Sistem Kekayaan Mutlak
Dibawah terik matahari yang panas, ketika seorang pria yang terlihat sangat muram mengangkat gerobak berisi pasir di depannya kemudian mendorongnya.
Keringat membasahi wajahnya yang kurus, rambut hitamnya acak acakan dengan mata kosong yang tidak menunjukkan keinginan hidup apapun.
Suara gerobak berderit dengan pelan ketika di dorong, berhenti di sebuah tumpukan pasir yang membentuk gunung kecil.
Pria itu dengan hati hati menuangkan pasir yang berada di atas gerobak itu. Menggoyangkannya dengan ringan agar seluruh pasir yang dia angkut segera dijatuhkan.
“Oi! Cepatlah kemari!“
Suara panggilan yang kasar terdengar, pria itu melirik kemudian dengan tergesa-gesa dia membawa gerobak tersebut kembali ke arah orang yang memanggilnya.
Orang yang memanggilnya sama seperti dirinya, seorang pekerja tukang batu yang saat ini sedang menyekop pasir ketika dirinya membawa gerobak yang penuh dengan pasir.
“Sial kau lambat sekali, tidak bisakah kamu lebih cepat?!“
“….“
Tidak ada jawaban, pria itu tidak mengatakan apapun ketika dia hanya menyeka keringat di wajahnya tanpa peduli dengan apapun yang terjadi disekitarnya.
Pria itu adalah Artian Morph, seorang pria yang hidup sendirian ketika orang tuanya meninggal saat dia masih berusia 18 tahun.
Sekarang sudah 5 tahun semenjak hari itu dan kini dia telah berusia 22 tahun, hanya beberapa hari lagi hingga hari ulang tahunnya dan dia akan berusia 23 tahun.
Semenjak hidup sendirian, dia bekerja dan menafkahi dirinya sendiri. Membagi waktu sekolah dan waktu kerjanya untuk bertahan hidup di dunia yang kejam.
Sejujurnya, beberapa minggu yang lalu, Artian bisa dibilang masih sangat bahagia terlepas dari seberapa sulitnya hidupnya.
Dia tidak merasa menderita atau apapun, meski sedikit kesepian karena kematian orang tuanya. Artian mencoba mengikhlaskan kematian kedua orang tuanya dan fokus dengan apa yang sudah dia miliki.
Saat itu adalah saat saat yang berbahagia ketika dia masih berkencan dan bermain dengan pacarnya. Pacar yang cantik dan sangat sempurna, begitu baik dan pengertian.
Setidaknya begitulah kesan Artian pada pacarnya sebelum akhirnya pacarnya itu mengkhianatinya dan membawa kabur seluruh harta terakhir yang orang tuanya tinggalkan padanya.
Sejak saat itu, Artian bekerja sebagai tukang batu dan hidup dalam kehidupan yang dia sendiri tidak mengerti.
Apakah dia benar benar hidup saat ini?
Artian sama sekali tidak merasa hidup hingga orang orang disekitarnya mulai membencinya dan melakukan tindak kekerasan yang berlebihan.
Saat itu juga, ketika Artian sedang melamun menunggu gerobak yang akan segera terpenuhi oleh pasir. Sebuah pasir tiba tiba terhempas dan mengenai wajahnya, beberapa bahkan menyelip ke dalam matanya.
“Ugh..“
Merasakan kepedihan itu, Artian hanya mengerang dengan nada suara yang rendah. Dia sama sekali tidak peduli dengan fakta itu dan hanya menatap pelaku tersebut dengan diam.
“Apa?! Itu tidak di sengaja!“
Tidak ada yang bisa dia lakukan.
Pada akhirnya Artian saat itu harus menerus menahan tindakan kekerasan yang dia alami hingga pekerjaannya berakhir.
Saat itu juga malam telah tiba, tepatnya di jam dua belas malam saat tanggal sudah berganti dengan sendirinya.
Artian menatap deru ombak sungai yang mengalir di atas jembatan, dia menatap kebawah dengan acuh tak acuh ketika senyuman tipis muncul di wajahnya.
“Selamat ulang tahun… Artian.“
Hari ini adalah usianya yang ke 23 tahun dan disaat yang sama adalah hari ketika usianya akan terhenti dan tidak akan pernah naik lagi.
Artian tertawa kering menertawai kehidupannya, mengangkat kakinya dan segera melangkah ke udara yang akan membuatnya terjatuh ke sungai tersebut.
Sebuah tindakan bunuh diri yang akan mengakhiri segala penderitaan yang dia alami. Namun pada saat itu.
«Sistem Telah Diaktifkan»
Artian terkejut dan menghentikan gerakan kakinya, menunda bunuh dirinya dan menatap ke sekitarnya dengan heran.
'Suara siapa itu?'
Tidak ada siapapun disekitarnya dan jembatan tersebut sangatlah sepi hingga satu kendaraan pun tidak terlihat akan lewat sama sekali.
Jadi suara siapa yang berbicara tadi itu?
Artian merasakan keringat dingin menjalari tubuhnya.
'Aku akan segera mati dan menjadi hantu, jadi kenapa aku harus takut dengan hantu?'
Dia menghela nafas panjang dan mencoba menenangkan dirinya. Namun suara tersebut kembali terdengar.
«Sistem Berhasil Di Aktifkan»
«Apakah Host Ingin Memulai Kehidupan Dalam Jalur Kekayaan?»
Artian sekali lagi tersentak dan melangkah mundur secara reflek, menjauh dari tempatnya yang ingin melompat untuk bunuh diri.
“Apa?! Sialan jangan bercanda denganku!“
Entah bagaimana Artian merasa bahwa dia telah dikerjai oleh makhluk tak terlihat itu. Hal tersebut membuatnya merasa kesal hingga mengabaikan ketakutannya.
Dikerjai oleh manusia dia sanggup menahannya, tapi hingga hantu bahkan berani mengerjainya?
Artian entah kenapa merasakan emosinya menjadi tak beraturan.
Dia menghela nafas kasar, melirik sekitarnya. Masih tidak ada siapapun di sekitarnya.
“Jadi siapa kau ini? Dimana kau?“
«Sistem Kekayaan Mutlak. Di Otak Host.»
“Begitu, di ota— tunggu?! Apa? Apa kau bercanda denganku?“
Apapun yang makhluk aneh itu katakan, akan menjadi lebih aneh jika Artian mempercayai ucapannya.
Bagaimana bisa suara itu berasal dari otaknya? Kecuali…
“Apa aku berhalusinasi? Haha… sepertinya begitu.“
Artian menggelengkan kepalanya ketika dia tertawa hampa. Apakah karena dia terlalu depresi hingga akhirnya dia berhalusinasi untuk mendapatkan sesuatu yang akan bisa membantunya menjadi kaya dalam sekejap kemudian memperbaiki hidupnya?
Artian merasa bahwa dia benar benar terlalu menyedihkan.
Namun.
«Ini Adalah Kenyataan Tuanku»
«Keberadaan Saya Akan Bisa Dibuktikan Melalui Pilihan Tuan»
«Jika Tuan Bersedia Berjalan Di Jalur Yang Telah Saya Atur, Tuan Akan Menerima Hadiah Tuan Sendiri Dan Melihat Apakah Keberadaan Saya Nyata Atau Tidak»
Suara itu kembali bergema sehingga Artian benar benar merasa bahwa dirinya telah berhalusinasi secara berlebihan hingga tidak aneh jika dia mengatakan bahwa dirinya mungkin sudah gila.
Dengan wajah yang kesal Artian mengangkat tangannya dan melambai ke udara.
“Ya ya ya baiklah, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan.. hah… aku benar benar sudah gila karena mencoba berbicara dengan halusinasiku sendiri.“
Artian menggelengkan kepalanya dengan sedih.
Sesaat kemudian, suara aneh tersebut bergema sekali lagi.
«Jalur Kekayaan Telah Dirancang»
«Sebagai Permulaan: Tuan Akan Menerima Seratus Juta Rupiah Dan Satu Buah Handphone Unik Yang Hanya Bisa Di Dapatkan Melalui Teknologi Sistem Yang Jauh Melampaui Peradaban Manusia»
Disaat itu juga cahaya aneh muncul di hadapan Artian. Hal tersebut membuat Artian tersentak dengan kaget ketika dia terjatuh kebelakang dengan posisi duduk.
“Uwahh..?!!“
Tiba tiba saja di hadapannya sebuah handphone terjatuh dengan beberapa alat penting seperti charger dan yang lainnya.
Artian terperangah melihat apa yang terjadi di depannya, menatap horor handphone tersebut kemudian memukul kepalanya sendiri yang berujung membuatnya mendesis kesakitan.
“Ini nyata… sialan..!“
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Taufik Ar
semangat thor
2024-10-17
0
BCDs
Waah si pacar kepinteran… mc nya bho dooooh 😂
2024-09-29
1
Deni Saputra
ayo bangkit
2024-09-10
0