Di dapur.
Azalea dan umi Kalsum sedang memasak untuk makan siang keluarga.
"Umi tidak tau apa makanan kesukaan suamimu."
"Nanti biar Aza yang buatkan umi."
Umi Kalsum sebenarnya sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada kehidupan rumah tangga anaknya,hanya saja,umi tau batasan.Ia tidak akan pernah mau mencampuri urusan Adam dan Azalea.Cukup mengamati saja,jika memang di perlukan,ia akan memberi sedikit nasehat sebagai orang tua,tidak lebih.
"Oiya umi,Gus Damar itu siapa ya?"Tanya Azalea di sela memasaknya.
"Itu orangnya,yang duduk di luar,kenapa memangnya?"
"Aza hanya ingin tau saja."
"Dulu sebelum kamu ke Mesir,Gus Damar dan ayahnya datang ke rumah,Gus Damar ingin memulai ta'aruf denganmu,tapi Abi menolak dengan alasan kamu masih sangat muda dan memang saat itu,kamu di terima di Al Azhar,jadi Abi punya alasan yang kuat."
Azalea kini paham dengan sikap Adam yang menurutnya jadi aneh.Umi pun penasaran,akhirnya Azalea menceritakan kejadian di pasar dan pecahlah tawa umi Kalsum.Saking lucunya,netra umi sampai berair.
"Astaghfirullah,Aza..Aza..Kamu tidak tau,kenapa Adam mendiamkan mu?"
Azalea mengangguk.
"Suamimu itu sedang cemburu nak.."Ujar umi Kalsum masih tertawa.
"Cemburu?"
...****************...
.selamat berjuang adam menemukan istrimu kembali
bagus, aku suka