Mengisahkan tentang persahabatan tiga gadis yang bertemu dimasa putih abu-abu.
Sebuah kisah manis namun penuh luka diawalnya yang dimulai dari seorang Aisha Yuna, seorang anak dari pemilik toko bunga dengan Arga Bimantara yang merupakan teman satu sekolahnya.
Yuna memiliki dua sahabat berbeda karakter dengannya tapi mereka bertiga saling melengkapi satu sama lain dan juga memiliki kisah yang berliku.
karakter tokoh:
Yuna si gadis lembut dan kalem tapi juga mandiri serta kuat. Pemilik sebuah toko bunga yang ia rintis sendiri sejak masa perkuliahan.
Indri si tomboy yang selalu bisa melindungi dua sahabatnya. Seorang penulis artikel yang bekerja di kantor media milik keluarganya.
Riana perpaduan antara kalem dan tomboy. Seorang designer dan pemilik butik.
Ketiganya memiliki cerita yang berbeda, mulai dari karir, keluarga dan kisah percintaan yang tidaklah mulus.
Yuk simak kisah mereka....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu mertua
Prang.....
Mama Arga menjatuhkan gelas yang ada ditangannya.
Wanita itu terkejut dengan penuturan putra bungsunya yang telah menikahi seorang gadis tanpa sepengetahuannya.
"Ma.... maafkan Arga tidak memberitahukan mama... Arga bersalah ma..." Arga mendekati sang mama dan berusaha memeluknya namun tangan Arga langsung ditepis oleh mamanya.
Mama Arga justru berjalan kearah Yuna yang berdiri dibawah gawang pintu penghubung ruang makan dan ruang keluarga.
Tanpa disangka, mama Arga langsung memeluk Yuna. Terdengar isakan dari bibir wanita paruh baya itu. "Menantu mama" ujarnya pelan.
Mama Arga sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap Yuna dengan tatapan teduhnya.
"Perkenalkan mama Renita, ibu dari suami kamu yang sudah seenaknya menikahi kamu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada mama... Mama minta maaf karena Arga seenaknya menikahi kamu..." ujar mama Renita.
Yuna tak bisa berkata-kata lagi.
"Yuna yang salah tante.. Harusnya tidak melibatkan Arga dalam situasi rumit yang Yuna alami..." sahut Yuna.
"Jangan panggil tante. Meski pernikahannya dadakan tapi secara agama kalian sah suami istri. Dan kamu sekarang adalah putri mama sama dengan Regina, istri mas Dewa..." ujar mama Renita yang menunjuk Regina yang baru saja keluar dari dapur kotor.
"Eh... ini..." Regina hendak bersuara namun suaminya Dewa memberi kode oada wanita itu agar tidak mengungkit ketika mereka bertemu di rumah sakit tempo hari.
"Om Alga... Cila kangen... Om Alga ndak pernah main kecini. Om Alga udah punya pacal ya makanya combong... Teman Cila juga gitu, Bembi ndak mau main cama Cila karena pacalan cama Lilis... Mereka combong cama Cila..." Priscilla datang bersama kakaknya, Yogi. Seperti biasa si cadel Sila akan monopoli om nya itu agar mau mendengarkan semua cerita gadis kecil itu selama di sekolah.
"Eh ada aunty cantik... Cila ingat pernah lihat dilumah cakit.. " Sila memandang Yuna dengab takjub sambil mengingat pertemuan pertama mereka.
Yuna berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan Sila.
"Hai Sila.. Ternyata kamu keponakan om Arga ya.. Wah senangnya ketemu kamu" ujar Yuna yang bahagia bertemu gadis cilik yang pernah ia temui di rumah sakit saat mengantarkan Cakra, mantan tunangannya.
Sila tersenyum lucu dengan giginya yang ompong pada bagian depannya.
"Arga... Yuna, mama akan mengadakan syukuran atas pernikahan kalian. Dan sebagai bentuk penghargaan karena kamu telah masuk dalam keluarga Bimantara... Regina, kita harus belanja. Ini nggak boleh ditunda lama.. " ujar mama Renita penuh dengan semangat.
Arga hanya mengedikkan bahu saat Yuna menatap kearahnya.
"Eh... ayo kita sarapan... Kakak kamu udah masak nasi goreng spesial, kamu harus coba karena ini salah satu makanan favorit Arga... Ayo..ayo..." ajak Mama Renita menggandeng lengan Yuna kearah meja makan.
Suasana di meja makan terasa hangat dan penuh kekeluargaan. Yuna merasakan damai saat berada di tengah keluarga itu. Sesekali ia nampak tersenyum saat mendengar ledekan Dewa pada Arga.
Ditambah dengan celotehan Sila yang membuat suasana semakin hangat dan penuh canda tawa.
Yogi putra pertama Dewa dan Regina adalah sosok yang pendiam dan hanya sesekali saja menimpali candaan sang adik Sila dan beujung dengan Sila yang merajuk setelahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Yuna sedang berada dikamar Arga.
Tadi sewaktu bermain dengan Sila ditaman, pakaiannya tak sengaja terkena air hingga basah.
"Ini... Ganti bajumu segera agar tidak kena flu.." ujar Arga yang menyodorkan kaos miliknya.
"Ini besar Ga.." ujar Yuna saat membentangkan kaos milik Arga itu.
"Cuma ada ini. Kopermu sudah diantar Bismo ke apartemen ku. Jadi ya pakai ini saja. Tidak mungkin kamu akan tetap memakai pakaian mu yang basah itu. Bisa-bisa aku dimarahi mama karena tidak becus jadi suami" sahut Arga.
Yuna mau tak mau tetap memakainya.
"Dia tidur...? Cepat sekali tidurnya...." ucap Yuna saat keluar dari kamar mandi dan mendapati Arga sudah tertidur nyenyak di kasur king size miliknya.
Yuna menatap seisi kamar yang rapi itu.
Rasa kantuknya tiba-tiba menyerang dan ia tertidur disisi ranjang yang kosong.
Sementara di ruang keluarga sedang terjadi diskusi yang sangat alot antara Dewa bersama dua wanita yang sangat ia sayangi.
Dewa tengah disidang oleh sang mama dan Regina istrinya karena pria itu mengetahui pernikahan sang adik.
Mau tidak mau, Dewa menceritakan semua yang ia tahu pada keduanya.
"Untuk cerita lebih lengkap, tanya Arga saja..." ujar Dewa mengakhiri sesi wawancaranya.
Plak...
Mama Renita menghadiahi pria dua anak itu dengan pukulan di bahunya.
"Maa..." rengek Dewa sok dramatis.
"Harusnya kamu kasih tahu mama pada hari itu. Kalau begini, mama segan sama besan mama.. Dasar kalian ini, selalu saja buat mama spot jantung... Aduh bagaimana ini...? Kita harus cepat buat acara selamatan atas pernikahan mereka.." ujar mama Renita dengan raut panik.
Setelah berdiskusi, akhirnya mereka sepakat akan mengadakan syukuran atas pernikahan Arga dan Yuna pada weekend ini.
bersambung....
terima kasih masukannya...