NovelToon NovelToon
Lembayung Dibalik Kabut.

Lembayung Dibalik Kabut.

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Ibu Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.

kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.

Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.

Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senandung Doa.

Malam mulai menyelimuti Bumi, suara binatang hutan mulai bersahutan di tingkahi nada nyanyian jangkrik.

Hafizah dan Syafiq sudah merebahkan diri nya di dalam kemah beralaskan air mattress yang sengaja mereka bawa, entah tidur, entah masih ngobrol.

Dilangit, purnama mulai mengembang, membawa suasana romantis luar biasa malam itu.

Sebuah dermaga sederhana yang terbuat dari kayu Ulin, menjulang ketengah danau sejauh sepuluh meter, tempat perahu perahu penduduk ditambatkan.

 Anastasya keluar dari dalam kemah mereka, membawa sebuah gitar.

"Sayang!, suasana nya sangat romantis, kita pacaran di dermaga kecil itu yok!" ajak Anastasya sambil menarik tangan Ridho.

Badil hanya tersenyum melihat keromantisan kedua majikan nya itu. Dia sudah sangat terbiasa dengan pertunjukan seperti itu. Sedari awal dia ikut Ridho bekerja di perkebunan nya, dia tidak pernah sekalipun mendapati kedua nya berselisih paham, apalagi cekcok. Bahkan semakin lama, sepasang suami istri ini semakin mesra saja, lengket seperti perangko.

 bahkan saat mengontrol perkebunan nya, tidak jarang Anastasya ikut serta, bergelayut manja ditangan Ridho , bahkan ada kala nya Ridho yang bermanja manja pada Anastasya.

Seluruh karyawan perkebunan itu tidak heran lagi, mereka tahu jika majikan mereka ini pacaran setelah menikah.

Bahkan banyak anak buah nya yang mengidolakan kan kedua nya, jadi panutan dalam membina rumah tangga.

Anastasya mengajak Ridho duduk di ujung dermaga kecil itu, menatap riak air danau yang laksana ribuan berlian berhamburan tertimpa cahaya bulan purnama.

"Mainkan gitar untuk ku sayang, aku ingin bernyanyi untuk mu!" terdengar suara Anastasya lembut sambil menyerahkan gitar itu.

"Lagi apa?" tanya nya.

"Lagi lawas, namun mengena dengan suasana nya malam ini sayang, senandung doa" jawab Anastasya seraya merebahkan tubuh nya di lantai dermaga yang cukup bersih itu, seraya berbantalkan paha sang suami.

Ridho mulai memainkan gitar nya, sementara Anastasya mulai bernyanyi.

Peluklah diriku, agar tak jauh dari mu, biarkan lah ku tidur, diatas pangkuan mu, sebelum terlena, senandung kanlah doa, ukirlah nama ku, di relung hati mu.

Lihatlah mentari, perlahan akan tenggelam, biasanya kan datang, rembulan di waktu malam, angin bertiup, menempuh dedaunan, nampak nya menari, riang ditemani rembulan.

Tuhan lihatlah kami. Yang tiada lelah berdoa. Dibalik tirai yang sunyi, menanti hangat nya diri. Dibawah sinar rembulan nampak terang meniti, tatapan mu teduh, riang di temani rembulan. Riang ditemani rembulan.

Suara Anastasya sangat indah, seakan dia benar benar menghayati lagu lawas itu. Tanpa sadar, bulir air mata mengalir di pipi putih mulus nya.

"Sayang! Waktu begitu cepat berlalu, seandainya nya bisa memilih, Tasya ingin selama nya berada disamping Ridho, setiap sholat, Tasya selalu berdoa, semoga kelak di satukan kembali oleh Allah, kalaupun Tasya sudah tiada, yakinlah sayang, cinta Tasya hanya Ido, dunia kita boleh terpisah, tetapi cinta kita selama nya akan menyatu!" ucap Anastasya lirih. Entah mengapa, air mata nya tak bisa dia bendung lagi.

Ridho menggenggam jemari Anastasya erat, air mata nya tiba tiba mengalir tak tertahan kan lagi.

"Jangan katakan itu lagi sayang!, kau tahu jika Ido belum bisa berpisah dari Tasya, kita masih memiliki banyak waktu kan sayang?, kita akan menua bersama, menimang cucu cucu kita, iya kan sayang?" ucap Ridho lirih seraya mengangkat tubuh Anastasya, lalu merangkul nya erat.

"Jangan menangis lelaki ku, kesayangan ku, Tasya hanya berandai andai saja, kita mahluk Allah yang tenggelam dalam lautan takdirnya, kita harus siap menerima semua kehendak dan ketentuan nya, Tasya bahagia sudah bertemu dan disatukan Allah dengan Ido, meskipun dalam waktu yang teramat singkat, kehadiran Ridho sangat bermakna di dalam kehidupan Tasya, terimakasih ya Allah, kau pertemukan aku dengan nya, dan kau satu kan pula aku dengan nya dalam bahtera rumah tangga, aku bersaksi, dia suami terbaik, anugrah terindah mu, bila kelak kami kau pisahkan juga, satukan kembali kami di alam keabadian kelak ya Robby, ku pasrah kan hidup dan mati ku kepada kekuasaan mu ya Allah, jaga suami ku, seperti dia menjaga ku selama ini, bimbing pula putra putri ku kejalan yang engkau ridhai" Isak Anastasya lirih.

Ridho kian mempererat pelukan nya pada tubuh Anastasya, entah mengapa, untuk kesekian kali nya, hati nya dihantui oleh rasa ketakutan yang hebat, takut saat perpisahan itu datang juga.

Kita semua diciptakan Allah dari ketiadaan, dan kelak akan kembali pada ketiadaan pula.

"Ya Allah!, jangan renggut dia dari hamba, biar hamba saja yang terlebih dahulu kau ambil ya Allah, hamba tidak mungkin bisa hidup tanpa dia" bisik Ridho seraya menengadahkan wajah nya ke langit.

Anastasya mencium kedua pipi suami nya itu, seraya menyandarkan tubuh nya di dada pemuda itu.

Purnama seolah tersenyum menatap dua insan yang tenggelam dalam indah nya nuansa cinta kasih itu.

"Lihatlah bulan itu sayang!, ketahuilah, setiap dia purnama, itulah senyum mamah untuk papah, selama bulan itu masih akan purnama, selama itu pula mamah akan tersenyum untuk papah, meskipun dia akan kelam, yakinlah esok pasti purnama lagi!" ucap Anastasya menyandarkan tubuh nya di dada Ridho.

Anastasya yang sedari tadi menggenggam handphone nya, segera memutar kembali rekaman lagu senandung doa yang tadi dia nyanyikan itu.

Rupanya wanita jelita ini sempat merekam sendiri suara nya sewaktu tadi dia bernyanyi.

Anastasya mengirimkan lagi itu ke handphone Ridho lewat Bluetooth.

"Jangan dihapus ya sayang, bila papah kangen mamah, papah putar lagu itu, itulah kata hati mamah untuk papah, Firdaus, Hafizah, dan Syafiq adalah bukti cinta kasih mamah pada papah, jaga mereka baik baik, karena mereka buah kasih sayang kita berdua ya sayang" ucap Anastasya lagi.

Anastasya kembali merebahkan tubuh nya di lantai dermaga kecil itu berbantalkan paha Ridho.

Langit malam ini begitu bersih, tidak ada awan sedikit pun juga. Bahkan bintang gemintang berhamburan menghiasi cakrawala, menemani bulan bercumbu dengan malam hingga pagi datang.

Di dalam kemah, nampak Syafiq mengintip keluar lewat pintu kemah.

"Ah!, papah dan mamah sedang asik berduaan kak, kira kira seberapa besar sih cinta mereka berdua?" tanya Syafiq pada Hafizah kakak kembar nya itu.

"Mana kakak bisa mengukur nya de, yang jelas papah sangat mencintai mamah, dan mamah juga sangat mencintai papah, kita beruntung memiliki orang tua yang saling mencintai dengan begitu besar nya, banyak orang tua lain yang setiap hari bertengkar melulu, tidak perduli di depan anak anak nya" jawab Hafizah.

"Orang tua kalian contoh manusia yang saling menyayangi dengan tulus, kalian harus bangga dengan itu, orang orang banyak yang meneladani mereka berdua, saling memberi, saling menerima, saling melengkapi kekurangan masing masing" ujar Badil ikut bicara.

"Mamang begitu mengenal papah rupa nya" ujar Syafiq menatap kearah Badil.

Pemuda itu mengangguk, "ya, dia teman Mansyah kakak nya mamang, mamang mengenal papah kalian semenjak almarhum kakek kalian masih hidup" jawab Badil.

Semilir angin pegunungan bertiup menuju lembah, membawa hawa dingin di sekitar danau.

Anastasya duduk dengan melipat kedua lutut nya ke atas, lalu kedua tangan nya merangkul kedua kaki nya, untuk mengurangi rasa dingin.

"Apakah tidak sebaik nya kita masuk kemah saja sayang?" tanya Ridho yang melihat sang istri mulai kedinginan.

"Apakah papah bosan bersama mamah di sini?" Anastasya balik bertanya sambil menatap bola mata pemuda itu.

Buru buru Ridho duduk di belakang Anastasya, kedua paha nya merangkul tubuh wanita jelita itu.

"Tidak sayang!, papah tidak pernah bosan bersama mamah, papah kasihan melihat mamah kedinginan" jawab Ridho seraya melepaskan jaket nya, mengenakan di tubuh Anastasya, lalu merangkul tubuh wanita jelita itu dari belakang.

"Tasya ingin menghabiskan malam ini berduaan, hingga rembulan itu menghilang di telan cahaya pagi, siapa tahu dia ni saat saat terakhir kita sayang" bisik lirih Anastasya menyandarkan kepala nya di pundak sang suami.

"Maafkan mamah bila selama hidup menjadi istri papah, masih kurang maksimal melayani papah, mamah minta ke maafan dari papah" ucap nya lagi.

Ridho menempelkan pipi nya di pipi Anastasya, "tidak sayang, kau sudah sangat maksimal melayani papah, kau mata hari nya papah, seandainya nya adapun kesalahan mu, sudah papah maafkan, papah Ridha Anastasya sebagai istri papah, papah mohon, jangan ucapkan kata perpisahan lagi, papah tidak sanggup mendengar nya, kita masih akan bersama sama kan sayang, kita akan menua bersama sama" ucap Ridho seraya memeluk tubuh Anastasya lebih erat lagi.

"Lihatlah bintang yang paling terang itu sayang" ucap Anastasya sambil menunjuk ke langit, "mungkin kalau mamah sudah tiada, mamah akan menjadi bintang itu, agar bisa menemani papah setiap malam, menatap papah dalam diam, memeluk papah dalam kerinduan yang panjang, saat mamah dibangkitkan lagi, yang mamah cari pertama kali adalah papah, makanya pusara kita kelak jangan berjauhan, agar mamah mudah menemukan papah sayang" beberapa bulir air mata kembali mengalir di pipi indah nya.

Entah mengapa, malam ini sangat terasa aura Kesenduan diantara mereka berdua.

Berkali kali Ridho mencium pipi sang istri, air mata nya turut tumpah keluar, menyatu dengan air mata Anastasya.

"Ya Robby, hamba mohon jangan renggut dia dari sisi hamba, hamba tidak mampu hidup tanpa dia, beri kami waktu bersama sama ya Robby!" doa Ridho seraya menatap ke angkasa malam.

Angin semilir masih bertiup membelai kedua nya, namun Anastasya masih enggan beranjak dari tempat itu, ingin menghabiskan malam bersama pria yang mengisi penuh relung hati nya itu.

...****************...

1
A. H. Daniel
lanjut /Cry//Cry//Cry/
Apis
pasti ini ulah si daniar musuh dlm slimut
Herybae Hery
semangaat thoooor💪💪💪💪💪
Abiyyu Sultan
mantap
Herybae Hery
jgn kelamaan thor cepat buat tidho jatuh cinta,😃😃
Apis
yuanci juan gercep mepet ridho 😂😂😂
Apis
thor up nya jngn lama" ya 😄 pengin ya sich bacanya kalo udah tamat ceritnya tp setiap ada notifkasi buru" pengin lngsng di baca 😅😅
Wahyu Kasep: sebaiknya ' bacaan ialah bacaan Al Quran dan hadits 😊
Wahyu Kasep: hijrah 😁
total 2 replies
hairul amin
Luar biasa
Herybae Hery
gass thoor semangaaat💪💪💪💪💪
Herybae Hery
siiiip lanjuttt👍👍👍👍👍
Herybae Hery
jodohkan thooor biar bawang nya ilang
Herybae Hery
gass thooor jgn kebanyakan bawang nya
Apis
ikutan nyesek 😭😭😭😭😭
Apis
othor nich naroh bawang nya kebanyakan 😭😭😭😭😭 pasti si intan ondel" pasar tuch yg ngerjain tasya 😡😡😡
Dida Madu Pati
sangat menyebtuh hati
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!