Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dinar merasa kelelahan, badannya rasanya sudah mau copot untuk membantu Bapak mertuanya di ladang. Ini musim panen, maka mau tidak mau dia harus berbolak-balik ke ladang dan ke rumah dengan cara berjalan kaki.
Jarak yang Dinar tempuh terbilang cukup jauh jika harus berjalan kaki. Di tambah cuaca yang terik membuat tenggorokannya terasa kering saja.
Bug! Bug! Bug!
Suara tumbukan terdengar. Itu warga desa yang beraktivitas menumbuk padi siang ini. Dinar juga ikut bergabung dengan mereka, karena hasil padi nanti akan dikirim ke luar kota, dijual.
Meski cuaca amat panas, tidak mengurangi semangatnya. Dinar tidak bekerja sendirian, Dinar didampingi oleh ibu-ibu desa yang begitu ramah sekali, mereka menumbuk padi dengan sesekali mengobrol sambil tertawa.
"Semangat kali atuh Neng gelis. Dari tadi senyum-senyum saya lihat."
Dinar menoleh tersenyum, "Iya Buk, Mas Vano pulang hari ini."
"Wah, pantas ya wajah Neng berseri. Rupanya suaminya mau pulang to?" Tidak sedikit ibu-ibu yang mencoba menggoda Dinar. Seperti Buk Liya sekarang.
"Udah Neng, sana.., Lebih baik kamu pulang, terus siap-siap aja. Biar sisanya kami yang urus, Neng." Ujar wanita yang sibuk menumbuk padi dengan tersenyum itu.
"Iya, Nduk. Biar kami aja atuh.., gelis. Kamu lebih baik persiapkan diri, suamimu kan sebentar lagi pulang." Sahut yang lain.
Sebenarnya Dinar sangat ingin berlari pulang, bersolek secantik mungkin menyambut kedatangan suaminya. Namun, Dinar merasa tidak enak, karena harus meninggalkan pekerjaannya bersama ibu-ibu tersebut.
"Nanti aja Buk, gak masalah kok. Lagi pula saya juga ngerasa enggak enak kalau ninggalin Ibu-ibu, buat kerja sendirian."
"Ya Allah Neng.., Kayak sama siapa aja loh, jangan ngerasa sungkan kayak gitu, lagian kami kan udah biasa nanganinya. Masih kuat atuh Neng..."
Kayu yang Dinar pegang, diambil oleh Buk Lastri. "Gak apa-apa kok, Buk. Selesaikan aja dulu baru saya balik."
"Udah, kamu sana pulang. Suami itu paling suka disambut kalau dia mau pulang, Neng. Sana-sana!!!" Bukan maksud mengusir tapi mendukung Dinar yang ingin menyambut suaminya pulang.
"Beneran, gak apa-apa, Ibu-Ibu?"
"Iya sana pergi, sambut suamimu dengan baik, Neng."
"Yaudah kalau gitu, saya pamit pulang ya bu."
Setelah pamit, Dinar pergi menjauh dari sana. Dinar berjalan dengan perasaan bahagia. Namun saat Dinar berjalan pulang, dia berpapasan dengan Pak Arga.
"Loh, Dinar? Mau ke mana?"
Sejenak, Dinar berhenti berjalan, menoleh. "Dinar mau pulang, Pak. Dengarnya Mas Vano mau balik sekarang."
"Vano? Pulang? Tumben kali gak ngabari Bapak."
"Dinar gak tau Pak. Mungkin Mas memang jadwal buat pulang lebih cepat."
"Yaudah kalau gitu kamu pulang aja. Maaf, Bapak gak bisa ngantar, kamu bisa lihat Bapak hari ini sedikit repot-kan?"
"Gak masalah Pak, Dinar gak masalah pulang sendirian. Kalau gitu Dinar pamit ya Pak?"
"Hati-hati pulangnya...!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah sampai di rumah, Dinar berpapasan dengan Arin. Arin pun sedikit terkejut melihat kedatangan kaka iparnya.
"Loh, Mbak Dinar udah pulang? Bukannya lagi di ladang sama Bapak, Mbak?" Tanyanya bingung.
"iya Rin, Mbak mau siap-siap, makanya pulangnya lebih cepat."
"Siap-siap? Memang mau ke mana Mbak?"
"Gak ke mana-mana. Itu, Mbak dengar informasi dari rekan kerja Mas. Kalau siang ini Mas kamu mau balik. Jadinya Mbak mau mandi bersih-bersih, biar nyambut Mas kamu juga enak."
Arin tersenyum gemas,
*
*
...BERSAMBUNG,...
Jangan lupa banyakin Like, Komen dan Votenya ya gaes🌻🌻🌻, karena semua itu gratis, di jamin gak bayar sama sekali.💫💫💫
Lope sekebon pokoknya buat kalian orang-orang baik.❤❤❤
Dinar sll membayangkan sentuhan lembut pak arga sll memabukan dan sll ketagihan sentuhan mertuanya...
Pak arga sll memperlakukan dinar sangat so sweet dan romantis bingit dan sll nyaman berada di dekat pak arga....
lanjut thor..