NovelToon NovelToon
HASRAT SANG TUAN MUDA

HASRAT SANG TUAN MUDA

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Pembantu
Popularitas:13.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Follow My IG : @mae_jer23

Geyara, gadis kampung berusia dua puluh tahun yang bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Cullen. Salah satu keluarga terkaya di kota.

Pada suatu malam, ia harus rela keperawanannya di renggut oleh anak dari sang majikan.

"Tuan muda, jangan begini. Saya mohon, ahh ..."

"Kau sudah kupilih sebagai pelayan ranjangku, tidak boleh menolak." laki-laki itu terus menggerakkan jarinya sesuka hati di tempat yang dia inginkan.

Tiga bulan setelah hari itu Geyara hamil. Masalah makin besar ketika mama Darren mengetahui sang pembantu di hamili oleh sang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan anak kandung?

Papa mereka masih dirawat di rumah sakit. Tapi Yara tidak pernah datang. Memberi uang kepada mereka pun tidak pernah lagi. Tini dan mamanya tak pernah berhenti menghujat anak itu saking geramnya.

"Lihat anak tidak tahu diri yang papa bawa ke rumah kita. Kalau tahu dia akan membangkang begini sama orang tua, lebih baik dulu papa nggak bawa dia pulang ke rumah kita. Benar kan kekhwatiran mama sekarang? Anak itu cuma jadi duri dalam keluarga kita!" Weni, mama Tini dan Yara tak habis-habisnya marah-marah.

Suaminya sudah bangun. Kalau tidak, kepada siapa coba dia akan melampiaskan amarahnya itu. Tini sedang ke kampus. Sekarang pasangan suami istri itu berada di kos-nya Tini. Jono, suaminya keluar dari rumah sakit kemarin. Sekarang di rawat di rumah. Namun mereka belum bisa pulang ke kampung karena suaminya masih ada dua kali pemeriksaan lagi. Mereka baru bisa pulang setelah dokter menyatakan kondisi Jono sudah pulih benar.

"Mama nggak tahan lagi pa, pokoknya papa harus bilang sama Yara kalau dia itu bukanlah putri kandung kita. Biar dia tahu diri dan membalas budi sama kita." kata Weni lagi.

Jono menghela nafas. Kepalanya masih sakit dan sering pusing pasca operasi. Harusnya dia tidak boleh stres, tapi istri dan anaknya membuatnya stres seperti ini. Bagaimana dia bisa tenang coba.

"Sudahlah ma, toh selama ini Yara selalu ikutin semua kemauan mama sama Tini. Papa liat kalian juga yang terlalu keterlaluan sama Yara. Biar bagaimanapun anak itu adalah putri kita juga."

"Apa papa bilang? Putri kita? Jangan pernah katakan itu. Dia hanyalah anak pungut yang tidak akan bertahan hidup kalau tidak papa bawa ke rumah. Harusnya dulu mama jadikan dia pembantu, bukan adik Tini. Papa ingat? Dulu semua tetangga kita bilang kalau anak itu adalah anak haram papa. Papa nggak malu? Dia itu cuma pembawa sial di keluarga kita. Sekarang lihat, kepala desa berbaik hati menjodohkan anak tidak tahu diri itu dengan Irgo putra semata wayangnya. Tapi apa? Dia justru membatalkan pertunangan itu dengan sombongnya. Sudah begitu dia tega menuduh Tini selingkuh dengan nak Irgo. Papa puas sekarang besarin anak tidak tahu diri seperti dia, hah??

"Cukup ma! Sudah, jangan katakan itu lagi." Jono memegangi kepalanya yang sakit akibat perkataan istrinya. Weni terdiam, meski begitu ia masih mengutuk Yara dalam hati.

Mereka tidak sadar kalau di luar sana berdiri Yara yang tanpa sengaja mendengar semua pembicaraan mereka. Kos-kosan itu kecil, jelas suara kencang itu akan terdengar sampai di luar. Mata Yara memanas. Ia tidak jadi masuk, hanya bisa bersembunyi di luar dan tanpa sadar air matanya jatuh.

Anak pungut?

Aku bukan anak kandung papa dan mama? Jadi selama ini mama dan kakak Tini sengaja memperlakukan aku dengan buruk karena aku memang bukan putri kandung keluarga ini?

Yara menepuk-nepuk dadanya yang sakit. Ia tidak tahan lagi dan berlari sekencang mungkin meninggalkan rumah kecil dan agak kumuh itu. Sepanjang perjalanan ia berlari, air matanya tak kunjung berhenti. Entah sudah berapa lama ia berlari.

Orang-orang yang ia lewati di jalan memandanginya dengan ekspresi aneh. Tapi Yara tidak peduli. Fakta bahwa dirinya bukanlah anak kandung dari orangtuanya membuatnya sangat terpukul. Yara baru berhenti ketika dirinya tidak sengaja menabrak seseorang.

Brukkk!!!

Kalau orang itu tidak segera menangkapnya, pasti dia sudah jatuh ke arah jalan raya. Dan kalau ada mobil yang tiba-tiba lewat, mungkin dia sudah ditabrak mobil. Kondisinya akan jauh lebih mengenaskan jika hal itu benar-benar terjadi.

"Di mata matamu? Kau pikir kau bisa berlari seenaknya di sini, hah?!" Orang yang Yara tabrak berseru marah.

Seorang laki-laki tinggi besar yang wajahnya tak asing. Yara kaget saat tabrakan dengan pria itu. Apalagi ketika pria itu berteriak padanya dengan raut wajah yang betul-betul marah. Saat Yara menatap terus pria itu, ia pun mengingatnya. Si dokter di rumah sakit yang pernah menyelamatkannya juga waktu dia pusing dan hampir jatuh dari tangga. Dokter tampan yang bertugas sebagai dokter jaga papanya.

Entah dokter itu masih mengenali wajahnya atau tidak ia tidak peduli

Yara cepat-cepat menyeka air matanya dan membungkuk meminta maaf.

"Maaf, saya tidak sengaja. Sekali lagi maaf." kata Yara berulang-kali. Setelah itu ia pergi meninggalkan laki-laki itu. Berjalan ke arah taman kecil yang penuh pepohonan di seberang jalan.

Arka, sosok yang ditabrak Yara tertegun melihat wanita itu yang nampaknya ada masalah. Ia masih kenal jelas wanita itu. Wanita yang memiliki kemiripan dengan gadis kecil yang selalu dia rindukan. Sebenarnya pria itu sedang terburu-buru mau menjemput mamanya yang baru saja tiba di bandara, namun saat ditabrak oleh wanita yang dia ingat bernama Yara itu, Arka jadi lupa akan rencana awalnya

Pria itu terlalu penasaran pada Yara dan tanpa sadar kakinya melangkah mengikuti wanita itu. Ia duduk di bangku yang lain, berjarak empat meter dari Yara. Pandangannya tak lepas dari sosok di depan sana. Arka tertegun mendapati tatapan Yara kosong.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia merasa penasaran dengan wanita lain, selain gadis kecil yang selalu dia rindukan sampai hari ini. Entah kenapa Arka ikut sedih melihat wanita itu sedih.

Arka ingin mendekati dan menghiburnya, namun ia ragu. Mereka tidak akrab. Wanita itu pasti akan menganggap dia aneh. Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya pria itu memilih terus duduk di tempatnya dan memperhatikan dari jauh.

Dia pingsan?

Arka berdiri dan melangkah cepat ke tempat Yara duduk. Tidak ada siapa-siapa di taman itu, hanya ada mereka berdua. Apalagi cuacanya mendung begini, sebentar lagi pasti hujan. Jelaslah tidak ada yang akan datang bersantai di tempat ini kalau cuacanya tidak mendukung.

Pada saat sampai di bangku yang diduduki Yara, Arka langsung memeriksa kondisinya. Kalau pingsan berarti harus segera di bawah ke rumah sakit. Namun nampaknya wanita ini tidak pingsan. Sebagai dokter, tentu Arka bisa membedakan mana yang ketiduran dan pingsan. Pria itu tertawa kecil.

"Kau bisa ketiduran setelah menangis seperti tadi? Di tempat umum pula? Apa kau tidak tahu di dunia ini banyak sekali orang jahat?" Arka ingin menyentil kening Yara tapi ia merasa kasian.

Ia menatap wanita yang sekarang kepalanya ia baringkan di atas kepalanya. Wanita itu nampak pulas.

Bubble, aku bertemu dengan seseorang yang mirip sekali denganmu.

Gumam Arka dalam hati. Tatapannya berubah sedih. Bubble adalah nama panggilan sayangnya untuk gadis kecilnya. Orang-orang bilang ke dia bubble-nya sudah meninggal, tapi Arka tidak percaya. Sebelum dia melihat mayatnya, ia yakin bubble-nya masih hidup dan berada di suatu tempat.

Tiba-tiba hujan deras turun. Arka menatap ke Yara yang sekali tidak terbangun. Ia juga sudah coba membangunkannya tapi nihil, wanita ini sudah seperti mayat saja. Arka pun menggendongnya dan berlari ke mobil miliknya yang diparkir di jalan seberang.

1
Pitriati AlexBella
Luar biasa
Inaherlinasofia
awas kena penyakit lho
Meyke Joyce Rantung
semoga pas sadar, sudah tidak hilang ingatan
Meyke Joyce Rantung
waduh...pembantu yang merebut suami majikannya...
Innara Maulida
iiyuuhhhh gak ambeyen tuh 🤮
Siti Kartina
Luar biasa
Jubed Edah
Biasa
Jubed Edah
Buruk
Yuyu sri Rahayu
gmn nasib taya yach dan ada d mna sekarang kasihan banget/Sob//Sob//Sob/
Yuyu sri Rahayu
sungguh tragis nasibmu rilia tp gmn nasib taya yg pergi karena d caci oleh kakek neneknya/Sob//Sob//Sob/
Yuyu sri Rahayu
sedih banget ceritanya /Sob//Sob//Sob//Sob/
Yuyu sri Rahayu
kasihan banget taya pdhl yg sangat menyayangi dia cuma papa dan tantenya saja sekarang malah tantenya meninggal/Sob//Sob//Sob/
Meyke Joyce Rantung
jodohnya Brandon nih...
Adit Eka Wahyu
Biasa
Adit Eka Wahyu
Kecewa
Nurus Syamsiyah
Lumayan
Inaherlinasofia
teman itu saling mendukung bukannya malah merendah kan kekasih nya
Mey Hendrayani
Kecewa
Mey Hendrayani
Buruk
Tsyahani
Mampir yuk ke novelku judulnya
“Hugging the Wound”

Ditunggu kedatangannya 🍂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!