Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Rekan Bisnis Lama
Brittany berlalu pergi, tak terasa dia menitikkan air matanya saat menjauh dari gedung rumah sakit.
Adam Bennet yang melihatnya turut tersentuh hatinya ketika melihat Brittany bersedih lalu berjalan cepat, mengejar Brittany Moon.
"Brittany..., tunggu...", panggil Adam.
Adam melangkah dibelakang Brittany seraya terus memperhatikannya.
"Brittany, kau baik-baik saja", kata Adam.
Adam mencoba meraih tangan Brittany yang setengah berlari itu.
"Maaf, Adam, aku terbawa emosi", kata Brittany sambil menyeka air matanya.
"Jangan bersedih, untuk apa kau menangis !" sahut Adam.
"Aku larut dalam kenangan sehingga aku bersedih meski aku tidak ingin" kata Brittany.
Brittany mengusap air matanya yang jatuh beruraian diwajahnya lalu berdiri diam sambil menundukkan kepalanya.
Merasa malu telah diketahui bahwa dirinya masih bersedih jika bertemu Ralph Smith, membuat Brittany harus menyembunyikan raut wajahnya yang tampak murung.
"Apa kau tidak pernah menganggapku ada, bukankah kita adalah sepasang kekasih sekarang", kata Adam.
"Kumohon padamu, Adam ! Yang kita lakukan hanyalah kepura-puraan saja, aku belum bisa menerima hal ini sebagai hubungan kekasih yang sebenarnya !" kata Brittany.
Tampak Brittany mulai putus asa dengan dirinya sendiri yang masih terpaut pada masa lalu dan kenangan tentang Ralph, pria yang telah membuangnya serta membatalkan pernikahan mereka.
Seharusnya Brittany membenci pria itu bahkan menghajarnya bila itu perlu.
Adam menyadari kegelisahan hati Brittany lalu melangkah maju seraya memeluk Brittany.
"Aku tahu, ini sangat sulit bagimu bahkan aku mengerti jika ini semua tidak mudah untuk kamu lupakan begitu saja meski sederhana untukmu", kata Adam.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi mengatasi kesedihan hatiku, meski aku mencoba tegar, menerima semua ini, tetap hatiku belum kuat", sahut Brittany.
"Masih ada waktu tiga bulan untuk mengubah semuanya, disaat-saat itulah, kau akan belajar melupakan Ralph Smith", kata Adam.
"Seandainya itu mungkin aku lakukan, pasti aku bisa melakukannya tapi ini sangat sulit bagiku'', ucap Brittany.
"Dan aku bertanya padamu, apakah kau akan mengubah jalan pikiranmu ini dan kembali pada pria itu ?" tanya Adam.
Brittany terdiam lalu menggeleng pelan.
"Tidak, aku tidak mungkin kembali padanya lagi, karena itu sulit aku terima meski dia berusaha meyakinkanku, agar kami kembali seperti dulu lagi, tetap rasa malu itu telah menampar diriku", ucap Brittany.
"Artinya kau akan melanjutkan rencanamu untuk membuatnya frustasi denganmu atau kau akan berubah pikiran", kata Adam.
Brittany mengangkat wajahnya ke atas, menatap ke arah Adam Bennet yang berdiri dihadapannya.
Terdiam sesaat lalu tersenyum sekilas.
"Mungkin akan lebih baik bagiku untuk melupakannya dan memilih melanjutkan rencana kita", kata Brittany.
Brittany menarik dirinya dari pelukan Adam Bennet, berjalan menjauh lalu berkata.
"Tapi aku masih belum siap menjalin keseriusan denganmu, karena kita hanya melakukan semua ini sesuai perjanjian yang ada diantara kita", kata Brittany seraya menatap sendu ke arah Adam Bennet.
"Aku tidak memaksakannya, kita jalani saja semuanya seperti air yang mengalir sampai pernikahan kita nanti terlaksanakan", kata Adam.
"Dan kamu setuju dengan ini semuanya", ucap Brittany.
"Ya, mengapa tidak, aku setuju dengan kesepakatan diantara kita, dan akan kita jalani hubungan ini sebagaimana semestinya", sahut Adam.
"Terimakasih atas pengertianmu, dengan keputusan ini, semoga kita bisa saling mengerti satu sama lainnya", kata Brittany.
"Kuharap kamu akan selalu senang bersamaku dalam menjalani hubungan ini", ucap Adam.
"Terimakasih...", sahut Brittany.
"Sama-sama...", kata Adam.
Seseorang memanggil nama Adam Bennet ketika mereka masih berada di area halaman rumah sakit.
"Pak Adam !" panggil suara itu.
Adam memutar tubuhnya seraya menghadap ke arah seseorang yang memanggilnya.
"Sudah lama aku tidak melihatmu berkunjung kemari, pak Adam", sambung seorang pria berjalan mendekat.
"Adrian !" sahut Adam sembari memalingkan muka.
"Apa kabarmu, Adam ?" ucap Andrian seraya mengulurkan tangannya ke arah Adam Bennet.
"Kabarku baik, Andrian !" sahut Adam sembari membalas uluran tangan Adrian.
"Angin apa yang membawamu hingga kesini, ada yang penting sampai kau turun tangan sendiri, bos", kata Adrian.
Adrian tertawa terkekeh sambil melirik ke arah Brittany.
"Rupanya kau sangat tanggap juga dengan situasi ini'', kata Adam.
"Aku bisa membaca situasi yang ada padamu, meski tidak terlalu memahami yang terjadi tapi aku membaca kau dalam situasi yang sulit, bos", ucap Adrian.
"Kau bisa saja, Adrian", kata Adam seraya tersenyum.
"Ngomong-ngomong kemana Louis, biasanya dia selalu mengekor dibelakangmu, bos'', ucap Adrian.
"Ya, dia sedang sibuk sekarang ini, Louis berada diluar negeri, jadi dia tidak bisa menemaniku kemana-mana sekarang'', kata Adam.
"Pantas saja aku melihatmu disini, sesuatu yang tidak biasa terjadi padamu, bos", sahut Adrian.
"Yah, mungkin kau akan melihatku setiap saat, kemanapun aku pergi mulai sekarang, dan kuharap kamu tidak akan pernah terkejut saat melihatnya nanti, Adrian", kata Adam.
"Kuharap aku bisa memakluminya jika aku melihatnya nanti", sahut Adrian.
Adrian kembali melirik ke arah Brittany yang diam sedari tadi disamping Adam.
"Siapa ?" tanya Adrian.
"Brittany, kekasihku", sahut Adam.
Adrian terkejut seketika, langsung melongo setelah mendengar Adam menyebutkan bahwa Brittany adalah kekasihnya.
"Kau tidak sedang bercandakan ?" kata Adrian terbelalak tak percaya.
"Tidak, aku tidak pernah bercanda, aku mengatakannya sangat serius, bahwa Brittany adalah kekasihku sekarang'', sahut Adam.
Adam menatap sungguh-sungguh ke arah Adrian seraya tersenyum tipis.
"Tuhan ! Demi Tuhan ! Aku tidak percaya ini ! Semenjak kau gagal menikah dengan Amanda, aku tidak mendengar kabar tentangmu tersiar lagi di media manapun !" ucap Adrian.
Adrian terbengong-bengong saat mendengar penjelasan dari Adam Bennet tentang Brittany.
"Bahkan gossip yang selalu menyebutkan bahwa cassanova terbaik sepertimu ini, sudah tidak terdengar lagi gaungnya yang menggunjingkan berita buruk tentangmu", kata Adrian.
"Aku membungkamnya dengan berita yang terburuk lebih dari sekedar aku gagal menikah dengan Amanda", sahut Adam.
Adrian tertawa terbahak-bahak, menanggapi keluhan dari Adam, tidak pernah menyangka kalau Adam akan move on secepat ini.
"Apa yang kau tertawakan itu ?" kata Adam dengan memasang wajah masam.
Adrian tetap tertawa keras sembari memegangi perutnya.
"Kau gila, Adam !" lanjut Adrian yang masih tertawa.
"Tidak ada yang lucu, dan seharusnya kamu tahu bahwa tidak ada yang perlu ditertawakan dariku", kata Adam.
"Apa yang ada didalam pikiranmu ?" ucap Adrian.
"Tidak ada'', sahut Adam.
Adam membuang muka ke arah lainnya dengan wajah merah padam.
"Hai, Brittany, maaf telah membuat kekacauan, perkenalkan namaku Adrian", kata Adrian.
Adrian mengulurkan tangannya seraya tersenyum ramah.
"Salam kenal dariku, Adrian !" sahut Brittany sembari membalas uluran tangan Adrian ke arahnya.
"Salam kenal juga, Brittany !" kata Adrian.
"Apa kau sahabat Adam ?" tanya Brittany.
''Bisa dibilang begitu tapi sebenarnya kami adalah rekan kerja dalam bisnis", sahut Adrian.
"Oh, begitu, ya", kata Brittany.
''Kau sungguh luar biasa, bahkan aku tidak pernah melihat perempuan secantik sepertimu", sahut Adrian.
Adam berdehem pelan seraya menoleh ke arah Brittany dan Adrian yang saling menyapa ramah.
"Tidak perlu seramah tamah itu, Adrian ! Tolong jaga jarak dari kekasihku !" ucap Adam.
"Demi Pluto yang berputar pada porosnya, tidak perlu sekejam itu padaku, aku bukan sainganmu, Adam'', sahut Adrian.
''Hanya berjaga-jaga saja dari keburukan, karena sedia payung sebelum hujan, itu akan lebih baik lagi daripada tidak sama sekali", ucap Adam.
"Ya, baiklah, aku paham dengan sikapmu ini dan aku menerimanya bahwa kau sangat melindungi gadismu sebaik yang kau inginkan, Adam", kata Adrian.
''Kuharap kamu dapat memahaminya dan menerima sikapku ini, Adrian", sahut Adam seraya tersenyum sekilas lalu menoleh kembali ke arah Brittany Moon.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅