Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.
Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.
Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.
"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"
Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.
Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.
«Sistem Di Aktifkan»
Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Pembunuh
“Sialan, akhirnya bajingan itu keluar juga dari kandangnya.“
“Benar, sungguh sulit mencari waktu yang tepat selama sebulan ini.“
Tiga orang dengan pakaian yang begitu tertutup, wajah dan seluruh tubuhnya dibalut dengan kain hitam, membuat identitas mereka sulit untuk diketahui.
Ketiga pria itu sendiri adalah seorang pembunuh yang telah ditugaskan oleh Adam Gavis. Mereka telah diperkerjakan sebulan yang lalu namun tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk membunuh sang target.
Targetnya adalah Artian Morph.
Mereka telah membuntuti target tersebut untuk waktu yang lama, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena betapa ketatnya penjagaan dari wilayah elit.
Namun, hari ini berbeda, akhirnya si pengurung diri itu keluar dari kandangnya dan menuju ke tempat yang mudah untuk membunuhnya.
“Ngomong-ngomong, tentang wanita itu, jangan sampai menyentuhnya.“
“Tentu saja aku tahu, dia berasal dari keluarga Gricell bukan? Itu akan sedikit berbahaya jika kita melukainya.“
“Maka, ayo cari kesempatan untuk membunuh target tanpa disadari oleh Sena Gricell.“
Saat ini, kedua pasangan yang terlihat begitu romantis itu telah beranjak dari tempat mereka. Tujuan mereka kali ini tentunya adalah menuju ke restoran setelah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berkencan.
Namun, pada saat itu, tiba tiba saja target mereka, Artian Morph nampaknya memisahkan diri dari Sena Gricell.
“Sena, aku ada urusan sebentar, bisa kamu tunggu disini?“
“Eh? Ya, tentu saja. Jangan lama oke?“
Setelah meyakinkan wanita itu, akhirnya target mereka memisahkan diri, menuju ke sebuah tempat yang mereka tidak ketahui.
Mereka menyaksikan kejadian itu dengan bingung, kemudian saling menatap satu sama lain.
“Mungkin kita cuma beruntung?“
“Benar! Siapa sangka target kita memberi kita kesempatan dengan sendirinya?“
“Tunggu apalagi? Ayo kejar.“
Keberuntungan sepertinya berada di pihak mereka. Ketiga pembunuh tersebut beranjak dari tempat mereka dengan langkah kaki yang hampir tidak mengeluarkan suara, mengikuti jejak dari target mereka yang telah masuk sedikit dalam ke hutan.
Setelah beberapa saat, akhirnya para pembunuh itu menghentikan langkah mereka ketika melihat target mereka yang juga telah berhenti di sebuah tempat yang minim pepohonan.
Entah kenapa, target mereka hanya berdiri dan tidak bergerak sama sekali, hingga ucapan dari target mereka membuat para pembunuh itu terkejut.
“Kalian tidak akan keluar?“
Ketiga pembunuh itu tersentak dengan tubuh yang berkeringat dingin.
“Kita ketahuan?“
“Tidak mungkin.“
“Ck.“
Mereka adalah pembunuh bayaran yang berasal dari organisasi yang bukan sembarangan organisasi. Untuk masuk dan mendaftar menjadi pembunuh di organisasi itu sendiri bukanlah hal yang mudah karena persyaratan nya yang ketat.
Diterima berarti sama saja dengan menjadi sosok pembunuh yang hebat. Namun, selama ini mereka selalu berhasil dengan misi mereka dan jarang gagal.
Setidaknya seperti itulah hingga hari ini. Target mereka telah menyadari persembunyian mereka.
Salah satu dari pembunuh itu mendengus kesal, dia menatap ke dua teman pembunuhnya kemudian mengeluarkan belati.
“Tidak ada yang berubah meski kita ketahuan, selama target mati, maka itu sudah cuk-”
Saat itu tiba tiba saja saat dia sedang berbicara, tanpa hawa keberadaan apapun atau suara langkah kaki, target mereka sudah berdiri di hadapan mereka.
“Lalu bagaimana jika kalian tidak bisa membunuhku?“
Pria itu, Artian, dia tersenyum dengan begitu santai saat dia menyentuh berlati yang pembunuh itu keluarkan, mendorongnya kembali masuk ke dalam sarung belati itu.
Pembunuh itu tersentak dan menyadari dirinya membeku di tempat, dia merasakan perasaan teror yang membuatnya tidak berani untuk membuat gerakan apapun.
Sedangkan dua pembunuh lainnya, mereka juga sama terkejutnya hingga tanpa sadar menjauhkan diri mereka dari Artian.
“Apa? Kenapa kalian diam?“
Para pembunuh itu, mereka semua terdiam dengan wajah yang mengeras di balik topeng mereka.
Tidak ada yang berani berbicara, lagipula keterampilan target mereka saat ini begitu luar biasa hingga mereka yang bahkan seorang pembunuh tidak mampu menyadarinya.
Meneguk salivanya, dengan bibir yang bergetar, salah satu dari mereka bertanya.
“Siapa kamu sebenarnya?“
Artian, dia hanya tersenyum tipis lalu dengan santai mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh.
“Artian Morph, memangnya siapa lagi?“
Setelah itu, para pembunuh itu berteriak dengan keras. Dia tahu jika di depannya adalah Artian Morph, namun bukan itu yang ingin dia ketahui.
“Bukan! Maksudku! Identitasmu yang sebenarnya! Hanya para petinggi dari para pembunuh yang bisa membuat gerakan sepertimu!“
Pembunuh itu terdiam sejenak, dia mengambil nafas dalam-dalam, menenangkan dirinya kemudian melanjutkan dengan nada yang tenang.
“Apa kamu adalah salah satu dari mereka?“
…
Artian tidak tau dengan apa yang terjadi, tapi sepertinya pembunuh bayaran di depannya itu nampak salah paham dengan beberapa hal.
Tanpa sadar Artian menyeringai.
'Bukankah ini sangat menarik?'
Di dunia pembunuh, Artian tidak tau apapun. Tapi dari apa yang pembunuh di depannya katakan, sepertinya para pembunuh juga memiliki peringkat mereka sendiri.
Lalu para pembunuh di depannya saat ini sedang salah paham dan menganggap dirinya sebagai salah pembunuh dalam peringkat atas itu.
Itu sedikit menarik bagi Artian.
“Bagaimana jika aku bilang iya?“
Saat Artian mengatakan itu, tiba tiba saja para pembunuh bayaran itu menjatuhkan seluruh belati mereka, yang ditahan oleh Artian juga tidak dikecualikan.
Mereka bertiga tiba tiba berlutut di depan Artian dengan wajah yang dipenuhi dengan ketakutan. Tubuh mereka yang bergetar sudah cukup untuk memberitahu Artian tentang reaksi mereka.
“Maaf! Kami tidak tau jika itu Anda,” ketiga pembunuh itu berbicara dengan serentak.
Artian semakin merasakan kesenangan di dalam tubuhnya, dia masih ingin melanjutkan nya tapi Sena juga sudah menunggu sendirian.
Dia akan bermain-main lain kali saja.
“Nah, aku juga sedang sibuk jadi aku akan melupakan hal ini untuk hari ini, bersyukurlah karena jika aku tidak sibuk, aku tidak akan melepaskan kalian.“
Setelah itu Artian berjalan membelakangi mereka, menuju kembali ke tempat dimana Sena berada.
'Bagaimana? Apa aku terlihat cukup keren? Nah, gaya barusan adalah impian semua pria.'
Tentu saja melakukan hal keren seperti itu adalah impian dari banyak pria.
Saat itu juga, suara pembunuh itu kembali terdengar.
“Um.. bisakah saya tahu apa kode nama Anda?“
Artian menghentikan langkahnya sejenak, dia memutar otaknya.
'Kode nama… itu pasti adalah nama samaran yang para pembunuh gunakan.'
Diam sejenak, Artian kemudian kembali berjalan.
“Pikirkan sendiri apa yang menurut kalian benar.“
Setelah mengatakan itu dia kemudian kembali berjalan dan mengabaikan para pembunuh yang terdiam di tempat mereka.
Membiarkan seseorang membuat kesimpulan mereka sendiri dengan otak mereka yang liar adalah hal yang paling baik dalam situasi ini.
Tanpa Artian ketahui, dia sekali lagi menjatuhkan serpihan salju kesalahpahaman.
Para pembunuh itu terdiam, ketika salah satu dari mereka berbicara dengan nada yang rendah.
“Dia mungkin… si peringkat pertama kan?“
***
semangat 🥳🥳🥳