Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
*Cinta Aisyah*
Matahari mungkin bersinar terang,
Namun sinarmu lebih menyentuh jiwa,
Keberadaanmu adalah melodi,
Yang menenangkan dalam setiap nada.
***
"Papa tidak menerima penolakan. Papa harap kamu tidak akan mengecewakan papa. Jika kamu berani macam-macam, jangan pernah panggil aku papa lagi.! Dan silahkan pergi dari rumah ini!" tegas sang papa kemudian berlalu pergi meninggalkan istri dan anaknya yang masih duduk di sana.
Mendengar ultimatum sang papa, Abi tidak bisa lagi menolak permintaan papanya. Bukan keluar dari rumah itu saja, bahkan tidak dianggap sebagai anaknya lagi yang dia pikirkan saat ini.
Pak Adam tau kelemahan sang putra yang tidak bisa jauh dari sang mama tercinta, kini menuruti keinginan sang papa untuk menikah pun dia angguki.
Setelah satu bulan, janji suci pernikahan itu sudah terucap dari bibir Abimana. Pernikahan mereka berdua lain dari pada yang lain. biasanya semua pernikahan itu didasari rasa bahagia, tapi pernikahan ini justru menyakitkan bagi Abimana dan Aisyah.
***
'Kembali dengan Abimana dan Aisyah'
"Apa ada yang ingin kau tanyakan Aisyah ?" tanya Abi setelah memberikan penjelasan pada Aisyah.
"Tidak ada." jawabnya singkat.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menyuruh asistenku untuk membeli bahan makanan, agar kau bisa makan. Atau kau ingin pergi dan berbelanja sendiri ?" tawar Abi lagi.
"Tidak, aku lelah ingin istirahat." sahut Aisyah lagi yang terdengar lembut dan singkat.
"Oke, istirahatlah."
Aisyah kemudian bangkit ke kamarnya. Aisyah mengurung dirinya di dalam kamar. Dia menangis dalam diam sambil meratapi nasibnya setelah mendengar penjelasan Abimana yang akan berakhir perceraian suatu saat nanti.
Sampai saatnya adzan dzuhur berkumandang, Aisyah bergegas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya seperti biasa.
Abimana justru masih setia duduk diruang tengah menyelesaikan pekerjaan yang tertunda sejak kemarin. Meeting yang harusnya dilakukan hari ini dibatalkan dan membuat perjanjian esok hari.
Saat dirinya sedang fokus di depan layar laptopnya, bel di apartemen nya berbunyi.
Ting.. Tong..
Abi langsung beranjak dari duduknya membukakan pintu.
"Heey broo.. waah pengantin baru bukain pintu lama banget dari tadi, sampe mau patah nih kaki gue tau nggak." ujar Ricko Vandella asisten Abimana yang biasa di panggil Ricko sambil membawa beberapa kantong belanjaan.
"Haallah, belum ada satu menit dibilang lama." sahut Abi sambil menonyor kepala Ricko pelan lalu menutup kembali pintunya.
Ricko yang kerepotan membawa semua belanjaan atas perintah bosnya itu sudah berada di dapur dan menaruh nya di meja.
Abi yang tau istrinya tidak akan keluar berinisiatif untuk memasukan semua belanjaan nya ke dalam kulkas di bantu Ricko. Ricko yang sejak tadi celingukan mencari Aisyah di tepuk kepalanya oleh Abi pakai botol air mineral yang masih segel.
Dugh
"Aauww.. gila lu, lu anggep pala gua apaan sih Bi. Sakit tau." kata Ricko sambil meringis mengusap kepalanya yang sakit.
"Makanya, kerja itu yang fokus. Celingak celinguk dari tadi, cari apa !?" ujar Abi dengan wajah dingin nya.
"Istri lo mana Bi ? Masih tidur ?" tanya Ricko yang penasaran dengan wajah Aisyah jika tak memakai cadar dirumah. "Ooh iya gua lupa." kata Ricko lagi sambil menepuk jidatnya sendiri. "Kalian kan pengantin baru, abis berapa ronde semalam ? Sampe istri lo gak bisa bangun Bi ?" terang terangan Ricko mengatakan itu pada Abi dan langsung mendapat tatapan tajam oleh Abi.
"Lo pikir gue serakus itu ! Dasar gak waras !" sahut Abi lalu meninggalkan Ricko yang sedang memasukan semua barang belanjaan disana.
"Heh Bi.. Woy bantuin dong." Ricko berteriak kecil menciptakan kebisingan disana.
Abi tak memperdulikan ocehan Ricko, dia terus melangkah menuju ruang tengah dan kembali menatap layar laptopnya untuk kembali mengerjakan pekerjaan nya. Meladeni omongan Ricko sama saja seperti meladeni orang gila yang tidak bisa disembuhkan.
***
Kini hari sudah menjelang sore. Ricko sudah kembali ke kantor. Namun Abi masih saja fokus di depan layar laptopnya. Saat mendengar suara, Abi langsung menghentikan tangan nya yang lihai mengetik di atas keyboard nya.
"Astaga, sudah jam berapa ini ? Aku lapar sekali." Abi baru menyadari bahwa dirinya belum makan sejak pagi.
Abi juga memutar kepalanya melihat pintu kamar Aisyah masih tertutup rapat. Kemudian Abi berinisiatif memesan makanan online saja untuk hari ini. Karena untuk membuat makanan rasanya sudah lelah.
"Aku pesan online saja lah, jika masak waktuku tidak keburu untuk meeting sore nanti." kata Abi bicara sendiri.
Tak berselang lama makanan online datang ke apartement nya. Abi membeli beberapa makanan siap makan untuk makan malam Aisyah nanti. Abi lalu meletakkan nya di atas meja makan dan di pindahkan di atas piring. Abi kemudian melangkah menuju kamar Aisyah untuk menyuruhnya makan.
Tok..Tok..
Abi mengetuk pintu kamar Aisyah. Tak lama pintu pun terbuka.
"Aku sudah belikan makan siang. Makanan nya ada di meja makan." kata Abi dengan suara datar nya.
Namun Aisyah hanya diam tak memberi jawaban apapun dengan kepala menunduk. Abi yang tak mendapat jawaban kembali bicara.
"Aku pergi dulu. Ada urusan yang harus diselesaikan hari ini." tambah Abi lagi.
"Iyaa." singkat Aisyah.
Abi yang sudah mendengar jawaban Aisyah lalu melangkah menuju pintu untuk pergi karena memang ada satu pekerjaan yang harus ia kerjakan hari ini juga.
Aisyah yang baru memajukan kakinya satu langkah kembali berhenti dan memundurkan nya kembali menunduk diam.
"Ah iya satu lagi. Aku mungkin akan pulang malam, tidak usah menungguku. Dan ingat, jangan buka pintu untuk siapapun jika bukan keluarga. Dan aku juga sudah menyimpan makanan untuk makan malam mu dilemari." tak butuh jawaban dari Aisyah dirinya langsung beranjak pergi meninggalkan Aisyah seorang diri disana.
Aisyah yang sudah melihat kepergian Abi, menghembuskan nafasnya kasar merasa lega karena dirinya bisa bebas untuk beberapa jam kedepan.
"Hufftt.. Akhirnya aku bisa makan juga. Sungguh lapar sekali rasanya." kata Aisyah bicara dengan dirinya sendiri.
Aisyah yang sudah berada di meja makan dan menyantap makanan yang sudah tersedia disana. Aisyah juga membuka cadarnya sesaat untuk memudahkan dirinya menikmati makanan nya. Tak butuh waktu lama dirinya menghabiskan makan siang di depan nya karena sudah lapar sekali sejak pagi. Namun dia yang ingin keluar kamar mencari makanan merasa enggan sebelum Abi yang mengajak nya makan.
Sore menjelang Aisyah membersihkan tubuhnya lalu tidak lupa melaksanakan kewajibannya. Setelah itu dirinya beranjak untuk membersihkan apartemen itu sambil bersholawat. Setelah selesai membersihkan semuanya Aisyah memilih menghabiskan waktunya menonton tv diruang tengah.
"Ah bosan sekali rasanya hari ini, mau pergi tidak di ijinkan. Semua lelaki sama saja, egois." Aisyah mengoceh sendiri merasa kesal dengan semua pria yang berinteraksi dengan nya.
***
Malam hari saat sudah menunjukan jam sepuluh malam. Aisyah ketiduran di atas sofa di depan tv yang masih menyala. Abi yang baru saja pulang melihat Aisyah ketiduran merasa kasihan meninggalkan nya sendirian dirumah.
Abi lalu berdiri sejenak melihat Aisyah yang terlihat damai dalam tidurnya.
"Kenapa harus tidur disini. Aku kan sudah bilang tidak usah menungguku, wanita memang susah di mengerti." Abi bergumam menggerutu sebal.
Abi kemudian mengambil remot tv untuk mematikannya. Abi yang tak tau harus bagaimana hanya duduk di sofa sebelah sambil memainkan poselnya menemani Aisyah sampai dia terbangun dengan sendirinya.
Jam sudah menunjukan jam 1 malam, Abi yang masih terjaga tak kuat menahan kantuknya. Aisyah masih setia memejamkan matanya membuat Abi menyerah dan menyandarkan kepalanya disandaran sofa kemudian tak lama ikut masuk ke alam mimpi.
Jam setengah tiga pagi, Aisyah terbangun mengerjapkan matanya perlahan sambil melenguh merenggangkan ototnya. Setelah membuka matanya Aisyah kaget melihat sosok pria tampan yang duduk menyandarkan kepalanya disofa sambil memejamkan matanya.
"Astaghfirullah.. Jam berapa ini ? Kenapa mas Abi tidur disini ?" lirih Aisyah agar tak mengganggu Abi yang sudah tidur pulas sambil bersedekap dada.
...----------------...
Bersambung...
Makasih buat para pembaca yang udah sempetin waktunya buat baca peran Abimana dan Aisyah. I love u all..
❣️
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma