Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke rumah Calon Mantu
Dengan susah payah, Sofia menelan ludahnya. Demi apapun, ia malu bukan main. Bodohnya lagi, tadi ia bersikap kasar pada ibu mantan pacarnya tersebut.
"Putraku menjaga kamu, tanpa mau merusak. Tapi kamu malah merusak diri kamu sendiri, dengan memberikan kehormatan pada laki-laki lain. Dimana otakmu sebenarnya?"
Sofia yang benar-benar merasa sangat malu, marah dan kesal. Memilih pergi meninggalkan supermarket, tanpa bicara apapun pada Nurma.
Tentu saja langkahnya, di barengi dengan sorak sorai bergembira dari para pengunjung.
'Huuuu.... Malu-maluin jadi cewek'
'Udah ga ada sopan santun, ternyata j*lang.'
'Merusak citra para perempuan'
'Haduuuhhh.... Anak jaman sekarang, percaya diri banget beli begituan.'
'Untung anak si ibu itu, ga jadi ma cewek model lapel.'
Dan masih banyak lagi, hujatan yang terlontar. Membuat Sofia mempercepat langkahnya, ia benar-benar sudah tak ada muka. Sudah di pastikan, vidio hari ini akan tersebar luas, karena tadi ia melihat banyak yang merekam kejadian tadi.
Hancur sudah karir yang selama ini ia bangun, apalagi usahanya untuk mendekati Evan lagi pasti akan sulit. Ternyata ibunya Evan sudah tau semua kelakuannya, mana tadi ia juga memegang...
"Aaaaarrrrggggghhhtttt.... Sial sial sial" teriaknya di dalam mobil. Ia segera menjalankan mobil, menuju hotel dimana kekasih gelapnya sedang menunggu.
.
.
"Tante ga papa?" tanya Dwi cemas, karena melihat bu Nurma pucat. Sepertinya darahnya kembali tinggi, bertemu dengan mantan kekasih putranya. Membuat ia tak bisa mengontrol emosinya, selama ini ia diam saat putranya kekeh pada wanita rubah tadi.
Tapi kepercayaan putranya, malah di injak-injak seperti karpet WELCOME.
"Darah tinggi ibu kayanya kambuh" jawab Nurma
Dwi menyerahkan belanjaan miliknya dan bu Nurma pada kasir, ia juga memberikan kartu ATM nya.
"Nanti titip dulu ya, saya mau mengantar ibu tadi ke putrinya di sana." Kasir itu mengangguk
Dwi memapah Nurma ke kafe, tempat Risma menunggu. Risma yang melihat wajah ibunya pucat, ia langsung berdiri dari duduknya.
"Ibu kenapa kak??" tanya Risma
"Tadi ibu ketemu Sofia, Ris." jawab Nurma, Risma membulatkan kedua bola matanya.
"Terus ibu di apain?? Kenapa sampe pucet gini, mana orangnya sekarang?? Pengen rreememett itu muka kriuk nya." tanya Risma lagi
"Udah pergi, nak Dwi.. Ga papa kami di kasir sendiri ya, ibu tunggu di sini." Dwi mengangguk, Risma memesan air hangat pada pelayan.
"Kak, maaf merepotkan" ucap Risma
"Ga papa, kalo tante kurang sehat. Acara masaknya bisa ditunda... "
"NGGAK, ibu maunya sekarang." Risma menghembuskan nafasnya pelan, ibunya kalo udah ada mau kudu mesti harus.
"Ya udah, tante bawa obatnya?" tanya Dwi
"Ada, nanti ibu minum." jawab Nurma
"Kalo gitu, Dwi kembali ke kasir ya tan. Ambil belanjaan"
"Risma bantu kak"
"Jangan, kamu jagain tante aja disini. Takutnya kenapa-kenapa" Risma mengangguk
"Terima kasih kak, sekali lagi maaf udah ngerepotin kakak." Dwi tersenyum dan menepuk pelan pundak Risma.
.
.
"Masuk tan, Ris." ajak Dwi, ia mengambil barang di bagasi. Risma pun tak tinggal diam, ia membantu Dwi untuk membawa belanjaan ibunya.
"Maaf ya tan, kalo rumahnya agak berantakan dan mungkin... Kecil." ucap Dwi, seraya membuka pintu dan mempersilahkan Nurma dan Risma masuk.
"Kamu ini ngomong apa?? Justru enak rumah kaya gini, di depan juga asri banyak tanaman. Kamu tinggal sendiri??" jawab Nurma, seraya bertanya
"Sama adik tan, masih sekolah. Bentar lagi juga kayanya pulang, duduk dulu tan, Ris. Istirahat sebentar, nanti kita masak-masaknya."
"Terima kasih nak, maaf ya ibu merepotkan kamu." ucap Nurma
"Nggak apa-apa tan, kalian tamu pertama yang datang ke rumah. Terima kasih juga, sudah mau mampir." jawab Dwi, ia berjalan ke dapur. Untuk mengambil minuman dingin, cuaca memang panas hari ini.
"Rumahnya adem ya bu, kerasan kalo Risma diem disini." ucap Risma, Nurma mengangguk
"Diminum tan, Ris" kedua wanita berbeda usia itu mengangguk
"Orang tuamu kemana? Kenapa hanya tinggal berdua?" tanya Nurma, wajah Dwi berubah sendu. Tapi ia langsung menguasainya kembali
"Mama sama papa udah berpulang tan, tinggal saya, kakak dan adik. Kakak saya ada di luar, karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Jadi saya dan adik saya, yang pulang ke negara kelahiran mama." jawab Dwi, wajah Nurma berubah. Ia merasa tak enak, sudah membuat Dwi mengingat kedua orang tuanya.
"Maaf ya nak, ibu sudah lancang bertanya." ucapnya
"Nggak apa-apa tan, InsyaAllah kami ikhlas." jawab Dwi
Setelah 30 menit berbincang, Dwi dan Nurma melaksanakan niatnya yang ingin memasak bersama.
Nurma sungguh kagum pada Dwi, gadis itu terlihat luwes dan sudah terbiasa dengan pekerjaan di dapur. Ia tersenyum, ia benar-benar berharap bila Dwi benar-benar berjodoh dengan putranya. Kalau pun tidak, ia akan menganggap Dwi seperti putrinya sendiri.
Ia akan meminta pada Allah, melalui jalur langit. Siapa tau do'a seorang ibu, di ijabah oleh sang Khaliq.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Aca masuk dan memberi salam berteriak seperti biasanya.
"Assalamu'alaikum kaaaaaakkkk, adikmu yamg cantik ini pu... Loh, ada tamu ternyata. Maaf maaf" Aca cukup terkejut, karena setaunya sang kakak tidak punya teman. Aca meminta maaf dengan ramah, karena memang tadi ia yang seperti tarzan.
"Wa'alaikum salam, ga papa kok." jawab Risma tak kalah ramah
"Kamu Aca ya, adiknya kak Dwi." Aca mengangguk, ia pun duduk di sofa kosong lainnya.
"Iya, kamu temennya kakak?" tanya Aca, sepertinya ia lupa identitas saat ini. Yang tengah menjelma menjadi anak SMA, Aca yakin bila di depannya lebih muda darinya.
"Iya" jawab Risma tersenyum
"Kakak dimana?"
"Di dapur, lagi masak sama bikin kue sama ibuku." jawab Risma, membuat Aca mengerutkan dahinya
"Ahhh... Kenalkan, aku Risma dan yang ada di dapur itu ibuku. Kami adik dan ibu, dari mantan bos kakakmu." ucap Risma memperkenalkan diri
"Ooohhh.... Adik dan ibu dari bos yang maksa kakak jadi sekertaris itu, sampe bikin kakak milih buat ngundurin diri. Dan sekarang malah betah diem di rumah, tapi aku suka." ucap Aca, membuat Risma terkekeh
"Kamu dah pulang Ca, kok ga langsung ganti baju?" Dwi yang datang dengan membawa nampan berisi kue bolu yang sudah matang.
"Cheesecake" Bukannya menjawab, Aca malah langsung mengambil satu potong kue.
Plak
"Aduh kak, sakit" ucap Aca mengusap punggung tangannya
"Ke kamar mandi dulu, ganti baju, udah Ashar belum?" titah Dwi
"Ashar udah di sekolah, oh iya... " Aca bangun dari berdirinya dan mencium pipi sang kakak, lalu ia pun gegas ke kamar untuk membersihkan diri dan ganti baju.
"JANGAN DI ABISIN" teriaknya, Dwi menggelengkan kepala dengan kelakuan sang adik
"Adiknya kakak, lucu, cantik juga." ucap Risma, Dwi tersenyum
"Tapi badung" nampaknya Dwi mulai menerima Risma dan Nurma
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all 🥰🥰...