ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Yuna
...----------------episode 23----------------...
..."wahai istriku tersayang, apakah kamu tidak merindukan kan Suamimu ini? aku setiap ,,,malam terus bermimpi akan kisah kita yang masih bersama waktu dulu, Ratu Ellisha apa kabarmu disana? Aku tahu kamu tidak bahagia akan keputusanku menikahkan engkau dengan kakakku, tapi ini merupakan tugasmu sayang, kabari aku jika kamu sudah berhasil menjatuhkannya. Aku juga mengundangmu di acara festifal pameran yang 3 hari lagi akan di laksanakan di Kediaman kerajaan Balden, aku menantikan kedatangamu sayangku..."...
^^^Tertulis: Raja Staylo~^^^
Surat yang dikirimkan oleh Staylo sudah sampai di tangan Ellisha. Saat Ellisha membaca surat tersebut ia hanya bisa merinding dengan menampakan wajah masam dan jijik.
"Gila ni orang!. lupa ingatan atau apa yah... Kok bisa dengan ga tau malunya panggil istri orang seperti itu! Apa aku kerjain aja yah...!!!"Ketus Ellisha sambil merobek surat tersebut dengan emosi. Ia menyatukanya seperti bola dan langsung membuangnya tempat sampah kertas, tepat berada di samping meja kerjanya.
"Kau harus ku beri pelajaran Staylo!"ucapnya dan dengan cepat ia juga menulis sesuatu di lembaran kertas untuk di krimkan kepada Staylo.
Isi surat Ellisha:
..."Salam yang mulia raja, Terima kasih atas undanganmu, kamu benar, aku sangat tidak bahagia di sini, aku ingin sekali bertemu denganmu di malam hari tanpa diketaui siapapun, Rajaku apa kah kamu bisa bertemu denganku di ruangan yang Sering kita gunakan untuk bermain waktu kecil? Ada yang ingin aku sampaikan. Aku menantikan mu"...
^^^Tertulis:Ellisha~^^^
...----------------...
"Apa yang kamu katakan Wensto, apa benar putrimu ini bisa menghilangkan garis hitam di wajahku?"tanya Alaric kepada Wensto.
Wensto sekarang berada di Ruang kerja Alaric, dengan di bersamai oleh putrinya yang bernama Yuna. Wensto mengaku bahwa putrinya merupakan murid perobatan terbaik di akademi, ia meminta putrinya yang bernama Yuna itu untuk pulang dan mencoba bekerja di Kediaman Dowson menemaninya.
"benar tuan, aku sangat yakin bahwa putriku bisa menghilangkan garis hitam di wajah tuan, dikarenakan Yuna ialah murid perobatan yang menemukan krim penghilang bekas luka, ia juga pasti bisa menghilangkan garis hitam milik tuan, tolong berikan dia waktu untuk membuktikannya tuan"ucap Wensto.
"aku tidak masalah, jika kamu bisa menghilangkan garis hitam ini, aku akan menghadiakan mu emas dan memperkerjakanmu sebagai Dokter pribadi di tempatku, bagaimanapun kamu harus bisa menghilangkan tanda ini"tegas Alaric menatap ke arah Yuna yang masih tertunduk malu.
"baik tuanku, aku akan berusaha mencoba menemukan cara agar bisa mengobati mu, a-apa boleh saya melihat garis hitam itu lebih dekat, saya hanya ingin menganalisanya saja"ucap Yuna lembut.
Alaric sedikit ragu akan permohonan dari Yuna, akan tetapi ia menepis keraguannya, dia benar-benar ingin menghilangkan garis hitam di wajahnya itu, walau Kutukanya tidak hilang setidaknya dia bisa bertemu dengan Ellisha tanpa mengkhawatirkan apapun.
"baiklah aku izinkan"ucap Alaric dengan wajah tidak suka.
Setelah mendapatkan izin dari Alaric, Yuna dengan berani mendekati Alaric. Ia memperhatikan wajah Alaric sambil sedikit-sedikit memandang mata Alaric yang acuh kepadanya. Yuna terpanah melihat wajah tampan Alaric, walaupun Wajah Alaric dipenuhi garis hitam tapi itu tidak menutupi kentampanannya.
"apakah saya bisa menyentuh wajah tuan? mohon maaf jika pertanyaan saya sangat lancang"lirih Yuna sambil tersenyum.
"baiklah, silahkan dan lakukan dengan cepat"tegas Alaric.
Pada saat Yuna hampir menyentuh wajah Alaric dengan tanganya, tiba-tiba saja mereka di kejutkan oleh suara teriakan Ellisha yang memaksakan untuk masuk ke ruang kerja Alaric.
"KENAPA AKU TIDAK BISA MASUK HA!? AKU DUCHESS DISINI TIDAK ADA YANG MEMILIKI HAK UNTUK MELARANGKU... LEPASKAN AKU. AKU INGIN BERTEMU DENGAN SUAMIKU ALARIC!!!"teriak Ellisha dari luar pintu, ia di tahan untuk masuk oleh kedua prajurit penjaga pintu karena itu memang di pinta oleh Alaric sendiri.
"Ellisha?"seru Alaric sambil berdiri dari kursi kerjanya, dan itu menghentikan aksi Yuna yang hampir menyentuh wajahnya.
"Maaf tuan, Aku belum selesai memeriksa dirimu"ujar Yuna dengan nada sedikit terterkan.
"Aku hentikan dulu pemeriksaan untuk saat ini, kalian boleh keluar, Wensto panggil istriku untuk masuk setelah kau keluar nanti"ucap Alaric kembali duduk di kursi kerjanya dan kembali menutup wajahnya dengan sehelai kain hitam.
Wensto dan Yuna yang langsung di suruh keluar oleh Alaric menunjukan wajah tersenyum ramah tapi di dalam hati mereka berisik dengan cacian kepada Ellisha. Mereka pikir Ellisha sudah merusak kesempatan mereka untuk mendekati Alaric.
Mereka berdua memberi hormat kepada Alaric dan berjalan pergi meninggalkan ruangan kerja Alaric.
Pada saat pintu ruangan kerja Alaric terbuka, Ellisha dan Yuna saling bertatapan, Yuna tersenyum ramah sambil memberikan hormat kepada Ellisha dan langsung pergi begitu saja.
"nyonya, tuan menunggu anda di dalam"ucap Wensto dan juga langsung pergi dari situ meninggalkan Ellisha yang masih menatap mereka berdua keheranan.
BERSAMBUNG...