Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Tit..tit..tiiiiiiiiit suara monitor jantung memanjang.
Mendengar tanda bahaya dokter dan perawat berlarian memeriksa
"Dok pasiennya mengalami aspirasi dok" lapor perawat.
"Siapkan alat pacu jantung segera" perintah dokter.
"Tidak!! apa yang terjadi pada putraku dokter, tolong selamatkan putraku" teriak Mom Anna,
"Maaf nyonya sebaiknya anda menunggu diluar, kami akan mengerahkan seluruh kemampuan kami" ucap dokter.
Dad George yang baru datang memeluk istrinya dan membawa keluar ruangan ICU.
"Honey! Tenanglah, Kita berdoa untuk kesembuhan Elvano" ucap George.
Tangisan mom Anna semakin jadi di pelukan suaminya.
...****************...
oek
oek
Oek
Setelah membersihkan bayi Kiara perawat memberikan pada keluarga untuk di kumandangkan Adzan.
Kiara sudah di bawa ke ruang perawatan di dampingi kakek nenek dan papa Adrian.
Mereka bergantian mencium kening Kiara dan memberi ucapan selamat atas perjuangannya.
"Selamat siang nona, bagaimana kabarmu?" sapa dokter yang melakukan visitasi.
""Baik dokter, dimana putraku" tanya Kiara yang masih lemah.
Tak lama seorang perawat membawa box bayi.
"Bayinya tampan sekali, pasti mirip ayahnya" ucap perawat sambil menyerahkan bayi Kiara ke gendongan ibunya.
"Berikan padaku sus, aku menggendongnya lebih dulu" ucap nenek Astri bahagia melihat cicitnya lahir di dunia.
"Tampannya cicit nenek" ucap nenek Astri menciumi gemes.
Setelah melakukan pemeriksaan dokter pamit memeriksa pasien lainnya.
"Apa kau sudah menyiapkan nama sayang" tanya papa Adrian.
Kiara tersenyum dan mengangguk
"Phoenix"
"Dan akan di panggil Phoe"
"Baby Phoe" ucap nenek Astri memberikan baby Phoe pada ibunya.
"Dan nama Wijaya di belakangnya" timpal Adrian.
dengan hadirnya Baby Phoe membawa kebahagiaan bagi Kiara dan keluarganya.
Tiga hari dirawat di rumah sakit dan kondisi sudah membaik akhirnya dokter memperbolehkan Kiara pulang.
Adrian menjemput pulang putri dan cucunya tercinta, Mansion megah yang dulu sepi kini ramai dengan suara tangis bayi.
Kiara menempatkan box bayi di samping ranjangnya, walaupun baby Phoe mempunyai kamar sendiri tapi Kiara tidak ingin jauh dari putranya.
Satu minggu setelah kejadian Elvano sempat colaps dan hampir di nyatakan meninggal beberapa detik kemudian detak jantung Elvano kembali. Kini dia masih setia dengan tidur lelapnya.
"Vano! Sampai kapan kau akan tidur seperti ini, ayo bangunlah nak!" ucap mom Anna.
"Mom!" panggil putrinya yang baru datang bersama kakak keduanya.
"Bagaimana keadaan kakak?" Tanya Joana
"Entahlah masih sama" mom Anna menghela napasnya " Dokter bilang Kita harus sering mengajaknya bicara" ucap mom Anna lagi.
"Sebaiknya mommy makan dulu bersama kak Ello, Aku gantikan jaga" bujuk Joana Karena semenjak Elvano koma mom Anna susah sekali menelan makanan.
"Ayolah mom Ello temani mommy makan oke?" Kali ini mom Anna mengangguk menerima ajakan putra keduanya.
Setelah mommy dan kakaknya pergi Joana mulai berinteraksi dengan kakak perfamanya yang masih setia dengan tidur panjannya.
"Kak! Apa kau tidak merindukan kami" ucap Joana memegang tangan Elvano.
"Apa kau sebegitu marahnya Karena Aku sering membuatmu kesal" tutur Joana.
"Ayo bangun kak! Joan tau kakak bisa mendengar, ayo bangunlah kak" ucapnya putus asa.
"Kakak tau, kemarin mommy bilang kakak menyebut nama Kiara? Siapa dia kak? Apa kekasih kakak? Tapi Kata mommy kekasihmu Bernama Belva"
Mendengar nama Kiara Elvano menggerakkan jarinya.
Joana terkejut merasakan pergerakan di jari tangan Elvano yang dia pegang.
"Kakak!'
"Dokteeeer! dokteeeer" teriak Joana
"Dokter! Sepertinya kakakku mulai merespon" ucap Joana saat dokter masuk di ruangan Elvano.
Elvano mulai membuka sedikit matanya
"Saya berada dimana?" ucap Elvano dengan suara seraknya.
"Sebaiknya Tuan jangan bicara dulu" ucap dokter.
"tolong Kau beri air minum sedikit demi sedikit nona, agar tenggorokannya basah" ucap dokter pada Joana
"Baik dok" Joana mengambil air dalam gelas dan memberikannya sedikit demi sedikit.
Joana menekan remot bed dan memposisikan Elvano dalam keadaan duduk.
"kau! Siapa Kau?' tanya Elvano pada Joana saat matanya sudah terbuka sempurna tapi Masih terasa pusing.
"Heh kak! Kau jangan bercanda" ucap Joana yang berpikir kalau Elvano sedang membuly nya.
Elvano masih bingung dia memegangi kepalanya yang berdenyut.
"Dok! Apa yang terjadi pada kakakku" Tanya Joana.
Dokter memeriksa kembali kondisi Elvano
"Maaf tuan! siapa nama tuan?" Tanya dokter memastikan.
"Nama? Siapa namaku? Namaku siapa?" Tanya Elvano pada dokter dan pada dirinya sendiri dia terus meracau menanyakan siapa namanya.
"aaaaakkh" teriak Elvano frustasi.
"Kakak tenanglah kak! Kakak harus tenang" ucap Joana.
"Kakak? Kau menyebutku kakak? Apa kau mengenalku?"Tanya Elvano dan Joana mengangguk dengan mata berkaca-kaca.
Elvano ingin berdiri tapi badannya tidak bisa di gerakkan.
"Kenapa badanku tidak bisa bergerak? Apa yang terjadi denganku?"
"Anda mengalami kecelakaan beberapa Bulan yang lalu dan Anda Koma selama sembilan bulan" ucap dokter
Elvano mencoba mengingat tapi kepalanya semakin berdenyut nyeri.
"Aaakh" rintih Elvano membuatnya kembali tidak sadarkan diri.
"Kakak!" teriak Joana
"sebaiknya Nona menghubungi keluarga anda" ujar dokter.
Karena rasa tidak percaya kalau Elvano sadar Joana sampai lupa menghubungi keluarganya.
"Hallo mom!" ucap Joana saat sambungannya terhubung
"mom segera kemari kak Vano sudah sadar" ucapnya antusias.
"Apa! Baiklah nak, Mama akan kesana"
"Ello Kita ICU sekarang juga, Joan bilang Elvano sudah sadar" ucap mom Anna berlari meninggalkan makannya yang baru di makan seperempat.
Didepan ruang ICU sudah ada dad George dan Johan yang baru datang dari Indonesia.
"Dad! Kenapa kalian berkumpul disini?" Tanya mom Anna.
"Begini nyonya saya mau menyampaikan bahwa putra anda sudah sadar hanya saja dia tidak mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitar" ucap dokter menjelaskan.
"Maksud dokter putraku amnesia " Tanya mom Anna.
"Benar! Dan saya harap keluarga tidak memaksanya untuk mengingat masa lalunya, karena itu akan berakibat fatal" ucap dokter lagi.
"Sebentar lagi Tuan Elvano bisa di pindahkan di ruang rawat, dan akan melakukan serangkaian pemeriksaan"
Setelah memberikan penjelasan dokter yang merawat Elvano pamit memeriksa pasien yang lain
"Kasihan Nona Kiara, apa yang harus aku lakukan" gumam Johan dalam hati.
Demi keselamatan atasannya Johan memilih diam, menyimpan semua tentang Kiara.
Kini Elvano sudah di pindahkan di Ruang VViP, serangkaian pemeriksaan sudah di lakukan untuk mengaktifkan organ vitalnya.
Walaupun terasa asing tapi Elvano sudah mulai menerima keluarganya. Belva yang menerima kabar tentang Elvano dari mom Anna langsung terbang ke Paris. Dia bersyukur Elvano kehilangan ingatannya dan berharap selamanya Elvano ingatan Elvano tidak pernah kembali
"Kau akan selamanya menjadi milikku babe, aku akan membuatmu kehilangan ingatanmu selamanya" ucap Belva menyeringai, tersenyum licik.