Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran tentang Tania 1
Tania berjalan mendekati orang-orang, yang katanya masih terikat tali persaudaraan.
"Pak, apa ada tempat yang bisa kita pakai. Untuk membahas, masalahku dengan mereka?" tanya Tania pada Mahesa
Mahesa yang fokus dengan keluarga Nilam pun menoleh, ia mengerutkan dahinya. Seolah bertanya apa hubungan mu dengan mereka?
"Mereka...." berat rasanya mengatakan, ahh.. bukan mengatakan, namun mengakui.
"Mereka keluarga adik dari ayahku, mmm... paman dan bibi mungkin sebutannya. Dan Nilam adalah... Sepupuku" lanjutnya dengan nada suara malas, sehingga membuat Mahesa mengangkat salah satu alisnya
"Baiklah, kita ke ruang rapat." jawab Mahesa
"Ahhh... Dan saya juga meminta dosen perempuan pak, karena ini penting untuk saya." meski bingung, Mahesa tetap mengiyakan permintaan Tania.
Cia meminta semuanya untuk bubar, tetapi ia juga tetap menjanjikan keadilan untuk mereka. Tentu perasaan senang hati, mereka berterima kasih pada Cia dan yang lainnya.
.
.
"Apa yang ingin kamu bicarakan anak s*alan?" tanya Gayatri, Tania tersenyum miris.
Kini di ruangan itu, sudah berkumpul keluarga Nilam, Tania, keempat bersaudara dan Risa. Sedang Mahesa belum ikut bergabung, karena ia hendak memanggil salah satu dosen perempuan. Yang diminta oleh Tania, ia yakin ada yang tidak beres.
Tau begini, ia akan bongkar semua kejahatan mereka di depan semua orang. Ternyata di mata adik sang ayah, Tania merupakan anak pembawa sial.
"Aku tak menyangka, sejak tadi aku diam. Kukira bibi akan berpikir lebih baik, namun harapanku sia-sia. Seharusnya tadi biar saja aku permalukan kalian di lapangan, aku bongkar semua kejahatan kalian padaku." jawab Tania dengan tatapan dingin
DEG
'A Apa mungkin Tania sudah mengetahui semuanya?' ucap Gayatri dan Burhan dalam hati mereka
Membuat si kembar mengerutkan dahi, apa yang dirahasiakan oleh mereka berdua.
"K-kejahatan apa? M-memangnya kami melakukan apa padamu?" tanya Gayatri tergagap, wajahnya sudah pucat pasi
'Bagaimana ini? Bagaimana bila Tania tau, kalo papanya masih hidup dan saat ini ada di balik jeruji, karena kami jebloskan dengan laporan palsu.' ucap Burhan
BRAKK
"ALAMAKJUM" teriak Ghava seraya memegang dadanya
"Allahuakbar" ucap Luna dan Risa, yang juga mengusap dadanya
"BUJUR BUNENG" teriak Cia, seraya sedikit melompat dari duduknya
"Gila lo Li, kaget kita semua. Untung ni jantung ciptaan Tuhan, yang dilapisi oleh alumunium foil." protes Ghava
"Dih, paan alumunium foil? Dikata lu mau manggang ayam?? Jantung lo mateng dong" tanya Cia cekikikan, sehingga membuat yang lainnya tertawa. Kecuali keluarga, yang sedang berseteru.
"Katakan yang sebenarnya, sebelum saya yang akan melaporkan balik kalian." ucap Ali, membuat Tania menoleh padanya dengan tatapan bingung
"Katakan apa? Kamu siapa hah?! Ini urusan kami, kamu bukan bagian dari keluarga kami." ucap Burhan
"Ya.. kami memang bukan keluarga kalian, tapi kalian jangan lupa dengan tujuan kami ada di sini. Ingin menjebloskan putri kalian ke kan tor po li si, dibaca apa Ghav?" balas Cia dan bertanya pada Ghava
"Hah? Rumah Makan Padang" jawabnya spontan, dirinya yang sedang asyik menatap wajah Risa. Tentu saja menjawab asal, pertanyaan Cia.
"Serah lo lah Ghav" ucap Cia berdecak, susah emang ni anak satu di ajak serius.
"K-kalian tidak akan bisa menjebloskan putri kami, karena ka..
"Kenapa tidak bisa? Selain kami memiliki kesaktian dari korban, kami juga punya orang dalam yang bisa langsung memproses kasus putrimu." ucap Ghava, memotong ucapan Gayatri
"Ghav, serius dulu sebentar. KESAKSIAN BUKAN KESAKTIAN, LU KATA MEREKA SEMUA DUKUN HAH?!" ucap Cia yang sudah merasa gemas pada Ghava
"Ishhh... Emosian kamu mah, Ci." ucap Ghava terkekeh, karena merasa geli dengan ucapan Cia. Ga kebayang, kalo mahasiswa dan mahasiswi disini dukun semua.
"Huwaaaa..." Saking merasa gemas dengan saudaranya, rasanya Cia ingin menangis saat ini.
"Ghav, mending lu diem ajalah." tegur Luna, yang sama gemasnya. Ghava langsung melipat kedua bibirnya ke dalam, bahkan ia melakukan gerakan mengunci bibirnya.
"Jadi ayahnya Tania masih hidup?" tanya Luna
DEG
Pertanyaan Luna membuat terkejut keempat orang, yang katanya terhubung keluarga tersebut.
"A-apa? Kamu bilang apa Lun? Ayahku masih hidup?" tanya Tania, pada Luna dengan tatapan tak percaya.
"Apa itu benar?" tanya Tania lagi, pada keluarga adik ayahnya tersebut.
"Tidak benar, ayahmu sudah mati bersama dengan ibumu." jawab Burhan
Tania terus menatap wajah Burhan dan Gayatri, mereka yang terus di tatap. Langsung mengalihkan pandangan mereka, karena jelas terlihat kegugupan di wajah mereka.
Tania tertawa, suara tawa yang awalnya pelan. Lambat laun menjadi keras, benarkah ayahnya masih hidup? Lalu dimana dia?
"Kenapa kalian, mengalihkan tatapan kalian? Apa yang kalian sembunyikan dariku, jadi benar ayahku masih hidup? Dimana dia?" tanya Tania beruntun, namun tak ada jawaban dari paman dan bibinya tersebut.
BRAK
"KATAKAN DIMANA AYAHKU?" ucap Tania membentak dan menggebrak meja, dadanya terlihat naik turun. Kini posisi Tania berdiri, dengan kedua tangannya di atas meja.
Tak lama Mahesa masuk dengan Sonia, dosen perempuan yang diminta oleh Tania.
"Ada apa ini?" tanya Mahesa dan Sonia, namun Tania tak memperdulikan pertanyaan tersebut.
"Aku mohon katakan padaku, dimana ayahku. Selama 14 tahun, kalian terus mendoktrin ku. Bila aku adalah anak sial, penyebab kematian kedua orang tuaku. Aku diam kalian menjadikan aku pembantu, memperlakukan aku seperti binatang, memukuli bahkan menendang tubuh kecilku." ucap Tania dengan suara bergetar, air matanya menetes.
Tania menoleh ke samping, dimana si kembar duduk satu barisan dengannya.
"Ci, mereka bilang kedua orang tuaku meninggal karena aku. Aku yang saat itu memaksa mereka untuk datang ke sekolah, untuk menghadiri pembagian rapot. Membuat mereka akhirnya setuju ke sekolah, sehingga harus meninggal dalam kecelakaan beruntun. Makanya mereka selalu mengatakan, aku adalah anak pembawa sial." lanjut Tania, dengan perasaannya yang mulai terguncang.
Semua orang yang ada di sana terkejut, begitu juga dengan Mahesa dan Sonia.
Gayatri dan Mahesa yang sadar dirinya, jadi pusat perhatian. Gugup bukan main..
"Bukan... Kami tidak pernah melakukan itu, dia pembohong. Mana mungkin orang-orang seperti kami, melakukan kekerasan. Apalagi selama 14 tahun, dia memang pembohong. Dasar kamu anak pembawa sial, jangan mengucapkan hal yang tidak benar. Kamu bisa saya laporkan, atas kasus pencemaran nama baik." ucap Gayatri mengelak
Tania memegang dadanya, yang terasa nyeri. Tania ingin sekali menangis yang sangat kencang, meluapkan rasa di dadanya.
Tania membuka baju, refleks membuat Ghava, Ali dan Mahesa berbalik. Sedangkan Cia, Luna, Risa dan bu Sonia terkejut bukan main.
Tania membuka semua pakaiannya, kecuali pakaian dalemannya.
"T-Tania tubuhmu.." ucap Cia tergagap, ia menutup mulutnya dengan telapak tangan.
Ya... Tubuh Tania banyak sekali bekas luka memar, hampir di semua bagian tubuhnya. Ada yang terlihat sudah lama, ada pula yang mungkin baru beberapa hari. Tepatnya mungkin satu minggu lalu, sebelum dirinya keluar dari rumah yang ia sebut neraka.
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
semngatt kak lanjut lagiiii💐