Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Dent
Sudah tiga hari berselang kami melanjutkan perjalanan menuju desa Dent. Saat setelah kejadian wujud aseli Reno tempo lalu, Alaina dan Reno akhirnya menjelaskan kepadaku, bahwa Reno juga terkena kutukan oleh penyihir saat pemberontakan di kerajaan inasia saat Tujuh belas tahun yang lalu. Alaina berkata bahwa Kutukan Reno telah di hilangkan saat setelah tak lama kutukan Alaina hilang, hanya saja itu dirahasiakan dari ku, karena Reno belum ingin aku mengetahui wujud aseli nya, dan berniat untuk mengejutkan ku bila waktunya tiba, akan tetapi itu tidak sesuai ekspektasi nya, malah Reno yang di kejutkan olehku, karena terlihat olehku saat ia sedang membersihkan tubuhnya di kali waktu lalu.
"Aku perhatikan, kau melirikku terus sepanjang perjalanan!" Celoteh Reno yang merasa dirinya terus di perhatikan olehku.
"Hemm tidak, itu perasaan kamu saja guru." Saut ku, tapi memang benar selama perjalanan aku selalu memperhatikan Reno, karena ia belum kembali menggunakan wujud aslinya setelah kejadian itu.
"Halah.... apa jangan - jangan kau masih membayangkan tubuhku! dasar pria mesum!" Cetus Reno.
"E-eh T- tidak! aku hanya penasaran mengapa kau masih menggunakan wujud burung gagak mu, dan tidak menggunakan wujud aslimu guru." Ujar ku.
"Heleh.. alasan kau saja itu mah, bilang saja kau ingin melihat tubuh ku yang indah itu kan!" Celoteh Reno.
"T- tidak! sudah ku bilang tidak guru! aku kan hanya tidak sengaja melihatnya." Ucap ku, lalu kami berdua saling beradu mulut mengenai hal itu.
"Sudah-sudah kalian ini, berantem terus, aku jadi iri dengan energi kalian yang melimpah untuk membicarakan hal-hal seperti itu, aku sedikit lelah." Oceh Alaina. mendengar itu sontak aku dan Reno berhenti beradu mulut.
"Hehe maaf,.. yasudah kita beristirahat sebentar lagi, seharunya desa Dent sudah hampir terlihat jika peta ini memang benar." Ujar ku.
"Lihat, desanya sudah terlihat." Ucap Reno yang terbang di ketinggian.
"Apa masih jauh?" Tanya Alaina.
"Tidak juga, tetapi lebih baik kita lanjutkan perjalanan esok saja, karena hari sudah mulai gelap, kita juga tidak tahu keadaan desa Dent saat ini." Jawab Reno.
Lalu kami pun beristirahat dan mendirikan tenda di sebuah bukit untuk bermalam disana.
Keesokan harinya kamipun kembali melanjutkan perjalanan menuju desa Dent.
"Reno, lebih baik kamu gunakan tubuh aslimu saja, akan buruk jika ada seseorang yang melihatmu berubah menjadi manusia, dan lebih mudah jika kita datang dengan mereka tidak tahu wujud burungmu." Ujar Alaina.
"Baiklah, kau benar juga." Jawab Reno, iapun berubah ke wujud aslinya, yaitu wanita dewasa berumur dua puluh tahun keatas.
"....." Aku sedikit melirik-lirik kearah Reno saat perjalanan.
"Woi!" Celetuk Reno.
"Apasih, ngelirik dikit aja gaboleh." Celoteh ku.
"Kesal aja jika kau melirikku seperti itu!" Gerutu Reno.
"Maaf, aku hanya belum terbiasa dengan wujud aslimu guru." Jawabku.
"Hmmpp"
"Sudah-sudah" Celetuk Alaina.
"Ternyata kamu lebih pendek dari aku ya Reno," Imbuh Alaina.
"Jangan meledek ku Alaina, gini-gini aku enam tahun lebih tua darimu." Ucap Reno.
"Iya-iya kakakku yang pemarah." Ucap Alaina sambil mencubit pipi Reno. terlihat Reno sedikit tersipu malu di panggil kakak oleh Alaina, Aku yang memperhatikan mereka tersenyum senang.
"Gausah senyum-senyum!" Cetus Reno, sambil ngeplak kepalaku.
"Aduuh!"
Di sepanjang perjalanan Alaina terus menggandeng tangan Reno dengan erat sambil tersenyum ceria, keduanya saling bercanda satu sama lain di depanku.
Beberapa Jam kemudian kami pun sudah berada di dekat pintu masuk desa Dent, terlihat ramai penduduk desa berkumpul melambaikan tangan kepada kami, mereka seperti sedang menunggu kedatangan kami.
"Alaina lihat, mereka semua melambaikan tangan kepada kita." Ucap Reno.
"Apa mereka menyambut kita?" Saut ku.
"Entahlah, tapi itu sesuatu yang baik untuk kita, ayo kita percepat jalan kita." Ucap Alaina.
Beberapa saat kemudian kami tiba tepat di desa Dent, disambut dengan baik oleh penduduk setempat.
"Kami sudah menunggu kedatangan kalian." Ucap seorang pria paruh baya salah satu penduduk desa Dent.
"Perkenalkan aku Adrian, aku adalah pemimpin desa ini, aku ucapkan terimakasih, karena telah menyelamatkan desa ini dari genggaman bandit pasukan Layne, aku dapat kabar dari seorang gadis, bahwa yang kalian sang penyelamat akan datang ke desa ini." Ujar Pak Adrian.
mendengar hal tersebut sontak kami semua terkejut, sepertinya yang memberitahukan hal tersebut adalah Aurora.
"Iya sama-sama, terimakasih juga sudah menyambut kami dengan baik." Ucap Alaina.
Di waktu yang bersamaan ada seorang wanita Paruh baya menghampiri Alaina, dan berkata. "Wajahmu mirip sekali, dengan seseorang yang aku kenal."
Alaina sedikit bingung menjawab ucapan dari wanita paruh baya itu, ia hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman. Mungkin yang di maksud oleh wanita paruh baya itu adalah Rosella ibunya Alaina, mengingat ia lahir di desa ini.
"Dia adalah istriku Melin." Ucap Pak Adrian.
"Oh iya pak, perkenalkan namaku adalah Alaina, ini kakak perempuanku Reno, dan dia adalah teman perjalanan ku Ali." Ucap Alaina.
"Oh iya, senang bertemu dengan kalian semua, penyelamat kami." Ucap Pak Adrian.
Setelah perkenalan itu warga desa mengerumuni kami, mereka berterimakasih dan menanyakan tentang perjalanan kami, juga cara kami mengalahkan pasukan Layne.
"Sudah-sudah bertanya-tanya nya nanti saja, biarkan mereka beristirahat dahulu setelah perjalanan panjang." Ucap Adrian kepada para penduduk.
"Maaf yah, mereka terlalu antusias, karena selama ini hidup kami terkekang dan terzolimi oleh pasukan Layne, jadi saat tahu sekarang sudah terbebas dari itu semua, mereka jadi terlalu bersemangat untuk mengungkapkan rasa terimakasihnya. kalian pasti kelelahan kan setelah perjalanan panjang, Mia , Rave antarkan kakak Alaina ke Rumah untuk beristirahat, kakek mau mempersiapkan makanan untuk jamuan." Ujar Pak Adrian.
Kemudian Mia dan Rave seorang anak perempuan dan laki laki sebaya seperti Reg, mengantarkan kami ke diaman Pak Adrian.
"Nama kamu Mia? lucu sekali rambut mu ikal." Ucap Alaina kepada Mia saat berjalan.
"Hehe terimakasih kak, kakak juga cantik sekali." Jawab Mia, tak butuh waktu lama keduanya jadi akrab.
Sedangkan anak bernama Rave berjalan di sampingku, sambil memperhatikan diriku dengan mata yang berbinar-binar.
"Ada apa? kau mau memegang senjata ku?" Tanya ku kepada Rave, tetapi ia tidak menjawab ucapanku karena masih malu.
"Ini tolong bawakan." Ucapku sambil memberikan sebuah belati kecil di tangannya, namun terlihat ia kurang puas saat memegang belati yang ku berikan, ia masih terfokus melihat dua bilang pedang milikku.
"Kalo yang ini jangan, ini kesayanganku." Ucapku lagi. mendengar itu Rave langsung tak lagi memperhatikan pedang milikku.
"Terimakasih.." Ucapnya lirih.
"Sepertinya ia anak yang pemalu." Gumam ku.
Beberapa saat kemudian kamipun tiba di kediaman Adrian, kami pun langsung merapikan barang-barang bawaan kami, tak lama kemudian Adrian datang kepada kami, mengajak kami untuk ikut dalam perjamuan yang telah di siapkan oleh para warga desa Dent.
Dalam perjamuan itu di hadiri hampir keseluruhan warga desa Dent, dalam perjamuan itu mereka melanjutkan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada kami seputar perjalanan, dan berulang kali mengucapkan terimakasih kepada kami. lalu para warga menceritakan awal mulanya desa Dent menjadi sarang dari pasukan Layne, lagi-lagi semua berawal dari kejadian setelah pemberontakan yang di perbuat Damrada 17 tahun yang lalu, di bawah kekuasaannya desa-desa kecil seperti desa Mills, Dent dll terbengkalai, sehingga di jadikan sasaran oleh para penjahat.
mampir di novelku juga ya thor jika berkenan/Smile//Pray/