Dendam Sang Putri

Di dunia yang telah penuh dengan berbagai jenis manusia, berbagai kekuatan muncul. Namun menghancurkan dunia bukanlah hal yang baik untuk mengawali sesuatu.

Manusia harus tertekan di bawah peraturan, bila seseorang keluar dari aturan maka dia akan keluar dari batasannya sebagai manusia. Kebebasan yang selalu diidamkan oleh manusia nyatanya hanya bualan saja, tak ada yang benar-benar seperti itu.

Bila memang benar adanya kebebasan, maka manusia tidak akan mematuhi aturan dan hidup seenaknya. Mereka tak akan menggunakan nurani mereka saat melakukan sesuatu.

Tuk!

Tak!

Tuk!

Tak!

Suara sepatu kuda terdengar dan sunyi kemudian, Alice yang berada di kamar Iris mulai merasakan ada pergerakan yang aneh. 

Alice dan Irish saling memberi kode dan akhirnya pergi dari sana, Iris pura-pura tidur di atas kasurnya sedangkan Alice masuk ke dalam lemari Iris.

Benar saja, tak lama kemudian sebuah bayangan muncul dan menerobos masuk ke dalam kamar Iris. Iris kian gemetaran, namun Iris yakin bila Alice tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya.

“Iris, ini aku.” Bisik pria itu yang tak lain adalah Black, Iris tertegun dan membuka matanya. 

“A-anda kenapa ke sini? Tengah malam lagi?” Tanya Iris beruntun, Black nampak mengulurkan tangannya, sebuah sihir berbentuk benang keluar dan menarik pintu lemari Iris.

“Kak, anda keluar saja. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada Istri ku.” Ucap Black berwibawa, Iris tertegun sedangkan Alice justru angkat bahu.

“Kalian jangan dulu memanggil Ailish, keadaan masih belum stabil. Aku pergi dulu, ingat kata-kataku barusan ya?” Alice keluar dari kamar itu.

“Sayang, aku rindu sekali.” Bisik Black mengecup bibir Iris. Iris sadar bila saat ini ingatan Black juga telah kembali pulih seluruhnya.

“Aku juga, anda sudah bertemu putri kita?” Tanya Iris, Black menganggukkan kepalanya lembut.

“Kita harus melakukan tugas kita di dunia, pertama-tama kita harus memburu Andrew terlebih dahulu. Bisakah saya mempercayakan IRIS pada anda?” Tanya Black, Iris mengangguk.

“Saya suka tinggal di sana, namun anda juga harus baik-baik saja. Kita harus menyatukan seluruh benua dan menjadikan semuanya berjalan sesuai benang takdir.” Ucap Iris, Black tersenyum lembut.

Sedangkan di sisi lain, kala itu Alice benar-benar syok dengan tindakan keponakannya sendiri yang tidak memikirkan masa depan, dan telah memberikan ingatan kedua orang tuanya begitu saja.

“Ailish memang menyusahkan banget si dia ini!” Gerutu Alice, di tambah kini bisa saja bentuk dari Iris dan Black akan terbongkar, itu artinya mereka harus segera kembali ke alam dewa dan Ailish harus tinggal di alam manusia menggantikan mereka.

“Ah! Aku Kan belum cukup bersenang-senang! Di tambah aku juga belum mengambil buah dewa untuk Aslan!” Alice tiba-tiba memelototkan matanya. “Apa! ASLAN!” Pekiknya, dalam kondisi yang sangat gawat itu yang dipikirkan oleh Alice justru Aslan.

“Astaga Tiara! Di mana harga dirimu di taruh? Apa aku sudah kerasukan makhluk itu ya?” Gumam Alice kesal pada dirinya sendiri, sebagai Dewi dia memang pantas sombong. Di tambah dia bukan dewi sembarang dewi melainkan putri dari sang Raja Dewa.

Tok!

Tok!

Tok!

Di kamar pelayan yang super mewah yang disiapkan khusus untuk Alice itu sebuah ketukan pintu terdengar, Alice menggeram kesal.

“Siapa tengah malam begini bernai menganggu istirahat mulia ku?” Gerutu Alice seraya meriah kain untuk menutupi baju tidur yang dirinya kenakan.

“Siapa?” Pekik Alice hingga sesosok pria dengan mata berpijar laksana bintang dan rambut perak itu tersenyum mengenakan pakaian ksatria.

“Astaga Papa!” Pekik Alice, dengan sekali lihat saja Alice sudah tahu siapa pria itu sesungguhnya. 

“Aku rindu sekali?” Alice langsung menerjang tubuh pria itu dan memeluknya dengan hangat, pria itu tersenyum dan mengelus kepala Alice lembut.

“Tugasmu sebentar lagi usai, mau bagaimanapun juga saat ini tugas Ailish sudah tiba. Ibuku sangat merindukan mu Alice, apa kamu sudah bertemu pria yang ingin kau jadikan pengantin?” Tanya Bintang, Alice terdiam sejenak.

Turunnya dewi Tiara ke bumi memang untuk menemukan takdirnya yang telah memanggilnya, Alice pertama kali jatuh hati pada sosok itu saat melihat bagaimana pria itu hancur dan putus asa, namun dia tak menyerah.

Dari Aras Tiara melihat pria luar biasa itu sebagai pria, sosok yang tak pernah menyerah pada mimpinya. Meski dia dicampakkan keluarganya, dan dibuang kekasihnya sendiri pria itu tetap berjuang. Hingga dia menjadi tua dan akhirnya meninggal, namun meski demikian pria itu tidak pernah menyerah.

Manusia tak memiliki keabadian, bahkan umur panjang pun sangat sulit mereka dapatkan. Tiara akhirnya meminta izin untuk membawa pria itu ke Aras, kedua orang tuanya setuju.

Namun tanpa dia ketahui, bila sosok dari pria itu sesungguhnya adalah Iblis. Dia mengetahuinya saat pertama kali bersitatap. Energi sihir yang kuat dan darah iblis yang begitu kental itu ternyata di rahasiakan Bintang dan Alix.

Di dunia manusia Tiara tak dapat kembali begitu saja, dia harus menjalankan siklus sebagaimana manusia pada umumnya. Meski akhirnya Tiara akan berakhir sendiri dan menyedihkan. Namun berbeda setelah ratusan reinkarnasi, akhirnya Tiara memantapkan hati.

Meski terdengar gila namun Tiara sangat yakin atas pilihannya, di tambah pria itu yang tak pernah lelah mengejarnya bahkan terus berada di sampingnya meski mereka tak menikah.

Mereka menghabiskan waktu untuk satu sama lain, untuk merasakan cinta mereka yang tak terucap. Meski tak pernah melakukan penyatuan tubuh namun mereka selalu satu jiwa dan berjalan dalam arah yang sama.

Meski pada akhirnya Tiara harus menentang Ashura sekalipun, Tiara akan menghadapinya dan membuat makhluk sombong itu mengaku kalah di hadapannya, Tiara bahkan membuat banyak rencana untuk menghadapi Ashura.

Tak peduli dia iblis atau manusia bahkan siluman, Tiara akhirnya menjadikan pria itu sebagai pendampingnya. Hingga pertemuan terakhirnya dengan Raja Iblis tiba yang meminta Tiara menjauhi putranya.

“Saya tak suka bila anda dekat dengan Putra ku?” Ucapnya lantang, meski dalam wujud manusia namun Ashura kala itu nampak sangat murka.

“Putra mu? Putra yang kau buang itu ya?” Ucap Tiara lantang, wajah sosok itu telah memerah. Hingga sebuah dimensi tercipta menyeret Tiara masuk kedalam neraka tanpa persidangan.

“Hei pria aneh! Kau pikir aku akan takut disini?” Ucap Tiara santai sambil menguap di atas kobaran api.

“Cec*unguk! Kau adalah penyihir!” Teriak Ashura, Tiara angkat bahu malas kala itu.

“Entahlah, bila Papa tahu mungkin dia akan menjadikan markas mu ini sebagai ta*hi up1l!” Gertak Tiara  sambil meregangkan tubuh.

“A-apa?” Gumam Ashura, seorang manusia biasa bahkan akan pingsan bila melihat iblis kelas bawah. Namun gadis kecil itu justru menentang Raja Dewa Iblis? Ingin metong dia?