Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Rey ingin ikut tertidur karena semalaman sepulang dari rumah Hana ia di ceramahi oleh papi dan mami nya karena aduan Lutfi.
Tapi tetap saja Rey tidak bisa menahan diri jika hanya berdua dengan Hana.
Rey merebahkan Hana dengan perlahan ke sofa agar Hana tidur lebih nyaman. Setelah itu Rey keluar ruangan ia meminta izin pada guru bahasa indonesia yang akan mengajar di kelas Hana setelah jam nya habis. Ia meminta agar Hana di perbolehkan tidak mengikuti pelajarannya hari ini karena Hana sedang mengerjakan ujian di ruangannya. Rey mengatakan jika Hana sedang di hukum karena mencuri soal ulangan jadi ia harus memberikan soal berbeda dengan murid lainnya. Tidak ada alasan lain yang bisa Rey berikan pada guru bahasa itu, jadi ia mengatakan hal tersebut. Meskipun kenyataannya Hana tidur di ruangannya.
Untung guru tersebut mempercayai perkataan Rey. Ia memang sudah biasa melihat Hana di hukum Rey karena memang Hana sering mengabaikan pelajaran Rey.
Setelah itu Rey kembali ke ruangannya tak lupa mengunci pintu ruangannya. Ia lalu ikut merebahkan tubuhnya disebelah Hana. Sofa di ruangannya cukup untuk menampung tubuh mereka berdua. Rey memeluk tubuh Hana dan mulai memejamkan mata.
Setelah hampir satu jam tidur, akhirnya Hana membuka matanya. ia mengerjapkan matanya perlahan dan menatap langit-langit ruangan yang membuatnya bingung.
"Dimana aku!" gumam Hana pelan. Tapi ia masih enggan untuk bangun karena merasa lemas.
Rey yang sudah lebih dulu bangun, saat ini sedang duduk di kursi kerjanya mengoreksi hasil ulangan para siswanya.
"Sudah bangun!"
Terdengar suara bariton yang sangat ia kenal, Hana menatap ke sumber suara ternyata ia baru sadar jika sedang berada di ruangan calon suaminya.
"Kok aku tidur disini pak?" tanya Hana sambil bangun dari tidurnya. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa dengan malas.
"Mau makan?" tanya Rey. Ia tak menjawab pertanyaan Hana malah menawarkan makanan pada Hana.
Hana menggeleng pelan. "Aku mau ke kelas aja, jam nya buk Helen kan ini. Aku nggak mau di marahin karena nggak ikut pelajarannya!" kata Hana dengan berusaha bangun dari sofa.
"kalau masih ngantuk tidur lagi saja, aku sudah izin sama buk Helen jika kamu nggak bisa mengikuti pelajaran mu karena sedang aku hukum!"
Hana menoleh kearah Rey. "Beneran, bapak bilang gitu?"
Rey mengangguk dengan senyuman manis. "Hmm. Sudah tidur lagi."
"Nggak mau tidur lagi, mau nungguin pak Rey ngoreksi nilai aja." kata Hana sambil berjalan menuju tempat Rey duduk dan berdiri di samping Rey.
Rey menarik Hana hingga Hana duduk di pangkuannya. "Bapaak! Gimana bisa ngoreksi kalo kaya gini." Hana mencoba memberontak tapi Rey memeluk perut Hana kuat.
"Sudah duduk yang tenang. Lihat saja!" putus Rey, dengan suara tegas nya.
akhirnya Hana duduk di pangkuan Rey dengan tenang. Ia melihat Rey mengoreksi ulangan milik teman-temannya.
Setelah selesai menilai Rey menginput nilai-nilai itu ke dalam komputernya sesuai dengan urutan absensi.
"Nilaiku kosong dong!" kata Hana dengan wajah cemberut.
Rey tidak menjawab perkataan Hana ia diam saja fokus mengerjakan pekerjaannya.
Hana mencebik dengan bibir manyun dan melihat Rey memasukkan nilai ke daftar nama teman-temannya.
Ia tersenyum senang saat Rey juga memberikan nilai di daftar namanya. Karena malu Hana menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rey.
Untuk menyembunyikan rasa malunya Hana menghisap leher Rey dengan kuat hingga menimbulkan bercak merah. "Aaah! Jangan memancingku sayang!" kata Rey dengan mata terpejam. Bohong jika ia mengatakan tidak terpancing dengan tindakan Hana.
"Siapa yang mancing, aku cuma mau balas apa yang bapak lakukan kemarin, semalam dan barusan. Nih leherku juga merah-merahkan!" kata Hana sambil menunjukan leher jenjangnya yang merah hasil karya Rey.
Melihat hal itu Rey tidak bisa menahan diri, ia kembali meraih tengkuk Hana dan mencium bibir Hana dengan bringas. Hana mendelikkan matanya tak percaya dengan tindakan tiba-tiba yang Rey lakukan. Tapi tak urung ia ikut menikmatinya.
.
Hana sudah kembali kekelasnya dengan perasaan senang karena Rey sama sekali tidak menghukumnya malah membuatnya semakin cinta.
Hana kembali kekelas saat pelajaran bahasa usai. Melihat Hana yang kembali dengan wajah sumringah membuat Laura, Lusi, dan Sarah merasa heran.
Mereka saling lirik satu sama lain, Laura menggedikkan bahunya. "Lo kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Laura.
Hana hanya menggeleng masih dengan senyum menyungging. "Nggak ada apa-apa kok, biasa aja!" jawab Hana.
Laura memfokuskan pandangannya kearah leher Hana yang terlihat bercak merah keunguan. Ia mendekatkan wajahnya dan menarik kerah baju Hana.
"Astagaa! Bekas cupangan siapa ini Hana?" kata Laura pelan karena tak ingin perkataannya di dengar oleh teman-teman sekelasnya.
Lusy dan Sarah yang terkejut dengan perkataan Laura mendekati Hana, mereka bangkit dari tempat duduknya dan berdiri mendekati Hana ikut membuka kera baju Hana. Meskipun Hana sudah menutupnya tetap saja kedua temannya berhasil membukanya dan melihat bercak kemerahan hasil karya Rey.
Mereka bertiga menatap Hana intens meminta penjelasan. Hana yang ditatap intens merasa tak bisa lagi menghindar. Ia meneguk ludahnya kasar dan menghembuskan nafasnya perlahan sebelum memulai bercerita.
"Cepat jelaskan sekarang, astaga Hana jangan bikin kita mati penasaran. Lo punya pacar?" kata Laura tegas.
Hana mengangguk pelan dengan ekspresi biasa.
"Hmm!" jawab Hana santai. Ia mengulum senyum melihat ekspresi ke tiga temannya.
"Astaga! Siapa? Jahat ish nggak ngasih tau! Sejak kapan Lo pacaran?"
"Baru kemarin!"
"Oh my! Baru kemarin tapi sudah seberani itu. Siapa cowok itu?"
"Pak Rey!" jawab Hana santai.
Ketiga temannya mendelik tak percaya mendengar jawaban Hana.
"Are you kidding?" kata Lusy tak percaya.
Hana menggeleng mantap. "Nggak, memang bener kok. Gw sama pak Rey pacaran. Kalo nggak percaya tanya aja sama orangnya." jawab Hana yakin.
Mereka bertiga benar-benar tak menyangka jika Hana dan guru galak yang konon sangat di benci Hana berpacaran. Mereka memberondong Hana dengan berbagai pertanyaan.
Tapi Hana masih menyembunyikan dari teman-temannya jika ia dan Rey akan menikah 3 hari lagi karena di jodohan. Untuk hal itu biarlah tidak ada yang tau. Ia hanya memberi tahukan temannya jika dirinya dan Rey saat ini sudah resmi berpacaran.
.