Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 21.
Lucas dengan hati-hati membawa Harry masuk ke dalam mobil, lalu di susul Julia.
"Ayo pulang!" sahut Lucas pada Edward setelah memastikan Julia duduk dengan baik, dan menutup pintu mobil dengan benar.
Perlahan mobil itupun berjalan meninggalkan pelataran parkir apartemen Tina.
Sepanjangnya jalan Lucas dan Julia duduk saling diam, suasana terasa canggung dan asing.
Lucas sesekali melirik Julia yang duduk diam melihat keluar mobil seperti sedang melamun.
Lucas melihat tubuh mungil Julia sepertinya lelah, dan raut wajahnya tidak bersemangat.
Lucas merasa gadis yang dulu polos, sekarang sudah berubah menjadi gadis dewasa yang sulit di raih.
Diam-diam Lucas menghela nafas, dia akan berusaha untuk membuat Julia nyaman dengannya.
Tidak berapa lama mereka pun sampai di villa.
Edward perlahan membawa mobil mendekati pintu gerbang villa, tapi tampak di depan pintu tampak ada dua orang yang tengah berdebat.
Edward menyenter dua sosok yang sedang berdebat tersebut dengan lampu mobil, dan tampaklah dengan jelas seorang wanita dan petugas keamanan villa Lucas.
"Siapa wanita itu?" tanya Lucas mengerutkan keningnya.
Edward memperhatikan dengan teliti wanita tersebut.
"Sepertinya sepupu anda Tuan!"
"Mau apa dia ke sini, kenapa dia tahu alamat villa ku?" kening Lucas berkerut tidak senang, "Turun, suruh wanita itu pergi!"
"Baik Tuan!"
Edward turun dari mobil, dan menghampiri ke dua orang yang berdebat tersebut.
Julia diam saja melihat wanita yang baru tadi di kenalnya di rumah orang tua Lucas.
Wanita cantik yang banyak bicara saat makan malam, dan di sukai Ibu Lucas.
Edward terlihat berbicara pada wanita itu, tapi yang di ajak bicara malah mendatangi mobil Lucas.
Wanita itu menggedor kaca mobil di mana Lucas duduk, dia terus saja menggedor agar Lucas membuka pintu.
Melihat wanita itu menghampiri mobil, dan mengetuk-ngetuk kaca mobil, Edward dengan cepat menarik wanita itu menjauh dari mobil.
Tapi wanita itu malah berontak dan membentak Edward dengan marah, membuat Lucas yang melihat itu jadi kesal.
Masih menggendong Harry, Lucas keluar dari mobil, memposisikan letak kepala Harry bersandar di bahunya, dan bokong Harry duduk di lengan Lucas.
Tangan Lucas satu lagi memegang punggung Harry agar tidak jatuh.
Melihat Lucas keluar wanita itu langsung menghambur ke arah Lucas, wajahnya terlihat begitu senang.
"Kak, aku di suruh Tante datang untuk mengantarkan makanan, karena tadi kak Lucas tidak makan banyak, tante takut kak Lucas jadi sakit karena tidak makan teratur!" sahut wanita itu menunjukkan sesuatu di tangannya.
"Bawa kembali, dan jangan pernah datang ke mari lagi, siapa yang memberitahukan alamat rumahku padamu?" tanya Lucas datar.
"I..itu, aku melihat kak Lucas pergi, dan mengikuti kakak sampai ke mari!" ujar wanita itu tersenyum.
"Pulanglah, dan bawa pergi apa yang kamu bawa itu!" sahut Lucas lagi, masih dengan nada datar.
"Kak, aku sudah sampai disini, kenapa tidak kakak suruh masuk sebentar untuk sekadar minum teh, aku tadi hampir tersesat mencari villa kak Lucas!" sahut wanita itu dengan suara yang begitu kasihan.
"Edward antar dia pulang!" sahut Lucas masih dengan nada yang datar, dia tidak ada sedikitpun merasa iba dengan perkataan wanita itu.
"Tidak mau! kak tunggu! jangan dingin begitu dong sama aku!" teriak wanita itu, lalu mengejar Lucas yang berjalan menuju pintu mobil satu lagi.
"Miranda!" teriak Lucas marah, kesabarannya sudah habis.
Lucas sangat kesal sekali dengan tingkah sepupunya itu, dari dulu selalu mencari perhatian padanya.
Sudah terang-terangan dia menunjukkan sikap dinginnya pada sepupunya itu, tapi tetap saja ingin menempel terus.
"Kak, apa benar dia putramu, jangan-jangan kakak di jebaknya, banyak wanita jaman sekarang mencoba berbagai cara untuk mendapatkan seseorang yang diinginkannya!" sahut Miranda dengan nada meyakinkan.
"Tutup mulutmu, kamu tidak tahu apa pun, antar dia pulang Edward!" sahut Lucas dengan tajam.
"Baik Tuan!"
Lucas membuka pintu mobil, lalu memberikan tangannya pada Julia untuk keluar dari mobil.
Dengan perasaan tidak nyaman, Julia terpaksa memegang tangan Lucas yang terulur untuk membantunya keluar dari dalam mobil.
Lucas menggenggam tangan Julia setelah keluar dari mobil, dan membawanya masuk ke halaman villa.
Melihat pemandangan itu, Miranda jadi kalap.
"Kak!!" teriaknya memanggil Lucas.
Yang di panggil cuek saja membawa istri dan anaknya, yang masih tidur dalam gendongannya masuk ke dalam villa.
Bersambung.......
cerita ini bagus bangt...