MINIMAL KOMEN LAHHHH...
Arshlan, seorang murid dari SMA Tanah Abang yang ditemukan tak sadarkan diri dengan kepala yg pecah disebuah gang sempit dekat dg sekolahnya. dan ternyata yg telah menyerangnya ialah sahabatnya sendiri.
Usai kejadian itu terjadi sang sahabat bersama keluarganya menghilang dari kota dan diduga kabur dari kejaran polisi.
Saat Arshlan di larikan ke rumah sakit dokter telah mengusahakan untuk menyelamatkan nya, tetapi takdir berkata lain.
Ingin tahu lanjutannya?
yuk baca bersama di "Novel SYSTEM PENGUASA DAN BALAS DENDAM" karya Scorpio hanya di Noveltoon-Mangatoon
NOTE: NOVEL INI ADALAH LANJUTAN DARI AKUN PERTAMA KU YAITU "0701:)"
JADI KALAU ADA NOVEL YG SAMA SELAIN DI AKUN INI DAN "0701:)" ITU ADALAH JIPLAKAN DAN AKAN TERKENA SANKSI!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpion's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 :"Serah Terima Perusahaan GT"
"Selamat. Tuan mendapatkan Mata dewa, Keterampilan Ahli pengobatan tingkat perunggu, Uang tunai 100 Milyar, dan ketrampilan pemimpin tertinggi". Ucap Sistem yg membuat Arshlan senang bukan main.
"Eh Sylvia, Aku sudah berapa lama tidak sadarkan diri?" tanya Arshlan saat baru sadar jika dirinya tidak di dunia nyata cukup lama.
"Sepertinya sudah 1 hari penuh tuan." Jawab sistem yang membuat Arshlan sedikit terkejut.
"Selama itu?, padahal aku merasa sepertinya baru 2 jam an aku di sini." Tanya Arshlan sedikit terkejut.
"Tuan bersiaplah, kesadaran anda akan saya kembalikan pada raga asal." Ucap Sylvia, sedangkan Arshlan hanya mengangguk sambil menutup matanya.
"Akh.." Suara rintisan tertahan dari seorang pemuda yg baru bangun dari tidur panjangnya.
"Sylvia, kenapa badanku sakit semua?" tanya pemuda itu yg tidak lain adalah Arshlan.
"Itu karena tuan baru saja menjalani operasi. Saya sudah mencoba untuk menyembuhkan tuan perlahan lahan, mungkin dalam waktu 2 hari lagi tuan sudah sembuh seperti sedia kala." Ucap Sylvia yg membuat Arshlan faham dan baru ingat saat punggungnya tertindih puing puing bangunan.
Setelah beberapa saat Arshlan mencoba menahan sakit, ia pun sudah mulai terbiasa.
"Eh, Olivia." Ucap Arshlan saat ia sadar jika di sampingnya terdapat Olivia sedang tertidur di kursi sambil memegang tangannya.
Menyadari itu Arshlan pun tersenyum hangat. Ia pun membelai wajah Olivia yg terlihat cantik walaupun dalam keadaan tertidur.
Merasakan sesuatu menyentuh wajahnya, Olivia pun terbangun sambil memegang sesuatu yg menyentuh wajahnya itu.
"Lima menit lagi Bu." Ucap Olivia yg masih setengah sadar.
"Tapi aku sudah terbangun loh sayang." Ucap Arshlan yg sedikit merasa lucu saat melihat wajah Olivia sedikit cemberut karena diganggu saat tertidur.
"Si.. Eh ka-kakak..!!" Saat Olivia sudah sadar dari tidurnya ia baru sadar jika yang baru saja mengganggu tidurnya ialah pemuda yg ia tunggu dari kemarin untuk sadar.
Saat ia sadar, ia sangat terkejut sekaligus terharu. dan tanpa banyak berfikir ia langsung melompat memeluk Arshlan yg agak kaget dengan tindakan tiba tiba Olivia.
"Aww..." Rintih Arshlan saat punggungnya yg baru saja di jahit agak tertekan karena Olivia yg tiba tiba memeluknya.
"Eh, ma-maaf kak." Ucap Olivia yg sadar jika ia telah kelewatan. Ia pun melepas pelukannya serta agak mundur sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak apa - apa, kemarilah.." Ucap Arshlan yg langsung menarik tangan Olivia ke dalam pelukannya.
"Terimakasih sudah mau menjagaku." Bisik Arshlan sambil terus memeluk Olivia.
Saat mendengar bisikan Arshlan, Olivia pun langsung mengeratkan pelukannya sambil menangis tersedu sedu di dalam pelukan Arshlan.
'krieett..' suara pintu dibuka dan masuklah seorang wanita paruh baya yg terlihat terburu buru.
"Ada Ap.." Saat wanita itu melihat Arshlan yg sedang memeluk Olivia, ia pun mengurungkan pertanyaannya lalu kembali menutup pintu.
"Eh i-ibu." Olivia terkejut saat tiba tiba pintu kamar itu terbuka, apalagi saat ia tahu bahwa yg membukanya adalah ibunya sendiri.
Sesaat kemudian..
"Bagaimana kondisimu sekarang nak?" Tanya wanita paruh baya yg merupakan ibu dari Olivia.
"Saya tidak apa apa Bi." Ucap Arshlan menjawab pertanyaan ibu dari Olivia itu.
"Kan sudah aku bilang panggil aku Ibu. Jika kamu tidak mau maka jangan harap kamu masih bisa berpacaran dengan gadisku." Ucap wanita itu yg membuat Arshlan terkejut sekaligus senang secara bersamaan.
"Ba-baiklah Bu." Ucap Arshlan walaupun agak sedikit kikuk.
"Oh iya, bagaimana keadaan Riska bu?" tanya Arshlan dikala ia sadar jika ia tidak melihat keberadaan gadis kecil yg sebelumnya ia selamatkan.
Mendengar pertanyaan Arshlan, wajah ibu Olivia terlihat tersenyum hangat sembari berkata.
"Riska anak bungsu ku, ia baik baik saja karena kamu. Entah apa yang terjadi jika kamu tidak menyelamatkan gadis kecilku itu."
"Aku benar benar sangat berterimakasih padamu nak." Ucap ibu Olivia sambil membelai wajah tampan Arshlan.
"Bu Itu bukanlah apa apa, bagaimanapun jika terdapat orang lain berada di posisiku maka mungkin mereka juga akan melakukan persis seperti apa yang aku lakukan." Ucap Arshlan.
'krieeett..' Suara pintu dibuka perlahan membuat ketiga orang yg sebelumnya berbincang menoleh bersamaan.
"Permisi, apakah ini benar kamar bangsal milik tuan Arshlan?" tanya seorang wanita muda yg jika dilihat memiliki umur berkisar 20-25 tahun.
"Iya benar, dengan siapa ya?" tanya ibu Olivia lalu berjalan mendekati wanita muda itu.
"Maaf sebelumnya, perkenalkan saya Amel. Mantan CEO dari Grup GT yang kemarin membuat janji dengan tuan Arshlan untuk melakukan serah terima perusahaan." Ucap Wanita itu yg memperkenalkan dirinya sebagai mantan CEO Grup GT.
(Buat para Reader yg bacanya anti Skip pasti tahu kan.)
"Eh.." Ibu Olivia terlihat terkejut dengan ucapan wanita muda itu.
Benarkah, seorang pemuda yg umurnya belum genap 20 tahun sudah memiliki perusahaan. Mungkin itu yg sedang di fikirkan ibu Olivia.
Setelah itu Ibu Olivia pun mempersilahkan wanita muda itu masuk.
"Nak, kalau begitu ibu pamit dulu ke kamar bangsal Ayahmu ya." Ucap Ibu Olivia sambil menarik tangan Olivia agar mengikutinya.
"Eh ibu.." Terlihat jika Olivia seperti enggan untuk pergi, namun melihat tatapan ibunya mau tidak mau akhirnya ia mengikuti dengan patuh.
"Tuan Arshlan, saya sungguh berduka cita atas apa yg telah terjadi pada anda. Maaf kalau saya baru tahu jika anda ternyata mengalami kecelakaan seperti ini." Ucap Amel meminta maaf.
"Eh tidak tidak, harusnya aku yang harus meminta maaf. Pasti kemarin engkau sudah menunggu lama ya." Arshlan terlihat menyesal, walaupun memang jika kejadian kemarin itu mendadak bagaimanapun sebelumnya ia telah berjanji untuk bertemu dengan Amel.
"Lalu bagaimana dengan serah terima perusahaan nya?" tanya Arshlan.
"Ini tuan, anda cukup menandatangani surat surat ini." Ucap Amel sambil menyerahkan beberapa lembar kertas.
"Baiklah baiklah..." Ucap Arshlan lalu ia pun menandatangani surat surat yg telah disodorkan padanya.
Setelah serah terima selesai kedua orang itupun berbincang bincang.
"Lalu apa alasan kamu menjual grup GT ini?" tanya Arshlan disela sela perbincangan.
"Itu karena terdapat pihak luar yg dengan sengaja mengobrak abrik data base Grup. Walaupun kini sahamnya sudah naik di angka 15 juta per persen sekalipun, kami sudah kekurangan bahan untuk melakukan penelitian mengenai bahan bakar alternative." Ucap Amel yg membuat Arshlan cukup terkejut.
"Apa lagi terdapat beberapa karyawan yg melakukan korupsi besar besaran yg membuat perusahaan bangkrut serta berhutang 50 juta pada sebuah bank pinjam." Ucap Amel lagi yg membuat Arshlan semakin terkejut.
"Berarti sampai saat ini perusahaan masih berhutang?" tanya Arshlan memastikan.
"Tidak tidak, tuan tenang saja. masalah hutang itu sudah saya pribadi lunasi, termasuk uang yg anda bayar sebesar 20 juta itu juga untuk melunasi hutang." Ucap Amel terburu buru, ia takut jika Arshlan marah dan malah menuntut dirinya pada pihak hukum.
"Hhh..., lalu sekarang apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Arshlan saat melihat Amel terlihat sedikit pucat wajahnya.
"Itu sebenarnya setelah kebangkrutan dan perusahaan anda beli, saya sudah tidak memiliki pekerjaan dan berniat mencari lowongan kerja." Ucap Amel walaupun ia terlihat malu malu.
"Bagaimana jika kamu teruskan saja penelitian itu." Ucap Arshlan mengambil keputusan.
"Tapi kan.." Terlihat jika Amel terkejut dengan ucapan Arshlan.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
jangan tidur yooo...!!!