Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mati pilihan untuk mu
"Sudah semua nya?" tanya Om Ben saat melihat Nia keluar kamar nya
"Sudah,nanti aku mau mampir di supermarket sebentar mas mau beli vitamin,sudah habis" ujar Nia dan di anggukki om Ben,Nia memang kerap mengkonsumsi Vitamin untuk tubuh nya karena dia sering bekerja hingga larut membuat tubuh nya sedikit lelah.
Ok Ben membantu Nia untuk membawa kan koper nya turun ke bawah.
"Ayah sudah kamu hubungi?" tanya Om Ben
"Sudah semalam"
"Yakin barang yang penting tidak ada yang ketinggalan?"
"Sudah aku bawa semua" jawab Nia yakin dan di anggukki Om Ben, Mereka segera berangkat meninggalkan apartemen menuju Bandara.
****
"Ini kamar bapak dan kamar saya di depan ini pak,jika bapak butuh sesuatu bisa hubungi saya ya nanti saya akan ke kamar bapak" ujar Shella dengan tatapan mata genit membuat Fahmi sedikit tidak nyaman.
"Terimakasih Shel,saya harus istirahat dulu besok kita akan langsung cek lokasi" ujar Fahmi dan segera masuk ke dalam kamar.
Di dalam pesawat Om Ben selalu menggenggam tangan Nia dan berusaha memberikan kenyamanan bagi istri nya ini,Nia juga tertidur dan om Ben menarik kepala nya agar bersandar di dada nya.
Beberapa foto di abadikan om Ben tanpa sepengetahuan Nia dan di jadikan om Ben profil di WA nya, foto di mana Nia sedang tertidur di dada nya dengan tangan yang terus menggenggam membuat para keluarga Ben berkomentar gemas dengan pasangan pengantin baru ini,bahkan ponsel Nia dari tadi sudah banyak yang mengirimkan pesan hanya saja belum Nia aktif kan, mereka baru keluar dari pesawat.
Pasangan pengantin baru ini keluar dari bandara menuju hotel.
"Kamu bisa istirahat dulu,nanti kita makan malam di restoran bawah" ujar om Ben membuat Nia sedikit canggung berada dalam satu kamar yang sama.
Nia membuka koper nya dan mengambil peralatan mandi serta baju nya,dia masih malu untuk berganti pakaian di hadapan om Ben jadi Nia lebih memilih berganti di kamar mandi.
Setelah selesai mandi,Nia lebih keliatan segar dia berjalan ke arah balkon kamar memperhatikan pemandangan di luar sana, sungguh sangat indah pemandangan sore hari, angin sepoi-sepoi dan lautan yang luas menjadi daya tarik turis asing untuk mendatangi Kota ini begitu sejuk enak di pandang mata.
"Kamu suka?" tanya Om Ben tiba-tiba
"Hmmm....tapi aku masih penasaran bagaimana cara mu meminta izin pada pak Alan?" tanya Nia
"Alan adalah adik kelas ku dulu dan aku juga yang sudah mengenalkan nya pada Sari" jawab Om Ben
"Pantas saja"
"Pantas apanya?"
"Dia menurut pada mu,kamu suhu nya" ujar Nia membuat Om Ben tertawa kecil
"Kami satu universitas tapi berbeda nasib,dia menjadi kepala Bank dan aku pebisnis"
"Jadi kapan mereka akan menikah?"
"Kata Alan secepatnya"
"Semoga di lancar kan ya mas"
"Iya"
****
Fahmi sedang duduk menikmati makan malam nya bersama Shella tapi tiba-tiba tubuh nya sedikit menegang menangkap sosok perempuan yang baru datang dengan suaminya.
"Nia" gumam nya pelan
"Kenapa pak?" tanya Shella
"Tidak apa-apa, lanjut saja makan nya"
"Kenapa Nia bisa di sini? apa dia sedang bulan madu?" pikir Fahmi
Om Ben menarik kursi untuk sang istri, terlihat jelas tatapan cinta di mata om Ben membuat Fahmi semakin cemburu,kenapa dia bisa mengkhianati Nia dulu dan memilih Carla yang jelas-jelas memiliki sifat egois.
"Terimakasih" ujar Nia lembut sambil tersenyum manis
"Mau makan apa?"
"Terserah mas,aku ikut saja"
Nia memang bukan perempuan yang pemilih terhadap makanan bahkan dia bisa memakan apa saja tak memiliki pantangan seperti kebanyakan wanita karir.
Om Ben memilih menu yang sama dengan nya, setelah makan malam Nia pamit ke toilet sebentar dan hal itu di manfaatkan oleh Fahmi untuk mengikuti Nia.
"Shel tunggu di sini sebentar ya,aku ke toilet"
"Jangan lama-lama pak,saya takut sendirian nanti malah di gondol lelaki hidung belang"canda Shella
"Kalau kamu mau ya silahkan!"
"Bapak....." rengek Shela
Fahmi segera mengikuti Nia dan menunggu perempuan itu di depan pintu toilet perempuan,Nia keluar setelah mencuci tangan nya tapi dia sangat terkejut saat tangan nya di tarik paksa Fahmi
"Mas Fahmi...." ucap Nia kaget
"Ya... aku, kenapa kamu kaget??Ni aku ingin bicara serius"
"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi mas" ujar Nia hendak pergi
"Nia.. aku masih mencintaimu!" pekik Fahmi membuat Nia menatap sang adik ipar nya ini
"Kamu gila,Carla sedang hamil"
"Persetan dengan Carla aku menyesal sudah menikahi nya" aku Fahmi membuat Nia menarik sudut bibirnya kecil
"Bukan nya dulu aku pernah meminta pada mu untuk tidak menikah dengan Carla dan melanjutkan pernikahan kita tapi kamu justru meminta pernikahan kita di jadikan pernikahan mu dan Carla"sinis Nia mengingat kan
"Aku menyesal Ni,tolong beri aku kesempatan"
"Aku sudah menikah mas"tekan Nia
"Aku yakin kamu tidak mencintai suamimu,aku yakin kamu masih memiliki perasaan pada ku"
"Pede sekali kamu mengatakan semua itu,apa kamu masih ingat bagaimana cara kamu bermesraan dengan Carla di rumah tanpa memperdulikan ku,apa kamu masih ingat bagaimana kamu menghancurkan perasaan ku mas,asal kamu tau sudah lama rasa itu mati dan kini hanya perasaan cinta untuk suami ku" tegas Nia membuat Fahmi meradang
Fahmi menarik tangan Nia dia hendak membawa Nia pergi tapi Nia berontak.
Tiba-tiba tangan Fahmi di tarik seseorang dan mendorong nya kuat.
"Mas Ben"
"Jangan pernah menganggu milik saya,apa yang sudah menjadi milik saya tidak akan bisa di usik orang lain,ini peringatan pertama untuk mu jika kau masih berani mengganggu Nia mati adalah pilihan untuk mu" tegas Om Ben lalu merangkul Nia membawa perempuan nya itu pergi.
"Brengsek,,,sial" pekik Fahmi marah