NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Cakar Sakit/ Penemuan Foto di Laci Lemari Cakar

    Cakar jatuh di depan mulut pintu kamar mandi. Tapi sepertinya dia hanya merosot, posisinya duduk di mulut pintu dengan tangan masih berpegangan pada kusen pintu.

   "Mas, kamu kenapa?" Halwa menghampiri, meskipun tadi Cakar sudah membuat hatinya pedih karena keengganan Cakar melihat Halwa memasang foto pengantinnya di media sosial miliknya, akan tetapi jiwa kasih sayang seorang istri tetap timbul dan merasa tidak tega melihat Cakar terdampar di mulut pintu.

   Halwa mencoba mengangkatnya, akan tetapi tubuh Cakar begitu berat. "Mas, aku bantu kamu berdiri," ujar Halwa seraya meraih lengan Cakar lalu diangkatnya.

   Perlahan Cakar mulai mengangkat tubuhnya, untung saja dia bukan pingsan hanya ambruk saja tubuhnya karena efek sakit kepala yang begitu berat.

   "Antar aku sampai toilet, aku mau buang air dan sikat gigi," ujarnya dengan suara berat. Halwa memapahnya sampai toilet. Di sana ia berhenti lalu melepas lengan Cakar perlahan.

   "Mas tubuh kamu panas, kamu demam. Mau aku tungguin di sini?" tanya Halwa ragu.

   "Kamu keluarlah, aku bisa kuat dengan berpegangan seperti ini," ujarnya seraya tangannya berpegangan pada tiang bak kamar mandi.

   Halwa keluar kamar mandi dengan ragu, sebetulnya dia khawatir dengan keadaan Cakar. Apalagi tubuh Cakar panas. Sepertinya dia hari ini tidak akan masuk kantor kalau melihat kondisinya seperti ini.

   Halwa akhirnya keluar kamar mandi, dia segera bergegas menuju lemari, meraih kaos oblong dan celana pendek Cakar. Saat melihat laci lemari, jiwa penasaran Halwa begitu tinggi. Ia menarik laci itu lalu dibukanya.

   Ada susunan foto-foto saat Cakar saat pendidikan Secaba dahulu 10 tahun lalu. Di sana Cakar masih terlihat ABG dan lebih kurus dengan kepala yang botak. Sepertinya itu masa awal-awal pendidikan dan baru lulus Bintara.

   Dibawah foto itu masih ada foto lain termasuk foto almarhumah Seli, karena di bawahnya tertera nama Seli dengan jelas. Foto pengantin dan foto-foto saat Seli sedang bersama-sama Cakar di sebuah kesatuan dengan berseragam loreng. Mereka tampak tertawa bahagia dan serasi. Berbagai pose ada di sana, disertai tulisan dalam sebuah foto, "pasangan terhot dan romantis".

   Dibawahnya masih ada lagi foto, sepertinya foto-foto masa sekolah. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata Seli merupakan adik kelas Cakar satu tingkat di bawah Cakar. Dan sepertinya Seli dan Cakar sudah berpacaran sejak sekolah dulu. Pantas saja Cakar susah move on dari Seli yang lumayan cantik itu.

   Ada rasa sedih di sudut hati yang langsung menyelinap dalam pelupuk mata. Halwa menangis tiba-tiba. Betapa ia tidak ada apa-apanya dibanding almarhumah istrinya Cakar serta perempuan-perempuan KOWAD yang selalu mengelilingi suaminya. Terlebih Cakar memang masih terobsesi dengan perempuan berseragam. Sementara dirinya, hanya karyawan biasa sebuah salon, yang tidak ada apa-apanya dan dipandang sebelah mata.

   "Kenapa dulu aku menerima perjodohan Bu Fajarani? Aku pikir dengan perjodohan ini, Mas Cakar akan mencintai aku seiring berjalannya waktu. Tapi dengan melihat foto-foto ini, rasanya sulit untuk aku merebut hati Mas Cakar," ucapnya dalam hati begitu sedih. Lalu titik air mata itu tidak terasa semakin deras.

   "Srekkk,"

   Suara pintu kamar mandi terdengar dibuka, Halwa segera menyeka air mata yang membasahi pipinya tadi, lalu segera menutup kembali laci dan lemari itu.

   Halwa meletakkan kaos oblong dan celana pendek Cakar di atas ranjang, lalu ia segera menghampiri Cakar. Meskipun hatinya sakit saat melihat foto-foto tadi, tapi tetap saja Halwa melaksanakan kewajibannya sebagai istri, merawat Cakar yang kini sakit.

   "Mas aku bantu," ujarnya seraya memapah tubuh Cakar ke atas ranjang. Cakar manut, ia menuju ranjang dan kembali berbaring di sana. Karena jujur ia kini mengalami sakit kepala yang berat. Untuk menolak bantuan Halwa saja rasanya tidak sanggup, justru Cakar saat ini butuh bantuan.

   Melihat Cakar diam saja tanpa bicara dengan tubuh tidak berdaya, rasanya kalau ikut hati, ingin rasanya ia membiarkan suaminya terkulai tidak berdaya lalu ia pergi saja bekerja ke salon. Namun, Halwa bukan istri yang tega, ia punya kewajiban merawat suami terlebih Cakar dalam keadaan sakit.

   "Mas, aku ganti baju dan celananya. Setelah itu aku mau masakin kamu bubur dan sayur sop, lalu minum obat." Halwa bergegas pergi setelah mengatakan itu. Ia menuju dapur membawa air hangat ke dalam baskom serta kain kompres.

   Halwa menuju kamar lagi dengan membawa air dalam baskom, ia segera menuju ranjang dan duduk di bibir ranjang. Cakar terdengar mengaduh-aduh, mungkin efek demam yang dia rasakan.

   Dengan cekatan, Halwa membuka baju dan celana tidur Cakar hanya menyisakan boxer di dalamnya. Halwa dengan telaten membersihkan seluruh tubuh Cakar dengan kain waslap tanpa terlewat.

   Lalu membalur tubuhnya dengan kayu putih sebelum dipakaikan kaos oblong dan celana kolor pendek. Cakar tidak berkata apa-apa, dia pasrah tubuhnya diapa-apakan oleh Halwa.

   "Mas, kamu baring dulu. Aku akan masak bubur untuk sarapan kamu, setelah itu makan obat. Aku mau bikinkan juga obat herbal alami untuk meredakan sakit kepala dan meriang kamu," ujar Halwa seperti seorang perawat saja.

   Cakar sesekali menatap Halwa tapi tidak bicara. Halwa berdiri. Namun, tiba-tiba Cakar memanggil namanya.

   "Halwa." Cakar memanggil lemah. Halwa menoleh seketika.

   "Iya, Mas?"

   "Aku tidak mau bubur, aku hanya ingin nasi tim," pinta Cakar. Halwa mengangguk, ia paham. Cakar memang kurang suka bubur apalagi yang lembek berair.

   "Baiklah, tunggu aku, ya, Mas. Aku buatkan nasi tim dan sayur sopnya," ucap Halwa lembut sembari berbalik. Ia keluar kamar dan menuju dapur.

   Satu jam kemudian, Halwa sudah menyelesaikan tugasnya memasak. Sejenak sebelum ia membawakan nasi tim dan sayur sop untuk sarapan Cakar ia sengaja mengirimkan pesan WA pada ibunya.

   "Assalamualaikum. Ibu. Apa kabar, Bu? Mas Cakar hari ini demam dan sakit kepala. Obat herbal yang bagus untuk mengobati sakitnya, apa, ya, Bu?" Pesan itu terkirim hanya menunggu jawaban.

   "Waalaikumsalam Halwa, kabar ibu baik. Suami kamu sakit? Buatkan saja rebusan daun salam dan seledri lalu minumkan. Atau kalau suamimu tidak suka rebusan daun dua itu, kamu tinggal bikinkan jus sirsak saja. Itu bagus untuk menurunkan sakit kepala. Suami kamu pasti suka jus itu, tapi ingat jangan ditambahkan susu atau gula. Kalau mau ditambahkan madu saja. Satu lagi, untuk menurunkan demamnya, kalau suamimu tidak menolak, balurkan bawang ungu ke sekujur badan, bawangnya dibelah lalu digosokkan ke badan. Insya Allah akan cepat meredakan demam suamimu."

   "Oh iya, Bu.. Terimakasih infonya."

   "Semoga suamimu cepat sembuh. Oh iya, Halwa, apakah suami kamu mencintaimu? Bilang terimakasih pada suamimu, Helmi sudah dua kali diberi uang jajan oleh suamimu. Semoga rezekinya makin berlimpah dan berkah." Susul pesan WA itu yang membuat Halwa sejenak tercenung. Sebab dia tidak mampu menjawab pertanyaan ibunya yang pertama.

   "Iya, Bu. Nanti Halwa sampaikan pada Mas Cakar." Hanya itu balasan yang Halwa berikan. Halwa kembali memikirkan balasan ibunya yang terakhir.

   "Mas Cakar ngasih uang ke Helmi? Kenapa Mas Cakar baik ke Helmi?" tanyanya dalam hati bingung. Halwa seakan baru sadar, ia segera mengingat pesan dari ibunya tadi tentang obat herbal yang diberikan ibunya lewat pesan WA.

   Jawaban dari ibunya tadi cukup dipahami. Tapi masalahnya buah sirsaknya tidak ada. Tanpa ba bi bu, Halwa bergegas keluar rumah lalu mencegat ojeg dan ke pasar. Setengah jam berbelanja di pasar, Halwa sudah mendapatkan apa yang dia perlukan. Setelah itu Halwa segera pulang dengan menaiki ojeg.

   

1
Julia Juliawati
sayang sayang pala lu orang🤣🤣🤣
Julia Juliawati
maaf" sambel si ceker ayam mah🤣🤣
Julia Juliawati
klo aq jd si halwa ngelawan gedek banget sm suami kalakuan juga jurig🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkkw...
total 1 replies
Julia Juliawati
ini teh rujak bebek hewan ato rujak beubeuk buah"an?
Nasir: Rujak bebek, Teh. Kalo ditulisnya emang bebek, tapi dibacanya eu..... hehehe....
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar adik geblek make nanya anak spa? klo kedengaran sm halwa apa g sakit hati dia
Nasir: Wkwkwkkw
total 1 replies
Julia Juliawati
km gedek krn g ngerasa di. posisi halwa sm klo km ada di posisi dia di sakiti sm suami km pastilah sm sakit hati
Julia Juliawati
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar muna roh kau cakar ayam🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkk kirain munafik tahunya munaroh.....
total 1 replies
Wisnu Artini
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
Eri Erisyah
kurangin Thor marah" ny sicakar ayam
Nasir: Hehehe iya Kak....
total 1 replies
Eri Erisyah
ganti Thor jangan cakar, Cakra lebih baik thor
Nasir: Ok nanti dipertimbangkan.
total 1 replies
Eri Erisyah
kenapa ga Cakra ajj sih Thor...bc ny JD agak gimn gitu
Nasir: Iya ya.... waduh, tapi itu memang udah dr episode awal smp akhir namanya Cakar. Gmn dong Kak? Mohon maaf ketidak nyamanannya ya.
total 1 replies
pupu
baru kali ini aku baca novel gak bosenin yg cerita nya gitu2 aja. dan lumayan nambah sedikit wawasan tentang tni. terimakasih author aku puas dan senang ehehe
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
Novi idrus
seperti'y penulis novel ini, ISTRI tentara
Nasir: Bukan Kakak cantik. Hanya pernah dekat saja. Hehhehe
total 1 replies
Novi idrus
Masi kecil, Jagan main nikah2 dari kecil smpeh besakr pisah karna sibuk TPI blm cerai
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
cak spill makan gudeg nya dimana mau juga aku cobain hehe
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: oiya kah kak aku malah baru tau wkwk orang jogja rumahan gini ni kak malah gatau 🤣🤦
Nasir: Cakar mah ngarang Kak... ada juga gudeg Mbak Mul... tapi di Pasar Klewer...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
dasar ikan nilam gua sumpahin lu mencret 30 hari 🥊😤
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: jahatan mana kak sama ikan nilam yg sengaja banget bikin hati isteri sah sakit karena liat suami nya nganter ikan pasar 🤣 nilam berani nya sama istri sah spek ibu peri gitu coba ketemu yg spek rambo habis tu nilam 😂🤣
Nasir: Wkkkkkkkkkkkk.... jahat bgt Kak...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
idih ga semua orang patokannya dr situnya, orang nikah itu yg di liat karakter dan watak sehari2nya, cara dia menyelesaikan masalah dll yg lebih ke esensi, kalo cuma pendidikan doang tp wataknya ga baik trus suaminya kenyang noh di suruh liatin nilai2 akademiknya doang 😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Wardi lu tau info gini drmana sih wkwk kayak emak2 kompleks aja 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heleh emang lu yakin si selai hamil anak lu siapa tau hamil anak orang lain 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!