Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34.
Aleena melirik Amber dengan dingin, ia ingin membuat Amber semakin malu, karena telah memprovokasinya.
"Bukankah kamu sedang hamil, kenapa kamu tanpa ragu melemparkan tubuhmu ke lantai, apa kamu tidak takut perutmu akan bermasalah?" tanya Aleena dengan datar.
ALan pun tersadar dengan kondisi Amber yang sedang hamil, dan ia pun dengan cepat berjongkok untuk membantu Amber berdiri.
"Kamu keterlaluan Aleena! kalau anakku dalam masalah, aku akan buat perhitungan denganmu!!" ujar Alan dengan nada tinggi, membantu Amber bangkit berdiri.
"Apa kamu yakin, kalau dia sedang hamil?" tanya Aleena tersenyum mengejek.
"Aduhh.. aduhh.. perutku sakit.. aduhh!" tiba-tiba Amber membungkuk memegang perutnya, dan memperlihatkan wajah yang begitu kesakitan.
"Aleena! kamu ternyata begitu kejam! aku tidak menyangka kamu itu wanita berhati jahat!!" Alan memandang tajam Aleena.
"Dia pantas menerimanya! karena dia sudah memprovokasi istriku! dia yang wanita licik! benar kata istriku.. kenapa kamu tidak periksa, apakah benar dia hamil atau tidak! karena dia tidak mungkin hamil, karena sudah berulang kali aborsi!" kata Alfred menambahkan apa yang di katakan Aleena.
Alan sontak melepaskan tangannya dari memegang lengan Amber, dan memandang Amber dengan curiga.
"A.. Apa benar yang di katakan mereka?!" tanya Alan merasa shock.
Raut wajah Amber mendadak berubah, dan ia tidak meringis lagi menahan sakit, ia menegakkan tubuhnya dengan benar.
"Ah.. sepertinya perutku tidak apa-apa, mungkin tadi salah makan, sekarang sudah agak baikan!" ujarnya sembari tersenyum, lalu membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Heh! baru saja meringis kesakitan, dan tiba-tiba sudah sembuh, sungguh ajaib!" ejek Aleena tersenyum lucu melihat tingkah Amber, yang seketika langsung berubah.
"Amber! katakan padaku! apa benar yang di katakan Alfred itu benar?!" Alan memandang Amber seperti orang asing.
"Tidak.. kamu harus percaya padaku, dia hanya ingin mengacaukan hubungan kita, aku bukan wanita yang seperti dia katakan!" Amber memegang tangan Alan, dengan wajah yang lembut meyakinkan Alan.
"Benarkah?" Aleena tersenyum dingin, menambah api di antara Alan dan Amber.
"Kenapa? kamu cemburu? karena kamu mandul?" Amber sembari terus membenarkan rambutnya.
"Buat apa aku cemburu padamu! aku memiliki suami yang lebih baik dari si pecundang itu! mandul? suami sampahmu itu, tidak punya hak menyentuhku! selama tiga tahun dia sadar diri, tidak berani menyentuhku, karena dia takut pada pria yang mencintaiku!" kata Aleena semakin mengejek Amber, lalu merangkul lengan Alfred.
Cup!
Aleena mengecup pipi Alfred, lalu merapatkan tubuhnya ke tubuh Alfred, "Aku wanita baik-baik, jadi hanya pantas berdampingan dengan pria yang berkualitas, tidak seperti pria yang di sampingmu itu, yang hanya pantas berdampingan dengan mu, sama-sama sampah!" senyuman mengejek Aleena mencibir Amber.
"Ka... kamu!!" Amber menggeram mengepalkan tangannya.
"Kenapa? akhirnya kamu mengaku kalah? makanya kamu jangan memprovokasi ku, dengan drama mu yang menjijikkan itu!"
Aleena melepaskan tangannya dari merangkul lengan Alfred, ia mendekati Amber dan Alan.
"Kamu memprovokasi ku, dengan mengatakan memiliki hubungan dengan suamiku, karena kamu cemburu melihat suamiku, dapat membelikan kalung berlian langka, dengan harga fantastis, tidak seperti suamimu, yang tidak mampu membelikan kalung seharga seratus juta padamu!" kata Aleena tersenyum lebar.
Tangan Aleena spontan menarik rambut Amber, yang baru saja dibenarkan Amber.
"Aaaa...!!" Amber menjerit kesakitan.
"Kenapa? tadi kamu begitu percaya diri mengacak-acak rambutmu, untuk memprovokasi ku, kenapa sekarang kamu menjerit?!" Aleena semakin menarik lagi rambut Amber.
"Aleena!!" teriak Alan dengan kencang, dan mencoba menarik tangan Aleena.
"Jangan sentuh istriku!!" Alfred menarik Alan, hingga tubuh Alan dengan cepat mundur kebelakang dengan kencang.
Srek!! Srek!!
Aleena menambah robekan pada gaun Amber, dan nyaris memperlihatkan sebagian dadanya terlihat.
"Aaaa...!!" teriak Amber, dan mencoba menghindari tangan Aleena, dan menutupi dadanya dengan tangannya.
"Bukankah seperti begitu tadi, kamu memprovokasi ku, untuk menarik perhatian suamiku!!" kata Aleena dengan dingin, menatap tajam Amber.
Wajah Amber pucat, ia dengan erat memegang gaunnya, untuk menutupi dadanya yang telah terbuka.
"Aleena! kamu keterlaluan!!" teriak Alan, lalu dengan cepat membuka jasnya, dan menutupi tubuh Amber yang terbuka.
"Aku akan lebih kejam lagi, kalau dia mencoba memprovokasi ku! karena begitu berani, mencoba mencari perhatian suamiku! jaga istrimu baik-baik! jangan main mata pada suamiku! kalau tidak, aku buat botak istrimu!!" kata Aleena menatap marah pada Alan, seraya menuding kan jari telunjuknya tepat ke depan wajah Alan.
Setelah selesai bicara, Aleena berbalik, dan menarik tangan Alfred dari depan toilet tersebut.
Amber merasa gugup, tidak menyangka kalau Aleena bisa menjadi ganas, karena ia mencoba menarik simpati Alfred.
Dulu, saat menikah dengan Alan, sikap Aleena tidak seperti itu. Melihat dirinya duduk berdua dengan Alan saling merangkul, Aleena tidak marah sama sekali.
Bersambung.....