Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26
Mendengar pertanyaan dari Tio,Zalina pun memberanikan dirinya untuk menatap wajah tampan suaminya yang malam ini terlihat begitu seksi dengan sisa sisa keringat yang masih menempel diwajah tampan nya,meski sudah tidak muda lagi.
Tangan Zalina terulur dan membelai wajah tampan itu lalu memajukan wajahnya agar dapat mencium bibir seksi sang suami.
Untuk pertama kalinya,Zalina melakukan hal itu pasa Tio.Dan untuk pertama kalinya juga Zalina membisikkan Kata kata yang mampu membuat Tio kembali berhasrat dan kembali menyerang Zalina dan mengurung tubuh mungil itu didalam kungkungan nya.
Keduanya pun kembali terlibat pergulatan panas setelah Zalina mengatakan kata kata yang membuat Tio bahagia dan melayang.
Dan kembali mencumbu tubuh mulus sang istri yang kini sudaj dipenuhi oleh bintang berkelipan,tanda cinta yang ditinggalkan oleh kekasih halalnya.
*
*
Pagi harinya...
Sebuah dering telpon membangunkan Tio dan juga Zalina dari tidur lelapnya.Entah jam berapa keduanya terlelap,yang pasti setelah Tio kelelahan karena terus meminta dan mengulang pergulatan Panas bersama dengan istri tercintanya.
Tio mengabaikan dering telpon pertama hingga mati kembali.Lalu tidak lama ponselnya kembali berdering.
Entah siapa yang pagi pagi begini sudah buat keributan hingga mengganggu tidur sepasang pasutri yang tengah menikmati liburan dadakan mereka.
Dengan malas Tio mengulurkan tangan nya kearah nakas,dimana ponsel miliknya tersimpan.Tio mengernyitkan dahi nya saat melihat nomor yang tidak dikenal tertera dilayar ponselnya.
Malas berurusan dengan orang yang tidak jelas,Tio pun langsung menekan tombol warna merah guna menolak panggilan itu.
Namun baru saja Tio meletakan ponsel itu diatas nakas,ponsel itu kembali berbunyi dan kembali menggangu tidurnya.
Tidak ingin terganggu lagi,Tio pun langsung menonaktifkan ponselnya setelah menolak kembali panggilan dari nomor asing itu.
"Siapa Mas?"tanya Zalina dengan suara yang serak dan masih menutup rapat matanya.
"Salah sambung,ayo tidur lagi saja"jawab Tio yang kembali membawa tubuh polos Zalina masuk kedalam dekapan nya.
Keduanya nampak kembali tertidur,melupakan siapa gerangan yang langsung menghubungi keponselnya.
Biasanya jika itu rekan bisnis,mereka sudah tahu jika Tio hanya menerima panggilan yang melewati Sami terlebih dahulu.
Dan hanya keluarga dan orang terdekat saja yang berani menghubunginya keponsel pribadinya.Tidak ingin ambil pusing dengan nomor asing itu,Tio pun kembali tertidur dengan Zalina ada didalam pelukan nya.
Menjelang siang kedua pasutri itu baru benar benar terbangun karena merasa perut keduanya sudah keroncongan dan minta segera di isi.
Malas keluar kamar dan masih betah mendekap tubuh polos sang istri,Tio pun memesan makanan lewat layanan kamar sehingga mereka tidak perlu repot repot keluar kamar untuk mencari makanan.
Selang beberapa lama suara bel kamar pun berbunyi yang menandakan jika layanan kamar yang Tio pesan untuk membawakan mereka makan sudah tiba.
Dengan langkah gontai Tio turun dari ranjang meninggalkan Zalina yang masih betah berbaring berselimutkan selimut tebal untuk menutupi tubuh polosnya.
Tio pun langsung menyambar bathrobe yang tergeletak begitu saja dilantai untuk menutupi tubuh polosnya lalu segera beranjak menuju kearah pintu untuk membukakan pintu kamarnya.
"Selamat siang Tuan,maaf mengganggu.Ini pesanan yang anda pesan beberapa menit yang lalu"ujar pegawai hotel yang membawa satu stroli makanan yang dipesan oleh Tio.
"Iya selamat siang juga,baik terima kasih sudah membawakan nya kemari.Mari,dari sini biar saya saja yang bawa"jawab Tio mengambil troli itu dan kembali menutyup pintu kamar itu agar pegawai hotel tadi tidak melihat tubh polos Zalina yang hanya tertutup selimut sebatas dadanya saja.
"Sayang,ayo bangun dulu kita makan dulu"ujar Tio kembali mendekati ranjang dan duduk disamping Zalina yang masih terbaring dengan kedua mata yang tertutup.
"Masih ngantuk Mas"
"Iya Mas tahu,tapi makan dulu yuk.Habis itu boleh tidur lagi"
Dengan m,asih terkantuk kantuk Zalina pun bangkit dari tidurnya lalu mendudukan didirnya.
"Mau Mas suapin?"
"Boleh"
Zalina pun menerima setiap suapan yang diberikan oleh suaminya.Hingga kini keduanya pun makan hanya dengan satu sendok yang digunakan secara bergantian.
.
🌸🌸🌸