"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Ternyata meeting nya tidak sekali," Keluh Samudra menghela nafas berat, lalu ia mengeluarkan ponsel nya, ia berniat akan mengabari Aira kalo ia tidak jadi datang kerumah nya.
(Maaf saya tidak jadi kesana, cepat tidur)
"Tumben ga ada balasan, biasa nya dia nyerocos aja, mungkin dia lagi banyak kerjaan atau juga sudah tidur, mana mungkin dia menunggu saya," Ucap Samudra.
**
Sementara itu di tempat Aira, ia bingung kedatangan tamu yang sangat ia takuti.
"Sudah berapa lama kalian saling mengenal?" Tanya laki laki paruh baya itu.
"Sa__Saya..." Ucap Aira sangat gugup, ia takut sekali menjawab pertanyaan laki laki paruh baya itu.
"Kalo kamu tidak merasa berbohong, kamu tidak akan gugup menjawab pertanyaan saya," Ucap laki laki itu tersenyum.
"Aduh kenapa sih aku ikut terseret sama masalah Samudra, niat hati pengen tenang pindah sejauh ini ke sini, tapi malah ketemu sama cowo gila," Ucap Aira dalam hati
"Lumayan kakek, dari semenjak saya tinggal di indonesia juga saya sudah mengenal Samudra," Jawab Aira.
"Semenjak kamu berpisah dengan suami mu atau sebelum berpisah dengan suami kamu?" Tanya kakek Prawira sang kakek samudra.
"Duar!"
"Kakek sudah ta___Tau," Ucap Aira kaget sehingga suara nya terbata bata, ia khawatir dengan keselamatan identitas nya.
"Mata saya di mana mana, untuk memata matai kamu itu sangat gampang," Kata Prawira sang kakek samudra.
"Ma__Maaf, saya tidak bermaksud membohongi kakek dan semua keluarga, tapi..." Ujar Aira terpotong.
"Permintaan cucu saya kan," Jawab Prawira sang kakek samudra memotong perkataan Aira.
Aira mengangguk ketakutan.
"Jangan ketakutan, saya tidak akan melukai kamu, saya tahu identitas mu dan juga tau bagaimana pernikahan mu dahulu, tapi yang saya tidak suka dengan kamu, kenapa kamu mau berpura pura dengan cucu saya, di bayar berapa?" Kata Prawira sang kakek samudra.
"Maaf, saya tidak serendah itu. Saya hanya terpaksa karena cucu anda memaksa dan dia mengancam akan membocor kan identitas saya," Jawab Aira tegas, tidak ada rasa takut lagi ketika sudah menyangkut hara diri nya.
"Sifat mu gampang berubah ubah, tadi seperti ketakutan, sekarang seperti tidak ada rasa takut lagi, apa memang benar kamu mengincar warisan dari cucu saya?" Ucap Prawira sang kakek samudra.
"Maaf, jika perkataan saya sedikit lancang dan tidak sopan kepada yang lebih tua, tapi seharus nya kalo anda tahu bagaimana saya, anda bisa menyimpulkan bagaimana saya dan tujuan saya pergi ke sini, bukan kah mata anda di mana mana , lalu kenapa anda tidak mencari tahu tentang saya lebih dalam, asal anda tau. Sedikit pun saya tidak tertarik dengan cucu anda, saya malah lebih bahagia kalo di jauh kan dengan cucu anda. Hidup saya sudah cukup menyakitkan, jadi saya tidak mau membuat hidup saya sekarang hancur, saya sudah berusaha pergi dari kehidupan lalu. Tolong cegah cucu anda agar tidak kesini lagi, saya ingin hidup tenang," Ucap Aira tegas.
"Wanita yang sangat pemberani," Kata Prawira sang kakek samudra tersenyum.
"Jangan pernah berpikir kalo saya ingin harta keluarga kalian, saya sudah hidup berkecukupan dengan uang saya, tidak ada sedikit pun keinginan untuk menguras harta kalian," Ucap Aira.
"Lalu bagaimana kalo saya membocorkan identitas mu yang asli, dan saya memberitahu kepada mantan suami kamu kalo kamu berada di negara ini, pasti akan kaget," Ucap Prawira sang kakek samudra mengancam Aira.
"Tidak akan ada yang bisa membocorkan identitas asli mu, aku akan bersama mu apapun yang terjadi," Ucap Samudra tiba tiba.
"Sam.." Ucap Aira.
"Udah diem," Bisik Samudra.
"Cucu kurang ajar, kamu membela perempuan ini di banding dengan kakek mu sendiri," Ucap sang kakek.
"Kakek, dia itu calon istri Samudra, iya memang awal nya aku dengan Aira memang pura pura pacaran, karena aku takut dijodoh kan dengan perempuan pilihan kakek dan juga mommy. Tapi makin kesini aku kagum dengan Aira dan rasa kagum itu berubah menjadi cinta, aku sangat mencintai Aira, sekarang tidak ada kebohongan lagi," Jawab Samudra tegas menjelaskan.
"Kakek tidak percaya, ayolah Sam, kamu tidak takut kalo perempuan pilihan mu cuman mengharap kan harta mu," Ucap sang kakek.
"Aira bukan wanita seperti itu kakek, dia wanita baik, dia bisa merelakan suami yang sangat ia cintai kepada wanita lain, dan setelah Aira pergi, dia tidak membawa harta suami nya sedikit pun, apa itu tidak cukup membuat kakek faham?" Jawab Samudra membela Aira di depan kakek nya.
"Sam..." Ucap Aira ingin menghentikan ucapan Samudra.
"Kamu diem di belakang aku, aku calon suami mu, sudah seharus nya aku membela harga diri kamu," Jawab Samudra
"Percaya sama Samudra kakek, Aira wanita baik baik, dia tidak sama dengan wanita di luar sana yang menginginkan harta dan kekuasaan." Jawab Samudra lagi membela Aira.
"Kenapa kamu begitu yakin dengan perempuan itu?" Tanya sang kakek.
"Aku mencintai Aira kakek," Jawab Samudra tegas.
"Baik, kalian akan menikah seminggu lagi," Ucap sang kakek tegas.
"Baik, kami akan menikah kalo itu mau kakek," Ujar Samudra.
Setelah itu, Prawira sang kakek samudra pergi melangkah kan kaki nya keluar dari rumah Aira.
"Sam, apa apaan ini, kenapa jadi begini?" Tanya Aira bingung.
"Saya juga tidak tahu akan seperti ini, pantas feeling saya tidak enak, ternyata kakek mendatangi kamu," Ucap Samudra.
"Sam bagaimana ini, kenapa kita harus menikah," Ucap Aira bingung.
"Ucapan kakek tidak pernah main main, kakek pasti akan menyiapkan pernikahan kita," Jawab Samudra.
"Sam, aku tidak nau menikah dengan kamu dan dengan siapapun itu, aku tidak mau," Jawab Aira ketakutan.
"Bagaimana kalo kita membuat surat kontrak perjanjian pernikahan," Ucap Samudra.
"Plakk," Suara tamparan berhasil mendarat di pipi Samudra.
"Jangan gila kamu, aku tidak mau mempermainkan ikatan suci pernikahan, aku sudah gagal menikah dan aku tidak mau mempermainkan pernikahan lagi," Jawab Aira tegas.
Samudra menatap Aira dengan tatapan yang sulit di jelaskan, ia melangkah maju menghampiri Aira, lalu ia berkata,"Terus mau kamu apa? Kamu mau identitas mu di ketahui orang orang gitu?"Ucap Samudra setengah emosi.
"Lebih baik mereka tahu aku dari pada aku harus menikah hanya pura pura dengan mu, aku tidak mau mempermainkan pernikahan," Jawab Aira tegas.
"Kamu yakin dengan keputusan kamu? Apakah kamu sudah siap dengan pertanyaan mantan suami kamu dan apakah kamu siap di benci oleh keluarga mu yang lain?" Ucap Samudra.
"Aku sudah di benci oleh ibu ku, jadi itu tidak akan berubah apapun dalam hidup ku, bilang sama kakek dan keluarga mu, aku tidak mau menikah dengan kamu," Jawab Aira tegas.
Setelah mengatakan itu, kedua nya hening, lalu Samudra memutus kan pergi dari rumah Aira tanpa sepatah kata pun yang ia lontarkan.