NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Rumah Nazma

Baik Nevan, Sean, Jeno, maupun Calvin, tidak ada yang penasaran dengan kelanjutan ucapan Iqbal. Karena mereka berempat tahu, jika bahasan Iqbal pasti tidak jauh-jauh dari roma malkist abon. Calvin saja sampai dibuat tak habis pikir oleh Iqbal.

"Jangan-jangan tuh orang penjual malkist abon? Ini lagi serius loh Iqbal malkist," gemas Calvin.

"Atau penjual nabati?" Jeno ikut menduga-duga. "Lo kan lagi cuti malkist, sekarang nabati lo jadiin pelarian."

Iqbal berdecak pelan. "Gue serius."

"Biarin Iqbal ngomong." Sean memberikan kesempatan pada Iqbal.

"Jangan-jangan apa?" Nevan berubah menjadi perasaan.

"Jangan-jangan tuh orang masa lalu nya Nazma kalik, makannya masih ngejar-ngejar Nazma." Apa yang diucapkan Iqbal cukup masuk akal.

"Nah!" Calvin menggebrak meja milik Nevan membuat pemiliknya langsung melotot.

Kali ini Nevan tidak mau julit, ia lebih memilih memikirkan apa yang diucapkan oleh Iqbal. Tapi Nevan masih terlihat ragu, rasanya tidak mungkin jika Nazma memiliki masa lalu, karena Nazma samasekali tidak pernah bercerita pada Nevan tentang seorang laki-laki.

"Bisa aja." Sean akhirnya berbicara.

"Nggak mungkin Yan." Nevan menyangkal jika Nazma mempunyai masa lalu.

"Mungkin Bro." Bahkan Calvin saja merasa yakin.

"Kita cari aja di youtube ... tanda-tanda orang yang lagi nyembunyiin masa lalu," usul Jeno.

"Ciri-cirinya ya kayak Epan," ceplos Calvin.

"Parah parah parah, Nevan ngamuk tuh. Demi roma malkist, pakek abon biar komplit. Dibilangin jangan bahas masa lalu, anaknya Bapak Altair jadi nggak suka kan." Iqbal menunjuk wajah Calvin dengan nabati.

"Gue ngomong apa adanya." Calvin mencoba untuk membela diri. "Emang Nazma tahu kalau Epan punya masa lalu? Nggak kan?"

Ingin rasanya Nevan menyumpal mulut Calvin dengan uang dolar, tapi yang diucapkan Calvin samasekali tidak salah. Nazma memang tidak pernah tahu mengenai nama Zee yang pernah singgah di hati Nevan, itu semua karena Nevan menyembunyikan rapat-rapat hal tersebut.

"Cal, gue panah ya ginjal lo!" Jelas sekali jika Nevan terlihat tidak suka.

"Cuma ngomong apa adanya." Calvin mengipasi Nevan dengan buku tulis. "Jangan panas dong."

"Gue nggak mau ada yang bahas dia lagi." Nevan menjeda ucapannya. "Pulang sekolah gue mau ke rumah Nanaz, lo berempat harus ikut."

"Ngapain ke sana? Mau bobol wifi?" Jeno ada-ada saja.

"Ada jamuan roma malkist abon nggak?" Iqbal terlihat begitu bersemangat.

"Kan lagu cuti roma malkist abon Iqbal!" Calvin berhasil membuat Iqbal sedih.

"Oh iya." Iqbal mendadak lemas.

Sean geleng-geleng tak habis pikir, tapi lelaki itu akhirnya menepuk pelan pundak Iqbal. "Gapapa, kan ada nabati. Dia pasti rela lo jadiin pelarian."

***

Nazma pergi ke kantin bersama dengan Alif, semua murid kini menatap Nazma dengan pandangan yang berbeda-beda. Sebenarnya Nazma tidak mau pergi bersama dengan Alif, namun lelaki itu sudah berjanji akan menjaga Nazma.

Alif tidak ingin Nazma dijahati oleh orang-orang, lelaki itu benar-benar sangat baik. Tapi jika dilihat-lihat lagi, samasekali tidak ada tanda-tanda jika Alif memiliki perasaan terhadap Nazma. Lelaki itu sangat tulus, hanya ingin berteman dengan Nazma.

"Kamu kenapa mau temenan sama aku?" Nazma berusaha untuk tenang walaupun tatapan seisi kantin padanya sangat tidak bersahabat.

"Umi saya mengajarkan saya agar tidak membeda-bedakan teman, saya mempunyai kewajiban untuk menjaga teman saya." Alif berbicara apa adanya.

"Umi kamu pasti baik." Nazma tersenyum dibalik cadarnya, dia tidak tahu saja jika umi Alif adalah seorang Bu Nyai.

Alif mengangguk pelan. "Beliau sangat baik, lemah lembut, saya sangat menyayanginya."

"Alif, apa kamu punya niat lain? Makannya kamu mau jadi temen aku." Bukannya suudzon, Nazma hanya ingin waspada.

"Maksudnya?" Alif samasekali tidak mengerti.

"Kamu ...." Nazma berusaha berbicara sepelan mungkin. "Kamu suka sama aku?"

Alif hanya tersenyum membuat Nazma semakin bingung, ia tidak mengerti arti dari senyuman tersebut. Apa mungkin Alif sedang mengejeknya didalam hati? Mana mungkin Alif yang mendekati kata sempurna menyukai perempuan seperti Nazma.

"Aku salah ngomong ya?" Nazma mendadak merasa was-was.

"Bukan, pertanyaan kamu tadi terdengar lucu." Alif masih tersenyum. "Saya samasekali tidak menaruh perasaan pada kamu Az."

Nazma tersenyum kikuk di balik cadarnya. "I-iya lah, aku nggak bakal pantes sama orang kayak kamu."

"Kamu baik, kamu juga termasuk dalam kategori istri idaman. Tapi kamu, sepertinya tidak ditakdirkan menjadi tulang rusuk saya. Saya tidak jatuh hati pada kamu, benar-benar hanya ingin menjadi seorang teman."

Nazma langsung terdiam, ucapan Alif begitu sederhana namun sangat berbobot.

***

Nevan diam-diam menatap ke arah Nazma, rasanya tidak suka saja jika Nazma dekat-dekat Alif. Nevan juga tahu jika Nevan adalah lelaki yang baik, tapi perasaan Nevan sedang tidak jelas sekarang. Melihat hal itu, tentu saja Calvin dan Jeno sudah siap mengompori Nevan.

"Samper lah, dilihatin doang kayak wayang golek." Calvin tersenyum mengejek.

"Wayang golek nggak tuh," sahut Iqbal disela-sela memakan nabati.

"Panas ya hati lo ... kasihan. Tapi lebih kasihan lagi si Nazma, punya modelan laki kayak lo." Ucapan Jeno sangat tidak berperasaan, membuat Nevan terkena mental saja.

"Lo tahu nggak filosofi nama Alif? Alif itu tegak, makannya dia itu bakal menegakkan cintanya sampek ke pelaminan." Calvin semakin pandai mengarang saja.

"Ngawur," gumam Sean tak habis pikir.

"Kalau Alif doa biar Nazma dikasih ke dia gimana? Terus kalau dia---"

"Nanaz bini gue, punya gue." Nevan memasang wajah galak. "Diem lo Cal, ngomong lagi gue injek sepatu lo!"

Jeno berusaha untuk menahan tawanya. "Sepatu doang? Kakinya nggak? Nanggung dong."

Efek terlalu serius mengamati Nazma dan Alif membuat Nevan mendadak nge-blank. Remaja memang tidak bisa membohongi perasaannya.

"Ya sama kakinya juga!" sewot Nevan. "Nggak usah banyak protes."

"Dih, ngamuk." Calvin dan Jeno saling tatap kemudian sama-sama tertawa.

***

Nevan membantu mencarikan Nazma taksi, karena dirinya tidak bisa ikut pulang dan harus ke rumah Nazma untuk mencari sesuatu yang terlihat mencurigakan. Tentunya Nevan akan melakukan hal itu tanpa sepengetahuan Nazma, ia benar-benar ingin tahu ada hal apa yang tersenyum dibalik rumah itu.

"Masuk." Nevan membukakan pintu taksi, cosplay menjadi suami yang baik.

Nazma masuk ke dalam taksi. "Biar aku tutup pintunya."

Nevan langsung menyerobot begitu saja dan langsung masuk ke dalam taksi, ia juga menutup pintu taksi namun tidak terlalu rapat.

"Jangan jalan dulu Pak, saya mau ngomong sama istri," ujar Nevan.

Nazma tertegun. "Nevan kamu mau ngapain? Katanya ada urusan?"

"Mau ngomong sama lo, kenapa nggak boleh? Alip aja boleh ngomong sama lo!" sewot Nevan.

"Ini kan kamu lagi ngomong Nevan."

"Gue mau ngomong lebih deket sama lo," tuntut Nevan.

Nazma mendekatkan wajahnya. "Kayak gini?"

Perasaan Nevan langsung tidak karuan, padahal maksud tidak seperti itu. Tapi jika Nazma dekat-dekat seperti itu juga tidak apa-apa, kan sudah sah. Sepertinya Nazma sudah salah mengartikan ucapan Nevan.

"Jangan deket-deket." Nevan mendorong pelan kening Nazma. "Bikin deg-degan aja lo."

"Bikin deg-degan? Aku?" Nazma mencoba memastikan.

"Siapa juga yang deg-degan!" Nevan langsung berubah menjadi galak seperti kucing garong. "Gue gerah deket-deket sama lo!"

"Kamu turun gih," ucap Nazma.

Nevan melotot. "Lo ngusir gue? Ini taksi gue yang bayar! Bini macam apa lo, biadab amat."

"Kamu kan ada urusan, temen-temen kamu udah nungguin." Nazma menyalimi tangan Nevan. "Hati-hati Nevan, jangan ngebut-ngebut nyetir mobilnya."

Ternyata yang kalem diam-diam juga bisa membuat hati meleleh.

'Hem, anak muda ...,' batin supir taksi yang sedang dalam mode nyamuk.

***

Nevan dan keempat sahabatnya baru saja turun dari mobil, mereka sudah sampai dirumah Nazma. Tapi yang mereka lihat adalah, ada tulisan rumah dijual yang tertempel pada gerbang tersebut. Nevan yang masih belum tahu apa-apa tentu saja bingung.

"Beneran Bro? Ini rumahnya?" Calvin memegang papan tulisan itu, lalu menatap Nevan.

Nevan mengecek ponselnya. "Bener, nggak mungkin salah."

"Lo dapet darimana alamat Nazma? Dikasih tahu bokap lo?" Jujur saja Sean merasa janggal.

"Dari data sekolah, Nanaz juga nggak pernah bilang kalau rumahnya mau dijual." Sejauh ini Nevan semakin merasa curiga.

"Bangkrut kalik," celetuk Iqbal.

"Lemes amat mulut lo." Jeno tak habis pikir dengan ucapan Iqbal.

"Nggak mungkin lah, orang habis dapet uang dua miliar. Si Nanaz dijual sama bokap nya," ceplos Nevan.

"What?!" tanya Calvin dan Jeno tidak percaya.

Sean dan Iqbal juga terkejut namun tetap stay kalem, wajar saja mereka terkejut. Karena Nevan memang belum cerita apa-apa tentang Nazma yang dijual oleh Danu.

"Bu, saya mau tanya." Nevan memberhentikan seorang ibu-ibu yang kebetulan lewat. "Apa bener ini rumahnya Nazma?"

"Bener Dek, ini rumahnya Nazma," jawab ibu-ibu itu.

"Kok dijual sih Bu? Kenapa dijual?" Calvin sangat penasaran.

Ibu itu menatap rumah Nazma sekilas, tinggal sedikit lagi Nevan akan mengetahui tentang sebagian kebenaran yang disampaikan oleh Nazma.

"Oh itu, rumah ini ...."

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!