Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#19
Dave memasuki ruangannya dengan wajah dinginnya diikuti Hans dari belakang.Pria yang semakin bersikap dingin itu tampak masih kesal dengan kelakuan karyawannya.Padahal perusahaaan menggaji mereka cukup tinggi dibandingkan perusahaaan lain agar mereka tau diri dalam bekerja.
"Hans...kirim data beberapa staf yang menurutmu pantas menggantikan mereka yang dipecat.Oh ya...kamu hubungi HRD siapa saja yang dipecat!",ujar Dave.
"Baik Pak",jawab Hans.
"Dan satu lagi aku tidak mau diganggu saat ini",ujar Dave.
"Baik Pak,saya permisi dulu",angguk Hans langsung berlalu meninggalkan ruangan Dave.
Hans merupakan pria yang sangat berkompeten dalam segala bidang.Sebelum menjadi sekretaris Dave dulunya dia adalah manager keuangan.Karena Dave melihat kemampuannya yang sangat bagus ia di minta untuk menjadi sekretaris sekaligus asisten kepercayaannya
Hans membuka komputernya lalu mencari data karyawan yang berprestasi.Sebelum itu ia menghubungi HRD ingin menanyakan posisi apa saja yang saat ini kosong.Hans mengggeleng pelan, ternyata yang banyak kosong posisi terpenting diperusahaan ini.Ia harus mencari ganti jika tidak pekerjaan akan terbengkalai.
Setelah mendapatkan beberapa karyawan yang menurut Hans sangat berkompeten di dalam bidangnya ia langsung mengirimkan email pada Dave.
Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya,sebagai sekretaris dan asisten kepercayaan ia memikirkan tugasnya yang cukup banyak dan juga berat.Tapi ia bisa membuktikan diri selama enam bulan ini.
Hans mendapat balasan email dari Dave dan langsung mengirimkannya pada HRD ingin mengurus datang terbaru mereka.Dan setelah itu ia meminta HRD untuk mengurus semuanya karena pekerjaannya yang cukup menumpuk ini harus selesai hari ini.
Sementara itu diruangannya Dave masih berkutat dengan beberapa berkas yang ia cek dan tandatangani.
Ting
Vans
[Dave aku mengundangmu malam ini ke club' untuk perayaan ulang tahunku.Aku tak menerima penolakan.]
"Ck... seperti bocah saja, ulang tahun dirayakan",decak Dave lalu menyimpan kembali ponselnya tanpa berniat untuk membalasnya karena temannya itu tak menerima penolakan.
Dave memijit pangkal hidungnya saat rasa pusing kembali datang.Ia sungguh heran dengan tubuhnya saat ini yang begitu lemah.Tak pernah ia mengalami hal ini sebelumnya.
Dave kembali meraih ponselnya saat mendengar notifikasi masuk.Pria itu membuka pesan yang dikirim seseorang.Rahang pria itu kembali mengetat saat Mark mengirimkan pesan padanya.
"Berani beraninya kau menyentuh adikku",desis Dave dengan mata yang memerah menahan amarahnya.
Dave langsung menghubungi Daveena,ia yakin sang adik yang tak tau apa apa pasti sangat terkejut dengan semua ini.
"Davee...are you oke?",tanya Dave saat sambungan telepon terhubung.
"Mas...ada seseorang yang tiba-tiba mengatakan dirinya Mama kita.Aku bingung Mas, bukankah--
"Kamu dimana sekarang?",tanya Dave yang terlihat panik saat mendengar suara serak sang adik.
" Di Mansion kita.Mas belum pulang?",jawab Daveena.
"Mas di kantor.Sebentar lagi Mas pulang,jangan kemana-mana!",ujar Dave.
"Iya..."
Tut
"Mau apa lagi kalian menganggu kami?",batin Dave.
Pria itu segera menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.Ia ingin secepatnya menemui sang adik yang saat ini tidak baik-baik saja.Adiknya itu selama ini tidak mengenal kedua orangtuanya.Fira, orangtua Zaki lah yang ia kenal sebagai ibunya yang ia panggil dengan sebutan Bunda.
Daveena selama tidak pernah menanyakan keberadaan kedua orangtua mereka padanya.Dan ia pun tak pernah mengatakan kebenaran yang ada dimana kedua orangtuanya meninggalkan mereka.
Dan mereka kini datang disaat mereka sudah bahagia.Dave tak akan membiarkan adiknya terluka,cukup ia yang merasakan sakitnya dibuang dan ditinggalkan.
Dave menyelesaikan pekerjaannya tepat jam 6 sore.Cukup terlambat sebenarnya untuk ia pulang.Tapi pekerjaannya juga penting karena Zaki akan datang memeriksa dua hari lagi.Dia tak ingin disebut CEO yang tidak becus.
Dave meninggalkan ruanganya untuk segera pulang menemui sang adik.Pria itu langsung meninggalkan perusahaaan memacu kecepatan mobil mewahnya menuju Mansionnya.
Sesampainya di Mansion,Dave langsung memasuki hunian mewah itu."Dimana Daveena,Bik?",tanya Dave.
"Ada dikamarnya Tuan",jawab pelayan.
Dave langsung menuju kamar sang adik yang ada di lantai dasar mansion itu.Kamar utama di lantai dasar adalah kamar adiknya.Pria itu langsung masuk kekamar sang adik karena pintu kamar yang tidak terkunci.
"Davee...."
Daveena yang sedang duduk di bibir tempat tidur membenamkan wajahnya di kedua kalinya.
"Davee...",Dave langsung memeluk sang adik yang ia tau saat ini tak baik baik saja.
"Mas... apakah benar Mas membawa pergi aku dari Mama?",tanya Daveena dengan suara seraknya menahan tangisannya.
Duar
Dave membeku, berani beraninya wanita yang disebut nya dulu Mama itu memutar balikkan fakta.Dave mengeraskan rahangnya menahan amarahnya agar tidak meledak dihadapan sang adik.
"Mas..."
Dave menangkup pipi sang adik."Tatap mata Mas, Mas tidak pernah memisahkan kalian.Dia--
Ucapan Dave tercekat di tenggorokannya, haruskah ia memberitahu sang adik dan membuatnya terluka dengan kenyataan yang ada.Tapi jika ia tetap diam sama saja ia membenarkan pertanyaan sang adik,dan adiknya membenci dirinya.Dia tak akan siap untuk itu, Daveena segalanya untuknya.Adik dan keluarga yang ia miliki saat ini.Satu satu alasannya berjuang sampai saat ini.
"Dia apa Mas?",tanya Daveena dengan mata yang terlihat bengkak karena menangis.
"Dia--dia yang sudah--
"Jadi itu benar?",tanya Daveena.
Deg
Dave menatap sang adik dengan kening berkerut.Apakah adiknya itu sudah tau sesuatu tentang masa lalu mereka.
"Apa maksud kamu Davee?",tanya Dave.
"Aku sudah tau semuanya Kak, Kedua orangtua kita meninggalkan kita disaat aku masih merah",jawab Dave membuta jantung pria itu berdegup kencang.Dari mana adiknya tau?,tidak mungkin Bunda Fira karena beliau sudah berjanji untuk tidak akan mengatakannya pada sang adik.
"Aku nangis karena dia kejam Mas,dia sudah meninggalkan kita dan malah mendoktrin aku dengan mengatakan jika Mas membawaku pergi.Dia ingin aku membenci kamu Mas",isak Deveena.
"Jangan pernah meneteskan air mata untuk mereka sayang.Mas tidak akan memaafkan diri Mas sendiri melihatmu seperti ini", ucap Dave.Dimana sang adik tau semuanya ia belum mau menanyakannya.
"Mas...aku mau Bunda",isak Dave.
"Kita ke rumah Bunda sekarang jika itu mau kamu",ucap Dave membawa sang adik kedalam pelukannya.
"Bukankah kamu menginap di rumah Bundamu?", tanya Dave.
"Tidak jadi...", geleng Daveena.
"Ayo bersiap-siap",ujar Dave.
"Aku pakai baju ini aja",jawab gadis itu.
"Baiklah...kita berangkat sekarang",ujar Dave.
***
"Bunda..."
"Hai...putri Bunda,ada apa hm?",tanya Fira saat Daveena memeluk begitu erat tau seperti biasanya.
Fira menatap Dave yang duduk dengan wajah datarnya.
"Ada apa Dave?",tanya Fira menatap putra angkatnya itu.
"Daveena bertemu mereka Aunty",jawab Dave.
"Mereka?, siapa?",tanya Fira yang masih memeluk Daveena.Gadis itu tak melepaskan pelukannya.
"Anora...",jawab Dave.
...****************...