Demi melindungi nyawa adiknya, Jazzy Hao mengasingkan diri di kota kecil dan rela menjadi menantu sampah di keluarga Lin.
Setiap harinya Jazzy Hao akan melakukan pekerjaan kasar di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membeli sayur dan membersihkan lantai rumah.
Tiga setengah tahun lalu dia pergi meninggalkan keluarganya tanpa membawa sepeser uang pun.
Dalam keadaan seperti itu, dia bertemu lelaki tua yang mengetahui identitasnya dan membuat perjanjian untuk menikahi cucunya.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah Jazzy Hao akan bertahan di keluarga Lin sebagai menantu sampah?
Simak terus keseruan cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KONFLIK DI TOKO PERHIASAN
Disisi lain, Jazzy Hao mendapatkan telepon dari seseorang.
"Ada apa?" Jazzy Hao bertanya pada penelpon.
"Tuan, ada pasien yang datang ke klinik dalam keadaan luka parah, ini sedang di obati oleh saudara Pedro." Dai Mubai berbisik kecil di telepon.
"Oh, tidak perlu khawatir, sampaikan padanya untuk memberikan bubuk obat yang biasa dia bawa." Jazzy Hao berkata, "Kau harus waspada, bisa saja itu perangkap keluarga Hao." Jazzy Hao berkata dengan suara kecil
"Baik, aku mengerti." Jawab Dai Mubai dengan cepat.
Jazzy Hao mematikan telepon lalu kembali memasak di dapur.
"Siapa yang menelepon barusan?" Hesty Lin bertanya.
"Itu adalah orang mengajukan penawaran pinjaman online." Jawab Jazzy Hao mencari alasan.
"Untuk apa mereka menelpon? Kau tidak berhutang pada mereka kan?" Hesty Lin bertanya dengan mata menyipit.
"Tidak, aku tidak berhutang." Jazzy Hao berkata, "Mereka menawarkan untuk memberikan pinjaman, tapi aku menolak."
"Baiklah jika seperti itu." Hesty Lin berkata.
Lalu dia melanjutkan lagi, "Ohya Jazzy, Nenek mengajak kita kerumah malam ini, hari ini dia ulang tahun ke 80 tahun."
Jazzy Hao bertanya dengan dahi berkerut, "Untuk apa bertemu mereka, bukankah sebelumnya kalian sudah memutuskan hubungan keluarga?" Ucapnya.
"Jika sudah memutuskan hubungan keluarga, lalu untuk apa masih mengajak kita merayakan ulang tahun?" Jazzy Hao berkata dengan aneh.
Menurut pengetahuan nya tentang wanita tua itu, tidak mungkin dia mengajak Hesty Lin datang kerumahnya jika tidak ada maksud apapun.
Hesty Lin berkata, "Aku juga tidak tahu, tapi bagaimanapun kami memiliki hubungan darah, apalagi itu nenek, jadi kita harus datang memberikan selamat," Ucap Hesty Lin dengan serius.
"Baiklah, itu terserah padamu, tapi aku tidak punya uang untuk memberinya hadiah." Jazzy Hao menjawab datar.
"Kalau itu aku juga tahu, biar aku yang membelikan nenek hadiah nantinya." Hesty Lin berkata dengan antusias.
Setahun lalu, setelah kakek Hesty Lin meninggal, nenek memutuskan untuk mengusir mereka dari keluarga Lin, dan memutuskan hubungan keluarga. Kini siapa yang menyangka, nenek akan mengajak mereka untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 80 tahun.
Jadi, Hesty Lin harus datang, selain memang sangat ingin bertemu nenek, dia juga ingin memperlihatkan pencapaian yang dia dapatkan selama ini pada keluarga Lin.
"Baik, setelah makan siang, aku akan mengantarmu mencari hadiah," Ucap Jazzy Hao.
"Um baik!" Ucap Hesty Lin.
Setelah makan siang, mereka pergi ke toko perhiasan untuk membeli hadiah.
Toko perhiasan yang mereka tuju adalah milik Jo Nathan, dia juga salah satu yang menjalin kerjasama dengan beauty fashion beberapa waktu lalu.
"Permisi, ada yang bisa di bantu!" Seorang wanita cantik dengan pakaian formal menyapa Hesty Lin.
"Aku ingin melihat-lihat dulu," ucap Hesty Lin.
Mendengar Hesty Lin hanya ingin melihat-lihat, wanita itu merasa kehilangan minat.
"Baik, silahkan pergi melihat-lihat." Wanita itu berkata dengan dingin, lalu kembali memainkan HP.
"Begitulah pelayanan kalian dalam melayani tamu?" Hesty Lin menegur wanita yang tidak sopan dan mengabaikan dirinya.
"Cihh, kalian hanya orang miskin yang datang untuk melihat-lihat, untuk apa membuang-buang waktuku." Wanita itu langsung mencibir.
Dia sama sekali tidak perduli oleh sikap tidak puas Hesty Lin.
Tak berselang lama, Jo Nathan, selaku pemilik toko perhiasan juga datang.
Hanya saja, saat melihat Hesty Lin, sikapnya tidak SE sopan sebelumnya, kini justru tampak sedikit menghina.
"Wah wah, tidak disangka, Nona simpanan CEO Duke memiliki waktu datang di toko milik ku." Jo Nathan berkata dengan senyum mencibir.
Plak!
"Bicara dengan baik pada istriku, apa kau tidak belajar tata Krama di sekolah?" Jazzy Hao menampar pria itu dan berkata dingin.
"Kau.. Kau menantu sampah, berani-beraninya menamparku? Lihat bagaimana aku akan berurusan denganmu setelah ini." Jo Nathan berkata, "Jangan berfikir kamu mengenal Duke di pasar, lalu kamu bisa sombong! Hehe, asal tahu saja, Duke bisa sebaik itu padanya Karna mereka berselingkuh di belakang mu."
Jo Nathan berkata dengan marah, lalu dia memerintahkan security toko.
"Kalian, cepat usir pengganggu ini, ingat patahkan tangan pria ini." Jo Nathan menunjuk Jazzy Hao.
"Tuan, Nona, silahkan pergi dari sini." Empat orang security datang, dan tanpa malu langsung ingin menarik tangan Hesty Lin.
Ledakan!
Jazzy Hao menendang dua orang security yang mencoba menarik tangan Hesty Lin.
"Kami akan pergi, tidak perlu kamu menyentuh istriku dengan tangan kotor mu." Jazzy Hao berkata dingin.
Setelah berkata demikian, mereka pergi meninggalkan toko perhiasan dan mencari toko lain.
Hanya saja, semua toko perhiasan selalu menolak melayani mereka.
Melihat Hesty Lin yang masih tidak mau menyerah, Jazzy Hao berkata, "Tidak perlu mencari hadiah lagi, semua bos-bos itu tetap akan memperlakukan kita seperti ini."
"Jadi sebaiknya kita pulang saja." Jazzy Hao berkata datar.
Hanya saja, dari kedalaman matanya, ada rasa dingin yang tak bisa di jelaskan.
"Baiklah, kita pulang saja, aku juga merasa lelah setelah seharian berkeliling," Ucap Hesty Lin yang nampak terlihat lesu.
Melihat ekspresi sedih di mata istrinya, Jazzy Hao berkata, "Tidak perlu khawatir soal hadiah, aku akan meminta teman membawakan hadiah nantinya."
"Yah.. Tidak perlu hadiah bagus, asal kita tidak datang dengan tangan kosong saja." Hesty Lin berkata sedih.
"Baik, mari kita pulang sekarang," Ucap Jazzy Hao.