Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Malam hari di kediaman pondok pesantren Kiyai Yusuf Alhasan Mahmud, sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Seperti biasa abah Yusuf akan selalu mengajak ngobrol anak dan menantunya agar suasana tidak tegang.
"Nak Abi, apa akan sedikit lama tinggal di sini ?" tanya Abah Yusuf.
"Yaa mungkin sampai satu atau dua minggu kedepan, memang nya ada apa bah ?" sahut Abimana.
"Ah tidak, Abah senang jika nak Abi berlama-lama di sini." kata Abah Yusuf.
"Untung beberapa minggu kedepan aku tidak ada pekerjaan penting di kantor. Semuanya bisa di tangani oleh Ricko." jawab Abimana.
"Alhamdulillah, bagus kalau begitu."
***
Kini makan malam yang hangat telah usai. Jam sudah menunjukkan waktu nya untuk tidur. Aisyah sudah menunggu Abimana di dalam kamar hingga jam sebelas malam. Namun yang di tunggu tak kunjung datang. Akhirnya Aisyah memutuskan untuk mencari suaminya keluar. Dan ternyata Abi masih duduk di teras depan rumah sambil menghisap rokoknya. Aisyah perlahan menghampiri Abi di sana.
"Mas Abi kenapa nggak tidur ?" tanya Aisyah membuat Abimana langsung menoleh ke arahnya.
"Aku nggak bisa tidur." sahut Abi sembari menghisap rokoknya.
"Kenapa mas ? Apa karena satu kamar denganku ?" tanya Aisyah lagi.
Abimana tak menjawab pertanyaan Aisyah. Dia hanya diam dan fokus menghisap rokoknya. Aisyah yang tak kunjung mendapat jawaban, kembali memberikan pertanyaannya.
"Mas Abi nggak mau tidur satu kasur denganku ?" kata Aisyah lagi.
"Aku sudah terbiasa nggak tidur malam Aisyah, jika kamu mengantuk, kamu tidur saja dulu." sahut Abimana yang merasa di ganggu.
Aisyah akhirnya memilih duduk di samping Abimana. Tak peduli dengan sikap suaminya yang dingin. Namun tak di sangka, perlakuan Abimana terhadap Aisyah diam-diam di lihat oleh Ibrahim. Tapi Ibrahim memilih masuk ke dalam tak mau mencampuri rumah tangga adiknya yang baru kemarin.
"Kamu mau apa duduk disini Aisyah ? Ini sudah malam, nggak baik untuk kesehatan." ujar Abi yang tak mau jika istrinya jatuh sakit.
"Jika mas Abi nggak mau tidur di kamar, jadi lebih baik Aisyah yang duduk nemenin mas Abi di sini." sahut Aisyah.
Abimana mulai berdecak sebal saat melihat Aisyah mengusap kedua lengannya karena kedinginan. Akhirnya mau tak mau Abi menuruti keinginan Aisyah untuk masuk ke dalam kamar.
"Ya sudah ayo kita masuk." ujar Abi membuang putung rokoknya dan bangkit untuk masuk ke kamar di ikuti Aisyah di belakangnya. Aisyah hanya tersenyum di balik cadarnya karena berhasil membuat suaminya masuk ke dalam kamar bersamanya.
Sampai di dalam kamar, Abimana nampak bingung karena memang tidak ada sofa di kamar Aisyah. Abi masih terlihat canggung tidur satu kasur dengan Aisyah. Meskipun pernikahan keduanya sudah dua minggu, tapi Abi lebih memilih begadang dan akan pergi tidur jika Aisyah sudah bangun saat akan melaksanakan sholat tahajud.
"Aku tidur pakai tikar saja di bawah." Abi lalu mengambil tikar yang nampak tergulung di sebelah meja rias Aisyah.
"Jangan tidur di bawah mas. Tidur di atas aja, masih longgar kok." kata Aisyah.
Abi yang memang tak biasa tidur di lantai menggunakan tikar, akhirnya menurut apa kata Aisyah. Abi naik ke atas kasur kemudian merebahkan dirinya namun membelakangi Aisyah.
Aisyah melihat Abimana yang membelakangi dirinya, ia pun ikut membelakanginya. Aisyah tidur meringkuk, masih dengan hijab dan cadarnya.
"Apa nggak panas tidur memakai baju seperti itu ?" ujar Abi dalam hati.
Dua jam berlalu, mata Abimana masih juga terjaga belum bisa tidur. Kebiasaan sejak menikah dengan Aisyah dirinya selalu begadang, membuat dia jadi sulit tidur.
Saat membalikkan tubuhnya menghadap Aisyah, Abi mendengar dengkuran halus setelah Aisyah tertidur. Namun saat Abi sedang menatap punggung Aisyah, tiba-tiba Aisyah membalikkan tubuhnya menghadap Abimana. Cukup lama Abi menatap Aisyah yang hanya terlihat matanya saja. Namun Abimana terkejut saat Aisyah berpindah mendekat dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Abimana. Karena tak ingin membangunkan Aisyah, akhirnya Abi membiarkan Aisyah dengan posisi seperti itu.
Hangat sentuhan Aisyah membuat Abi merasa sedikit nyaman hingga perlahan Abi mulai menutup matanya.
***
"Mas, mas Abi bangun yuk.. sholat subuh dulu mas. Abah sudah menunggu." suara Aisyah membangunkan Abi dengan lembut.
Kemudian Abi sayup-sayup mulai mengerjapkan matanya sayu lalu kembali menutup matanya. Dengan pakaian Aisyah yang masih tertutup Aisyah kembali membangunkan suaminya.
"Mas.. mas Abi.. ayo bangun mas, sudah di tunggu Abah di bawah." kata Aisyah lagi.
Abi lalu membuka matanya perlahan dan..
"Hhaahh.. Astaghfirullah..!" Abimana terjungkat kaget saat melihat Aisyah menggunakan pakaian tertutup. Seakan malaikat maut datang untuk mengambil nyawanya.
"Mas, aku Aisyah mas. Mas Abi sudah di tunggu Abah di bawah untuk sholat subuh."
"Buat aku kaget saja ! Hufft.. perbaiki penampilanmu Aisyah. Akan sampai kapan kau memakai pakaian seperti itu jika di dalam kamar ? Gimana aku bisa menyukaimu jika kamu terus seperti ini ?" sahut Abi kesal karena terkejut melihat Aisyah yang seperti malaikat maut baginya.
"Mas Abi ingin aku membuka auratku saat di hadapan mas Abi ?" Aisyah menelisik dari tatapan Abi yang hanya penasaran dengannya, atau memang benar-benar ingin melihatnya.
"Bukan seperti itu, hanya saja aku selalu terkejut jika membuka mata melihatmu yang seperti ini." kata Abi kemudian berlalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berwudhu untuk sholat subuh berjamaah.
Aisyah yang melihat Abi berlalu ke kamar mandi hanya tersenyum di balik cadarnya. Aisyah merasa Abi sudah mulai membuka hati untuknya. Meski gengsinya setinggi langit, Aisyah dapat merasakannya.
Justru di kamar mandi Abimana nampak bingung dengan sikapnya yang seakan ingin melihat Aisyah secara menyeluruh. Sejak malam itu melihat Aisyah tanpa menutup dirinya, bayang-bayang wajah Aisyah selalu terngiang-ngiang di otak dan matanya.
***
Setelah pulang sholat subuh berjamaah di masjid pondok, Abimana kembali masuk ke kamarnya dan berpamitan lebih dulu pada kedua mertuanya untuk kembali istirahat karena dirinya merasa lelah. Kemudian setelah membuka pintu kamar Abimana terpaku tanpa kata dengan mata yang susah untuk berkedip kembali di buat terkejut oleh Aisyah.
"Subhanallah... Aisyah.."
...----------------...
Bersambung..
***
Assalamualaikum para pembaca setia.. Maaf baru sempat up, Author jatuh sakit dua hari say. Setelah sembuh harus berangkat keluar kota.. Mohon maaf sebesar-besarnya say.. Sementara segini dulu yaa, Author usahakan nanti malam atau besok pagi sudah up kembali..
Thank You say
🥰😘🤗
See you
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma