"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Keymira dan Jennie
Siang hari yang terik tak membuat seorang perempuan dengan dress pink cerah menyurutkan semangat nya membawa makan siang untuk suami tercinta ke kantor.
Sambil menenteng tas bekal Keymira keluar dari taxi menuju gedung pencakar langit yang dimana di dalam sana sudah ada sang suami yang menunggu kedatangan nya.
"Fyuhh! Ternyata capek juga jalan kaki dari gerbang ke gedung" gumam Keymira menyeka keringat di area pelipisnya yang mengucur deras.
Di pintu masuk seorang satpam menyambut kedatangan Keymira dengan perasaan terkejut, tapi ia tetap profesional dan melayani istri bos nya dengan sopan.
"N-Nona Keymira? S-selamat datang! Anda datang sendirian?" ungkap lelaki setengah baya tersebut celingak-celinguk memastikan dengan siapa Keymira kemari.
"Hai pak satpam! Iya, saya kesini sendiri" jawab Key tersenyum rumah.
"Pasti mau ketemu dengan bos ya? Beliau ada di ruangan nya, silahkan langsung masuk Non"
"Makasih pak satpam" sambil mengerlingkan matanya Keymira melengos menuju ruangan sang suami.
Keymira mengambil ponsel untuk menghubungi Ben Derrick, dia ingin memberitahu kalau dirinya sudah berada di perusahaan.
Dan panggilan pertama langsung diangkat oleh Ben Derrick.
"Hallo?"
"Mas, aku udah di bawah"
"Oke, saya kesana kamu tunggu di depan resepsionis"
"Gak usah, mas. Aku masih inget kok ruangannya. Mas diem aja di ruangan jangan kemana-mana" sahut Keymira menghentikan niat Ben Derrick yang ingin menyusulnya.
"Kamu yakin?"
"Iya, tungguin ya"
"Baiklah" jawab Ben pasrah.
Dengan mandiri Keymira masuk ke dalam lift kemudian menekan nomor paling atas yang akan membawa nya ke ruang kerja sang suami.
Beberapa pegawai yang berada dalam satu lift yang sama melihat dengan tatapan heran kepada Keymira, mereka berbisik-bisik melihat orang asing yang ingin masuk ke lantai teratas.
Sontak perempuan yang tampak nya lebih tua beberapa tahun dari Keymira itu pun bertanya.
"Mbak anak baru ya?" celetuk wanita tersebut.
Keymira lantas menoleh, mendapati seseorang yang berbicara padanya.
"Ya?"
"Mbak anak baru?" ulangnya sambil mengamati penampilan Keymira yang terlampau santai.
"Oh, bukan mbak. Saya bukan pegawai disini" Keymira melambaikan tangannya.
"Terus, mau ngapain ke lantai paling atas? Itu ruangan CEO lho, gak boleh sembarangan orang masuk kesana kalau gak ada izin" cetusnya memperingati.
"Saya udah dapet izin kok, mbak" balas Keymira.
Dua perempuan itu pun saling melempar pandangan, kemudian kembali lagi menatap ke arah Keymira.
"Emang mbak mau ngapain?'
Sambil menunjukkan tas bekal nya Keymira pun menjawab. "Mau nganterin makan siang buat suami saya"
"Suami?"
"Heem, mas Ben udah nunggu di atas"
Seketika kedua wanita itu kembali melempar pandangan, dan setelah paham siapa yang dituju oleh wanita di depannya mereka pun langsung terbelalak dengan tubuh membeku.
Ting!
"Kalian gak jadi keluar?" seruan Keymira mengembalikan kesadaran mereka.
Dengan tubuh bergetar mereka keluar dengan segera, namun sebelum pintu lift tertutup kedua perempuan itu berbalik badan dan menunduk di hadapan Keymira.
"M-maaf, Nona! Kita sungguh gak tau kalau anda istri dari Tuan Ben Derrick, sekali lagi kami minta maaf"
"Eh? I-iya gak masalah, jangan dipikirin hehe. Selamat bekerja ya" dan pintu lift pun tertutup sekaligus mengakhiri interaksi ketiga perempuan tersebut.
30 detik kemudian sampailah Keymira di lantai tertinggi gedung ini, begitu melangkah keluar aroma jeruk menyeruak masuk ke indera penciuman Keymira.
Suasana di lantai ini terbilang paling sepi karena hanya ada ruang CEO, asisten, dan Sekretaris, dan beberapa ruangan yang tidak setiap hari digunakan.
Key mendekati meja Sekretaris, wanita dengan blazer hitam tengah sibuk mengutak-atik laptopnya sampai tak menyadari adanya seseorang disekitarnya.
"Permisi"
Barulah Jennie menoleh ke arah sumber suara, dia juga menghentikan aktivitas nya sehingga membuat pekerjaan nya tercampakan.
"Maaf, siapa ya?" tanya Jennie yang memang tak mengenali sosok di depannya ini, dia juga tak pernah melihat sebelumnya, hanya saja wajah perempuan ini sedikit familiar.
"Saya Keymira, mas Ben nya ada?"
"Mas Ben?" alis Jennie refleks terangkat sebelah, cukup terkejut mendengar panggilan tersebut.
Tapi tunggu! Sepertinya dia tidak asing dengan namanya.
"Sebentar, siapa tadi namamu?"
"Keymira"
Saat itu juga Jennie terperangah dibuatnya, ia baru sadar jika orang ini adalah istri dari Ben Derrick sekaligus adik dari teman nya. Pantas saja wajahnya agak familiar, wajah Keymira mengingatkannya pada Kaisar.
"Maaf saya tidak mengenali anda tadi"
"Santai aja, Emm... Kamu pasti Sekretaris Jennie ya?"
"Anda tau saya?"
"Mas Ben pernah cerita, jangan terlalu formal, aku agak gak nyaman sebenernya"
"Tapi anda istri dari Ben, maksud saya Tuan Ben Derrick" Jennie mengkoreksi gaya bicaranya yang terlalu santai.
Keymira terkekeh mendengar ucapan Jennie yang sempat meleset, tapi dia tak mempermasalahkan nya, justru Keymira semakin yakin kalau Jennie dan Ben Derrick benar-benar teman dekat.
"Sekretaris Jennie juga temen SMA mas Ben, kan?"
"Iya, saya juga teman Kaisar" celetuk Jennie menambahkan.
"Ah, iya! Mas Kaisar juga pasti berteman sama kamu"
"Hehe... Iya, bagaimana kabarnya? Aku dengar dia sudah menikah dan punya anak"
"Iya, mas Kaisar udah berkeluarga. Ngomong-ngomong karena Sekretaris Jennie udah akrab sama mas Ben dan Kakak ku, gimana kalau aku panggil kamu kak Jennie?"
Jennie menatap Keymira kebingungan, istri Ben Derrick ini terlihat masih seperti seorang remaja, tampak ceria dan belum terlihat beban hidupnya, mereka baru bertemu hari ini tapi Keymira seolah sedang berbicara dengan teman lama, sepertinya Keymira orang yang mudah akrab dengan siapa saja.
"T-terserah anda, Nona"
"Kenapa masih formal ngomong nya? Kak Jennie ini teman suami dan kakak ku, panggil aku Keymira jangan pake embel-embel Nona segala" Keymira memperingati Jennie untuk lebih akrab bicara padanya.
"Ya udah deh gue.... Eh maap maksudnya--" Jennie menutup mulut begitu bibirnya refleks kelewat informal, lagipula disuruh jangan terlalu kaku Jennie jadi bingung sendiri caranya berbicara dengan bahasa sehari-hari.
"Kenapa? Gapapa kak, kakak boleh ngomong seperti kakak lagi ngobrol sama mas ben, lagian umur kak Jennie lebih tua daripada aku, kan?"
"Iya, a-aku.... A-aku... Puahh!! Duh, geli juga ngomong kek gitu. Gapapa nih kalau gue ngomongnya gue elu? Rasanya kayak gak sopan aja ngomong begini sama istri bos" ujar Jennie frustasi.
Keymira tertawa melihat tingkah Jennie barusan, tapi jujur dia lebih nyaman jika seperti ini, dibandingkan harus bicara formal dan dipanggil dengan sebutan Nona oleh orang yang akrab dengan suami dan kakaknya.
"Iya, kak. Kan aku juga yang nyuruh, kalau gitu aku masuk dulu ya, kak Jennie boleh lanjutin lagi kerjaannya"
Jennie pun mengiyakan serta membiarkan Keymira masuk ke dalam ruangan Ben Derrick, kemudian ia pun kembali duduk dan berkutat dengan laptop yang sudah menunggu nya sedari tadi.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu