Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Kedatangan Zio
Leon dan Lucio keluar dari kamar Emma dengan wajah yang sudah segar. Mereka berjalan menuju meja makan dan takjub melihat berbagai macam makanan di atas meja.
"Wow..., Ini semua kakak yang masak?" tanya Leon, Emma tersenyum lalu mengangguk.
"Cio jadi gak sabar makannya" ujar Cio naik ke atas kursi.
"Cio mau pake lauk apa?" tanya Emma mengambil piring.
"Mau udang sama cuminya kak", ucap Lucio.
"Aku mau juga kak," pungkas Leon memberikan piringnya pada Emma.
"Kak, Leon gak mau sayur. Leon gak suka makan sayur," ucap Leon saat Emma mengisi piringnya dengan sayur.
"Loh kenapa, sayur itu sehat sayang.., contohnya wortel ini sangat bagus untuk kesehatan mata kita. Coba sedikit ya..." ucap Emma dibalas anggukan oleh Leon. Javier yang melihat itu terkejut. Biasanya nanny mereka mati-matian membujuk putranya untuk makan sayur, tapi dengan Emma hanya sekali saja menolak dan langsung mau.
Lain halnya dengan Lucio. Anak itu tidak seperti Leon yang tidak suka sayur apapun, meskipun Lucio pilih-pilih tapi setidaknya ia masih mau makan sayur.
"Cio mau sayur apa?" tanya Emma.
"Brokoli kak.." balas Cio.
"Ekhmm..." Javier berdehem merasa diabaikan. Piring yang ada didepannya masih kosong. Bukannya ia tidak bisa mengambil sendiri, tapi Javier juga ingin seperti kedua putranya yang dilayani oleh Emma.
"Eh, Pak Javier mau yang mana, saya akan mengambilkannya untuk Bapak?" tanya Emma
"Cumi bakarnya saja," ucap Javier dengan wajah kesalnya menatap kedua putranya yang sudah makan dengan lahap.
"Ini Pak..., maaf jika masakan saya tidak terlalu enak, seperti makanan di rumah Bapak" ujar Emma sedikit ragu apakah mereka akan menyukai masakannya.
"Apa kamu tinggal sendiri disini?" tanya Javier.
"Saya tinggal bersama teman saya Pak, hanya saja ia kadang jarang disini karena tinggal di apartemen kekasihnya," ujar Emma.
Emma lalu duduk di kursinya dan mulai menyantap makanannya.
"Masakan kakak sangat enak..," ucap Leon mengacungkan jempolnya.
"Ini seperti masakan di restoran, bahkan lebih enak," puji Lucio. Emma tersenyum, senang mendengar pujian dari si kembar. Javier yang sedang menyantap makanannya setuju dengan perkataan putranya. Ia bahkan ingin Emma tiap hari memasak untuknya.
"Benarkah..., terimakasih untuk pujiannya. Kalian jangan sungkan-sungkan untuk tambah ya," ujar Emma.
Saat mereka sedang menikmati makanannya tiba-tiba seorang anak masuk ke dalam rumah Emma.
"Mommy...," panggil Zio menghampiri Emma. Fazio terkejut saat melihat daddy dan kakaknya ada di rumah Emma. Begitu juga dengan Javier, Lucio dan Leon yang terkejut melihat kedatangan Fazio dan mendengar Fazio memanggil Emma mommy. Ketiga pria itu lalu menatap Emma penuh tanya. Emma menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kenapa kalian ada di rumah mommy Zio?" ucap Fazio, Emma yang duduk di kursinya tampak menelan ludahnya. Ia takut Javier salah paham padanya.
"Pak...., itu saya tidak bermaksud__".
"Jadi mommy yang kamu maksud itu kak Emma?" tanya Leon pada Fazio memotong pembicaraan Emma. Ia mengingat Fazio pernah mengatakan bahwa adiknya itu baru pulang dari rumah mommy nya.
Fazio mengangguk lalu berjalan mendekati meja makan dan melihat cumi bakar yang ada di atas meja tinggal 2 lagi.
"Zio kamu kesini dengan siapa?" tanya Lucio.
"Paman Ramiro yang mengantar Zio," ucap Zio.