Hot Duda Milik Deana

Suasana liburan mereka sangat bahagia dan santai. Mereka menginap di resort mewah di Nusa Dua, dengan pemandangan laut yang indah.

Hari pertama, Emily bermain pasir dan berenang di pantai. Sementara Maheer dan Deana menikmati sunrise bersama. Mereka juga melakukan snorkeling dan melihat keindahan terumbu karang.

Hari kedua, mereka mengunjungi Tirta Empuk, sebuah tempat suci Hindu, dan melakukan ritual mandi suci. Malamnya, mereka menikmati makan malam romantis di restoran apung.

Suasana kebersamaan begitu hangat dan harmonis. Emily merasa sangat nyaman dengan Deana, hal itu membuat Maheer lega.

Maheer memegang tangan Deana, mata mereka saling berpandangan. "Aku sangat bahagia bisa bertemu denganmu, Deana." katanya lembut.

Deana tersenyum manis. "Aku juga, Mahi. Kamu dan Emily telah mengisi hidupku dengan kebahagiaan."

Maheer mengangkat tangan Deana dan mengecupnya penuh kelembutan. "Aku berjanji akan selalu menjaga kalian berdua."

Emily yang sudah selesai memakan hidangan penutup berlari ke arah Maheer dan Deana. Dia memeluk mereka berdua dengan erat. "Aku sayang kalian berdua!" katanya gembira, dia sudah mulai menerima Deana untuk menjadi Ibu sambungnya.

Maheer dan Deana tersenyum, membalas pelukan Emily. "Kami juga menyayangimu, Nak." kata mereka bersamaan.

Mereka bertiga berpelukan, menikmati kebahagiaan bersama di bawah bintang-bintang. Suasana tersebut sangat hangat dan penuh kasih sayang.

****

Beberapa hari kemudian, mereka memutuskan untuk pulang karena Emily harus masuk sekolah. Dia tidak boleh libur terlalu lama karena sebentar lagi ujian sekolah.

Setelah tiba dirumah, suasana kebahagiaan masih terus terbawa. Deana ikut ke rumah Maheer, menemani Emily yang terus merengek agar Deana tetap bersamanya. Gadis kecil itu berpamitan untuk pergi ke kamarnya sambil membawakan oleh-oleh dari Bali.

Maheer dan Deana duduk di sofa, memandang foto-foto liburan mereka.

"Kita telah membuat kenangan indah bersama." ucap Deana yang menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Maheer.

Maheer memeluk Deana. "Kita akan membuat banyak kenangan lagi bersama-sama."

Saat mereka sedang merasakan kehangatan tubuh satu sama lain, tiba-tiba Debby muncul di hadapan mereka. Dia menatap wajah Deana dengan sinis.

"D—debby." ucap Deana terbata, dia menjauhkan tubuhnya dari Maheer.

"Kau pikir bisa bahagia tanpaku, Maheer!" kata Debby dengan nada dingin.

Maheer mencoba biasa saja. "Apa yang kau lakukan disini? Kau ini seperti jalangkung, datang tiba-tiba dan pergi sesuka hatimu."

"Kau tidak perlu tau apa yang ingin ku lakukan disini. Aku hanya ingin menjemput putriku."

Maheer menatap Debby dengan tajam. "Menjemput? Dia putriku, aku yang mengurusnya dari kecil sampai besar. Dan dia, tidak punya seorang Ibu!" ucapnya kasar. Lalu Maheer meralat ucapannya. "Tidak-tidak! Sebentar lagi Emily akan memiliki seorang Ibu, dan dia adalah Deana."

Debby menatap Deana dengan penuh kebencian. "Kau! Kau sudah mencuri suamiku dan anakku! Aku tidak akan mengampunimu!"

Deana berdiri tegak. ''Aku tidak mencuri siapapun. Mahi telah memilihku."

Debby berjalan mendekati Maheer dengan mata berapi. "Aku tidak akan membiarkanmu bahagia bersama wanita lain! Aku akan merebutmu kembali, Maheer." ancamnya serius.

Maheer tetap tenang. "Debby, kau jangan lupa kalau kita ini sudah berpisah. Kau yang memilihnya dan setelah aku menemukan cintaku, kau malah ingin kembali bersamaku?" Maheer menggenggam jemari Deana. "Aku sudah memilih Deana dan ingin membangun hidup baru bersamanya."

Debby menertawakan. "Deana? Dia tidak bisa menggantikan aku! Aku akan membuatmu menyesal karena kau sudah memilih dia, Maheer!"

"Aku tidak takut dengan ancamanmu, Debby! Aku memiliki cinta yang tulus dari Maheer." ucapnya berani.

Debby berusaha menghasut Deana. "Kau pikir Maheer ini sempurna, Deana? Dia memiliki rahasia yang bisa menghancurkan hidupmu!"

Maheer terkejut, dia tahu apa yang akan Debby katakan. "Debby, jangan!"

BERSAMBUNG