Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Terimakasih, nak. Kakek do'akan semoga hidup kamu selalu bahagia."
Rachel hanya tersenyum ketika mendengarkan ucapan seorang pengemis yang sedang mendoakannya, karena Rachel sudah memberikan sebungkus roti kepada pengemis tersebut.
Kalau Rachel tahu akan di do'akan. Dia pasti aku request mending pengemis itu mendo'akan agar Rachel tidak jadi menikah dengan Maxime.
Tapi Rachel tidak mungkin melakukannya. Dia tulus memberikan roti tersebut kepada pengemis itu.
Lagi pula dia sudah bertekad akan menolak perjodohan itu. Dia tidak pernah bermimpi sekalipun hidup bersama dengan pria arogan seperti Maxime Keano, pasti hari-hari nya akan dipenuhi dengan omelan pria itu. Rachel bergidik ngeri membayangkannya. Jangan sampai hal itu terjadi.
Rachel memutuskan untuk berjalan kaki kembali, dia harus segera tiba di sekolah. Namun, dia dikejutkan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di dekatnya. Dan tentu saja Rachel sangat tahu siapa pemilik mobil sedan berwarna putih tersebut.
Terlihat Alvin keluar dari mobil, dia segera membukakan pintu meminta Rachel untuk masuk ke dalam mobilnya. "Masuklah! Seperti biasa kita akan berangkat bersama."
Rachel tidak langsung menanggapi. Dia terdiam memandangi seorang pria yang sedang berdiri di hadapannya itu. Sampai saat ini Rachel tidak mengerti, mengapa Alvin begitu baik padanya dan selalu memperhatikannya? Padahal sudah jelas kemarin Alvin bilang bahwa hubungan mereka hanya sebatas guru dan murid.
Tapi apakah wajar ada seorang guru seperhatian itu kepada muridnya? Perhatian Alvin membuat Rachel menjadi salah paham.
Rachel dan Alvin sama sekali tidak menyadari bahwa dari kejauhan ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua. "Kenapa ada seorang guru seperhatian itu kepada muridnya? Ada hubungan apa diantara mereka?" Tanya Maxime kepada dirinya sendiri, penasaran.
Alvin dan Maxime memang pernah satu SMA dan mereka juga pernah kuliah di universitas yang sama. Tapi hubungan mereka tidak cukup dekat. Hanya sekedar saling menyapa jika bertemu atau berpapasan.
Rachel pun menggelengkan kepalanya, dia menolak untuk berangkat bersama dengan Alvin. Dia tidak ingin menaruh harapan lagi atas perhatian yang diberikan oleh Alvin kepadanya, "Gak usah, pak. Aku jalan kaki aja."
Alvin sangat kecewa sekali dengan penolakan Rachel. Padahal hampir setiap hari mereka berangkat bersama, walaupun Alvin harus berpura-pura berpapasan dengan Rachel di jalan. Padahal sebenarnya dia sudah tahu jam berapa Rachel berangkat ke sekolah. "Lho kenapa? Biasanya kita selalu berangkat bersama."
"Aku hanya tidak ingin salah paham dengan kebaikan yang..."
Rachel tidak meneruskan perkataannya ketika melihat ada sebuah mobil sport berhenti tak jauh dari mereka. Dia pun mengerutkan keningnya ketika melihat Maxime keluar dari mobil tersebut.
"Maxime? Untuk apa kamu datang kesini?" Tanya Alvin, dia sangat terganggu dengan kehadiran pria itu.
Maxime tidak langsung menjawab, pria itu segera berjalan mendekati Rachel dan merangkul pundaknya. "Aku ada urusan dengan ketua OSIS di sekolah. Kebetulan ada hal penting yang harus aku bahas dengan dia."
Alvin sangat tidak suka melihat Rachel dirangkul seperti itu oleh Maxime. Pria itu pun mengepalkan tangannya memandangi Maxime dengan sorot matanya yang tajam. Mengapa Maxime terlihat akrab sekali dengan Rachel? Ada hubungan apa diantara mereka?
Tapi Alvin merasa tidak mungkin Maxime memiliki hubungan spesial dengan Rachel. Maxime sangat cinta mati kepada Elsa. Lagi pula tidak mungkin ada seorang CEO dan calon pewaris dari perusahaan Keano Group memiliki hubungan spesial dengan gadis miskin seperti Rachel, apalagi Rachel seorang bocah.
Rachel ingin melepaskan tangan Maxime, tapi Maxime malah semakin mengeratkan rangkulan di pundak Rachel, membuat Rachel memelototkan matanya kepada Maxime. Mimpi apa dia semalam sampai diperebutkan oleh dua om-om.
Dasar kura-kura jantan, pura-pura sok bertahan dari godaan ngga taunya ketagihan 😂😂...
Monggo- monggo makan sepuasnya, mau mulai dari yamg mana dulu. Icip-icip hidangan pembuka 😂 atau langsung ke menu utama 🙈...
Lain kali tolong kondisikan itu mulut, biar kagak gatal buat bikin janji takutnyaa nanti diingkari 😂. Lagian ada bunga mekar wangi nan indah di depan mata mau dianggurin /Facepalm/. Rugi dong 😂... Malah dapat puyengnya kan..