NovelToon NovelToon
Melayani Tuan Mafia

Melayani Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Sshh ...." Wanita itu berhasil meringis kesakitan.

"Apa kau pikir aku takut untuk membun*hmu?! Wanita sepertimu hanyalah manusia sampah yang harus dimusnakan! Bersiaplah untuk mati!"

Keenan merogo sakunya dan mengeluarkan sebuah pistol berwarna silver miliknya.

"Buka mulutmu!" bentak Keenan seraya mencengkram kedua pipi wanita itu sehingga mulut wanita itu terbuka secara paksa.

Tanpa belas kasihan Keenan langsung menyodorkan pistol itu ke dalam mulutnya.

Dor!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhatan Keenan

Di kamar.

Perlahan-lahan Keenan tersadar dari pingsannya. Ia mendapati Victor yang sedang berjaga di sampingnya.

"Tuan sudah sadar?" tanya Victor ketika melihat tuannya itu membuka mata.

"Di mana Luna?" Tanpa menjawab pertanyaan Victor, ia justru menanyakan keberadaan Luna.

"Nona memutuskan untuk pindah ke kamar sebelah, Tuan. Sepertinya Nona merasa sangat bersalah karena tidak sengaja melukai Tuan."

Mendengar hal itu, Keenan pun segera bangkit dari tidurnya.

"Anda mau ke mana, Tuan? Anda masih sakit, lebih baik anda beristirahat dulu."

"Aku ingin menemui Luna." Tanpa banyak berkata lagi, Keenan segera pergi dari sana.

Victor hanya bisa terdiam sembari menatap kepergian tuannya itu.

Di kamar sebelah.

Keenan membuka pintu. Pandangannya langsung tertuju pada Luna yang sedang tertidur di atas ranjang.

Dengan segera ia menghampiri wanita itu.

Di tatapnya wajah Luna dengan tatapan yang begitu pilu. 'Apa kau begitu sangat membenciku hingga kau berani melukaiku?'

Keenan kembali diselimuti rasa penyesalan yanh teramat dalam. Siksaan dan kekerasan yang dulu ia lakukan pada Luna, membentuk Luna menjadi wanita yang kasar dan bringas.

Andai saja ia dapat memutar waktu, ia akan merubah segalanya yang sudah terjadi ini. Andai saja ia cepat menyadari kecintaannya pada Luna, mungkin anaknya masih ada di dalam kandungan Luna.

Tapi itu hanyalah angan-angan semata. Semuanya sudah terjadi dan Luna sudah terlanjur membencinya.

Dalam hati Keenan terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, bagaimana caranya mendapatkan maaf dari Luna. Begitu sulit sampai ia sendiri pun kebingungan harus berbuat apa lagi.

Tanpa banyak berfikir Keenan segera naik ke atas ranjang itu, lalu berbaring di samping Luna. Perlahan-lahan ia menarik pinggang Luna untuk mendekat padanya. Sangat-sangat perlahan, karena takut Luna akan terbangun dari tidurnya.

Keenan pun memejamkan matanya dan mulai tertidur bersama Luna yang ada di pelukannya. Luna yang sedang tertidur pulas itu, tak menyadari jika Keenan datang dan tertidur bersamanya.

Keesokan paginya.

Perlahan-lahan Luna terbangun dari tidurnya. Ia mendapati dirinya yang sedang dipeluk oleh Keenan dari belakang.

Perasaan marah dan juga kesal langsung meledak dalam diri Luna. Lantas ia segera mendorong Keenan dengan sangat kuat, membuat pria itu langsung terjatuh dari atas ranjang.

BRUK!

"Akh!" Seketika saja Keenan memekik kesakitan ketika kepalanya terbentur kuat ke lantai. Luka yang semalam ia dapatkan, kini kembali mengeluarkan darah segar yang sangat banyak.

Rasanya sangat sakit sampai rahang Keenan mengeras karena menahan rasa sakit itu.

"Untuk apa kau tertidur di sini?! Kau mau melakukan itu lagi padaku?!" teriak Luna membuat Keenan langsung menangis.

Benar-benar pria yang sangat cengeng.

"Aku hanya ingin tertidur denganmu. Sungguh aku tidak berniat memalukan itu lagi padamu," jawabnya dengan terisak.

"Dasar naif! Keluar sana!" bentak Luna.

"Tapi—"

"AKU BILANG KELUAR!"

Karena takut Luna akan mengamuk lagi. Keenan pun harus terpaksa keluar dari sana. Sungguh rasa sakit di kepalanya bukan apa-apa dibandingkan dengan rasa sakit karena diusir Luna.

Saat Keenan keluar dari ruangan itu, ia langsung berpapasan dengan Bibi Astiti yang hendak mengantarkan sarapan untuk Luna.

"Ya ampun, Tuan? Apa yang terjadi? Mengapa luka semalam kembali berdarah?" tanyanya dengan sangat khawatir.

"Luna mendorongku, Bi." Keenan mengaduh sembari menangis terseduh-seduh.

Bibi Astiti yang mendengar itu segera menuntun Keenan masuk ke dalam kamar pribadinya.

Keenan didudukan di tepi kasur, lalu Bibi Astiti segera mengambil obat untuk mengobati lukanya.

"Tuan, saran Bibi jika Nona Luna masih marah, jangan menemuinya dulu. Kasihan, Tuan sampai terluka begini karena menghadapinya," ujar Bibi Astiti seraya membersihkan cairan merah di pelipis Keenan.

Mendengar hal itu membuat Keenan semakin menangis. "Apa kesalahanku tak dapat dimaafkan, Bi?" tanyanya terseduh-seduh.

"Semua kesalahan bisa dimaafkan, Tuan. Saya yakin tak lama lagi kemarahan Nona Luna akan meredah, dan perlahan-lahan akan bisa menerima Tuan kembali."

"Bi ... aku sangat kesepian. Tak ada seorang pun yang peduli padaku, bahkan ayah sekali pun. Ayah terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sampai aku ditelantarkan sejak masih kecil. Dari dulu aku sangat mendambakan cinta, tapi setelah cinta itu datang aku justru menyakitinya."

Mendengar hal itu membuat Bibi Astiti langsung terdiam.

1
merry jen
somplak mrkk niee
merry jen
haruss bgninn SE isii rumhh lunn biar hebohh byginn maid 100 maid dbgknn smuyyy,,serame AP tu mansion
merry jen
mafia bs gosip jgg kyk emk emk kontrknn klo LG nongkrong 🤣🤣🤣🤣
merry jen
mafia ko bs cengeng yaa lucuu ajj Ken Ken 🤣🤣🤣
Dhe'Pujie IngientBahagia
bagus dan menarik
Atiek Kartika
serem kira2 Luna b3hasil gk ya..
Atiek Kartika
kok aq takut ya mau lanjut baca..tp penasaran...pingin baca..
Murniyati Mommy
Kalau tidak update, penggemar setiamu bakal hilang nih
🤡~ℙ𝕆ℙ𝔼𝔼~🤡
Menyelami karakter
naruto🍓
Udah lama banget ga baca cerita sebagus ini. Makasih, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!